06. Kue Mama Soobin

1K 196 9
                                    

hai semua, sebelumnya aku mau minta maaf karena keterlambatan yang sangat terlambat untuk update ㅠㅠ

dan tentunya aku mau berterima kasih kepada kalian semua yang udah baca cerita ini, neol saranghae HEHEHE ♡(。'▽'。)♡

selamat membaca ♡

terus support mereka yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

terus support mereka yaa



Sekarang, Soobin sedang menunggu seseorang di parkiran. Bukan. Ia bukan menunggu Sanha, tapi Arin. Gadis itu mengatakan jika ia ingin pergi ke rumah Soobin untuk membeli kue mama Soobin. Kebetulan keluarga Arin mau mengadakan acara di rumah mereka minggu ini. Jadi, Arin datang untuk mencoba sekalian memesan.

Sudah lebih lima menit Soobin menunggu di sana, ia sendiri karena Sanha dan teman-temannya sudah pulang duluan. Soobin tidak masalah mau menunggu seberapa lama pun karena orang yang ia tunggu adalah Arin.

Setelah menunggu kurang lebih tujuh menit, akhirnya Arin datang. "Maaf ya, jadi lama nunggu, tadi ada temen gue yang bermasalah jadi kita dilamain pulangnya."

Soobin memberikan helm kepada Arin. "Nggak apa-apa, Kak. Santai aja. Ayo naik," Soobin menaiki motornya terlebih dahulu. Setelah Arin ikut naik, baru Soobin menyalakan mesin dan pergi ke rumahnya.

Di perjalanan, keduanya diam. Tidak ada yang membuka suara. Soobin sendiri sedang gugup, karena ini pertama kalinya ia mengajak seorang perempuan ke rumah. Soobin melirik Arin dari kaca spion. Yang ia lihat, Arin santai saja, padahal sebenarnya Arin agak gugup.

Kurang lebih lima belas menit, mereka sampai di rumah Soobin. Arin turun lebih dulu dan melepas helm, gadis berambut pendek itu juga merapikan rambutnya di kaca spion yang mungkin saja berantakan akibat melepas helm.

Soobin pun melakukan hal yang sama, tapi ia tidak memerlukan spion untuk mengatur rambutnya. Saat mengacak rambut, Soobin memperhatikan Arin yang bercermin di kaca spion, gadis itu sibuk sendiri dengan rambut lurusnya.

"Udah cantik kok."

Gerakan Arin terhenti, ia menatap Soobin melalui kaca spion, "Gombal terus bin," kekehnya.

"Nggak gombal, Kak, emang nyatanya Kak Arin cantik kok," Soobin turun dari motor lalu mengambil helm yang berada di tangan Arin. "Ayo, Kak," Soobin berjalan memasuki halaman rumahnya.

Arin terdiam. Matanya mengarah kepada Soobin yang sedang melepas sepatu. Arin menghela napas, ia tertawa pelan. "Kenapa dia lucu banget sih di mata gue?" gumam Arin pelan.

Can I? | Soobin, Arin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang