bagian terakhir.
enjoy! ✨ㅡ
Tadi sore, sekitar jam setengah empat, mereka sampai di sini. Sekarang sudah jam tujuh malam. Beberapa lelaki pergi mencari kayu bakar, karena ternyata yang diambil sama Soobin dan kawan-kawan itu kurang. Alhasil, Mark dan kawan-kawan lagi yang turun tangan buat cari lebihnya. Mereka bakal bakar-bakaran, Yeayy!
Dari tadi, para gadis cantik sudah siapin ini dan itu, menata semuaaanya dengan rapi di depan villa milik keluarga Jaemin. Sekarang mereka tinggal nunggu kayu bakar.
Soobin dan Arin dipersilakan untuk berpacaran, mereka bahkan diusir dari sana. Memang teman-teman yang tidak ber-akhlak. Karena itu, Soobin dan Arin memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar pantai, tepatnya di pinggir pantai. Agar kaki mereka kena air pantai, katanya, jadi segar.
Dari pertama kali jalan bersama, Soobin tidak henti-hentinya mencuri-curi pandang dengan Arin. Entah kenapa, matanya ingin terus melihat ke arah kakak kelasnya yang sudah resmi menjadi pacar. Asik.
Se-senang itu. Dasar bucin.
Sedangkan Arin, gadis bersurai pendek itu selalu melihat ke arah pantai. Gelap dan menyeramkan, tapi Arin merasa damai dan tenang saat angin malam yang sejuk menerpa wajahnya.
"Kak Arin."
Mendengar soobin memanggilnya, Arin menoleh. "Kenapa?"
"Lihat," Soobin menunjuk langit malam dengan dagunya.
Arin menurut, ia langsung mengedarkan pandangannya ke langit malam yang ternyata sekarang tengah dipenuhi oleh bintang-bintang. Arin berdecak kagum.
"Cantik ya, Bin," kata Arin pelan dengan tatapan yang masih mengarah pada langit.
Soobin mengangguk. "Tapi masih cantikan Kak Arin sih, menurut aku."
Arin terkekeh. "Pintar banget gombalnya."
"Nggak gombal. Aku jujur ini, Kak."
Arin tertawa sembari mengangguk. "Iya, Bin, iya."
Soobin terkekeh, ia melirik tangan Arin dan menggenggamnya. Saat Arin menoleh kepadanya, Soobin tersenyum. Karena itu, Arin juga ikut tersenyum.
Malam itu, mereka menghabiskan waktu bersama. Teman-teman dari Arin dan Soobin membiarkan mereka berdua di pinggir pantai. Tidak apa-apa, kan? Orang mereka sudah pacaran juga.
ㅡ
Pagi-pagi, di pantai itu enaknya main di sekitar pantai, sebagian dari mereka lagi ngelakuin itu. Sebagiannya lagi, masih malas-malasan di dalam villa. Dari tadi, Arin sudah duduk di ruang tengah, nunggu Soobin yang lagi main volly bareng Mark, Hangyul, dan Sanha di luar. Arin, Yeri, dan Mina memutuskan untuk berada di dalam saja. Nonton film sambil makan buah.
"Enak banget ya villanya Jaem," ucap Mina tiba-tiba.
Arin dan Yeri mengangguk setuju. "Emang nggak salah sih, ikut liburan sama bocil-bocil itu," jawab Yeri.
Arin terkekeh. "Bocil yang udah mau dewasa itu, Yer."
"Iya, termasuk pacar lo."
"Iyalah. Tapi di mata gue, Soobin tetep bocil sih."
"Yeee."
"Kak Arin!" dengan senyum cerianya, Soobin menghampiri Arin yang duduk di sofa ruang tengah. Yeri dan Mina yang peka dengan keadaan langsung pergi keluar. Tidak mau menjadi nyamuk di antara mereka.
"Udah mainnya?" tanya Arin saat Soobin sudah duduk di sampingnya.
"Udah. Udah makan belum, Kak?"
"Udah, tadi makan nasi goreng sama Yeri, Mina. Kamu diajakin malah lari keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? | Soobin, Arin ✔
Fanfic"Tipe cowok Kak Arin itu yang lebih muda dari Kak Arin atau yang lebih tua dari Kak Arin?" "Tergantung. Tapi mudanya jangan muda banget dan tuanya jangan tua banget." "Aku sama Kak Arin, kan, beda setahun. Dan aku lebih muda. Jadi gimana tuh, Kak? B...