5. Boron

393 39 0
                                    


Don't forget to Vote and Comment 

Happy Reading!


Kuliah umum terakhir di tahun itu terasa tak berkesan bagi Jeno. Tak hadirnya sang pujaan hati menimbulkan sedikit rasa sedih dan kecewa dalam dirinya.

Wanita itu, wanita yang akhir-akhir ini perlahan menggeser tahta Irene di hati Jeno. Menjadikannya sebagai pemegang tahta teratas dalam piramida hati Jeno. 

Na Jaemin, wanita pendiam yang tak memiliki banyak teman, entah mengapa hari ini tak menunjukkan eksistensinya dalam kuliah umum hari itu.

"Chan, aku tak bertemu Jaemin hari ini,"

"lalu?"

Haechan jengah. Kakak sepupunya itu benar-benar menjengkelkan. Membombardir Haechan dengan puluhan panggilan telepon kala ia sedang dalam ruang operasi (tentu saja Haechan tak dapat menjawabnya). 

Baru saja ingin berganti pakaian, nama "Lee Jeno" kembali muncul di layar teleponnya.

Dan setelah sekian banyak panggilan telepon yang Haechan kira ada sesuatu yang sangat penting dan genting, ternyata Jeno hanya menanyakan 'pujaan hati' barunya.

"kau teman Jaemin. Tanyakan padanya alasan ia tak hadir hari ini,"

"kau benar benar gila Lee Jeno,"

"ya, aku gila. Gila karena temanmu,"

"biar kuingatkan dirimu tentang statusmu saat ini,"

"ya ya ya aku tahu. Aku telah menikah. Ayah dari seorang putra. Ya ya aku tahu benar tentang statusku, tak perlu kau ingatkan lagi,"

"kau tahu statusmu tapi masih bermain mata dengan perempuan lain, tak takut kebiasaan itu menurun pada putramu eh?"

"hei! Ini bukan kebiasaan. Setelah 7 tahun menikahi Irene baru kali ini aku melirik yang lain,"

"Ya ya terserah. Aku muak denganmu,"

"ah terserah. Jangan lupa tanyakan pada Jaemin ya,"

Haechan menutup panggilan itu tanpa menjawab permintaan Jeno. Pergulatan batin tak dapat ia hindari. Jawaban 'ya' dari mulutnya akan dengan perlahan membantu keruntuhan rumah tangga kakak sepupunya. Sedangkan jawaban 'tidak' justru akan membuat Jeno kembali membombardir ponselnya dengan panggilan telepon dan pesan singkat.

Andaikan kala itu Haechan tak mempertemukan Na Jaemin dan Lee Jeno

Andaikan kala itu Haechan tak mempertemukan Na Jaemin dan Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaemin-a, apakah tak apa meninggalkan kalian berdua disini?"

"ya, bukan masalah besar bu,"

"apa tidak lebih baik kita kembali Jaemin? Mari 'pulang' bersama ibu dan memulai hidup yang baru disana,"

Jaemin diam. Ibunya selalu saja membicarakan hal itu.

"Jaemin, biarlah hari itu menjadi angin lalu dalam hidup sayang. ayah, ibu, Eden, kami ada bersamamu, di pihakmu. Apapun yang terjadi, kami selalu di pihakmu Na"

Nana, nama kecil Jaemin.

Keduanya terdiam sesaat. Menatap butiran salju yang perlahan berjatuhan dari pohon Willow yang berada di belakang villa itu.

"ibu, kalau aku pulang, bukankah akan terlalu berbahaya untuk Eden?"

"kudengar dia meninggalkan Ulsan beberapa waktu lalu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan Na,"

"Ibu, sebentar lagi. Tunggulah beberapa saat lagi hingga aku merasa telah siap untuk kembali pulang,"

.

.

.

"biarkan aku bersama Eden disini. Mungkin Eden yang akan membuka maaf untuk hari itu,"


"yang ayah dan ibu harapkan hanya satu Nana-ya, jangan pernah menganggap Eden sebagai suatu kesalahan,"


"dia masihlah sebuah kesalahan ibu,

Setidaknya untuk saat ini,"

.

"Eden, halmae akan pulang ke Ulsan besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eden, halmae akan pulang ke Ulsan besok. Apa Eden mau ikut bersama halmae?"

"No! Eden mau mama,"

"apa Eden tidak ingin bertemu halbae?"

"Eden ingin main dengan halbae. Tapi Eden mau mama,"

Winwin –nama panggilan dong si cheng- merasa tak yakin untuk meninggalkan sang putri dengan anaknya sendiri tanpa sanak keluarga di benua sibuk ini.

Winwin mengerti, korea seolah mengulang mimpi buruk yang sama.

Tetapi bagaimanapun ia dan yuta ada disana, akan lebih baik kalau Eden bersama mereka.

Di lain sisi, Eden lah satu-satunya yang dapat membawa Jaemin kembali.

Eden, penawar dari segala trauma yang selama ini mengikat jiwa Jaemin.

Ya, mungkin beberapa tahun lagi Eden dan Jaemin akan kembali.

Atau mungkin hanya salah satu dari mereka yang kembali.

Hal terbesar yang winwin takutkan mungkin akan terjadi.

Bila trauma itu mencapai titik puncak dan Eden lah yang harus direlakan.

caraphernelia | Nomin *Discontinued*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang