2. Helium

425 37 1
                                    


"Chan, aku menyukainya,"

Haechan diam, rasanya berat dan 

aneh. 

Terasa menyedihkan tetapi juga ada sedikit kegembiraan. 

-jaemin tetaplah teman dekat Haechan. tentu ada sedikit kegembiraan kala temannya memiliki seorang pengagum.-

walau ia telah menduga jika akhirnya pasti seperti ini, Haechan kembali tersenyum pahit. Ia menoleh lalu menatap Jeno lekat seolah tak tahu mengenai hal yang dibicarakan Jeno.

"Siapa Jen? Kau menyukai siapa?"

Ia masih berharap Jeno menyukai irene, bukan Jaemin

dan tentu haechan sangat bodoh karena mengharapkan hal itu.

"Temanmu. Jaemin,"

Haechan mengalihkan pandangannya dari Jeno. Ia terdiam. Mereka berdua hanya menatap jalanan yang sedang ramai oleh pejalan kaki dari dalam mobil. 

Ramainya jalanan seolah menggambarkan dengan betapa kalutnya pikiran kedua orang yang sedari tadi hanya saling mendiamkan satu sama lain.

"Jeno, jangan seperti ini,"

"Aku tak mengerti Chan,"

"Kau lupa tempatmu kembali Jen? Kau lupa jalanmu untuk pulang?"

"Aku mencintai keduanya. Irene, Jaemin.

.

Kau tahu aku pun punya William kan, Chan?"



"Jeno, kalau memang Irene tak bisa membawamu pulang ke rumah, bisakah kau jadikan William sebagai alasan untuk pulang?

Setidaknya sampai kau bisa memilih. Kau pun belum mengenal Jaemin. Terlalu cepat untuk mengatakan kau menyukainya,"

"Lucu ya Chan. Bahkan pernikahan rasanya bukan halangan lagi,"

.......................

"William!"

"Papa! Hari ini kan hari libur, kenapa papa pergi kerja? Mama bilang kalau hari Minggu waktunya main sama papa, tapi papa kerja,"

Jeno tersenyum lebar, mengangkat putranya lantas menciumi pipi yang semakin hari semaikn tembam rasanya. William terkekeh geli, lalu meronta untuk turun dari dekapan papanya.

"William! Oh kenapa pulang secepat ini Jeno? Kukira kau akan menghabiskan malam di rumah sakit,"

Irene yang baru saja turun dari lantai atas terkejut dengan hadirnya Jeno juga Haechan. Biasanya Jeno akan pulang larut malam atau bahkan tak pulang jika bekerja di hari libur seperti ini. 

Irene kadang merasa iba pada putranya. William sangat mencintai papanya. Walaupun irene menjaganya lebih lama daripada Jeno (tentu saja tak bisa 24 jam karena irene juga seorang karir), william selalu lebih memilih papanya daripada irene. 

Saat tidur pun terkadang william tak mau dipeluk mamanya. Jika Jeno pulang larut, william seringkali tertidur di ruang tengah karena ingin menunggu papanya pulang. 

William selalu menanyakan keberadaan Jeno jika ia mendapati papanya tak dirumah saat ia pulang dari daycare


Sama seperti Jeno di masa kecilnya yang selalu menunggu ayahnya pulang kerja.


"Aku pulang cepat karena merindukan anakku! William ayo kita bermain!"

Jeno kembali mengangkat william dan menjadikan will seperti superman yang terbang di langit. Mereka tertawa terkekeh-kekeh saat Jeno berpura-pura akan menjatuhkan william.

Yang Haechan katakan mungkin benar adanya. 



Setidaknya william akan menuntun sebagian hati Jeno 


untuk pulang.

........................................


hallo!

William Hammington is the rl visual version of William Lee

so this is the visualisation


or you can imagine William Lee as whatever you want >

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

or you can imagine William Lee as whatever you want >.<


caraphernelia | Nomin *Discontinued*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang