Hongjoong mengerjapkan mata, mendapati cahaya menyilaukan berpendar dan memaksa masuk. Seusai matanya menyesuaikan kapasitas cahaya, ia mendapati Mingi duduk di samping kasurnya.
Lengannya tertekuk, telapaknya saling bertaut. Kepalanya ditundukkan dan dengan ritme pelan tangannya memukul dahi.
Tampilan Mingi kali ini cukup klinis di mata Hongjoong. Setelan jas hitam dan turtle neck berwarna senada. Rambutnya ditata dan disisir le atas.
"Mingi..?" Hongjoong memanggilnya lirih. Yang dipanggil terkejut bukan main.
"Akhirnya anda sadar." Hongjoong tidak begitu senang ketika melihat wajah Mingi. Matanya bengak, kantung mata ikut serta menghias.
Hongjoong berdecih, "apa kamu bekerja terlalu keras?" Mingi hanya terkekeh pelan. Ia menutupi senyum dengan tangan kirinya. Ah jam tangan mahal itu -pemberian ibunya pada hari pertama Mingi bekerja.
"Kamu sudah bekerja sangat keras, luangkanlah waktu untuk beristirahat."
Sunyi. Bukan tipikal Mingi yang biasanya.
"Saat hari itu.., aku ingin kembali ke kantor." Mingi kembali menaruh perhatian pada Hongjoong, "namun aku mendapat notifikasi yang berbunyi seperti, 'Musuh berada 1 kilometer dari posisi' aku pikir menyelesaikan satu misi lagi bukanlah hal sia-sia.
Aku memutar balik mobil, menuju tempat yang diarahkan oleh navigasi. Namun tujuan akhirnya berada di Eunhyu-dong. Asrama itu. Seorang wanita tua melarangku, namun aku memberitahunya bahwa aku hanya mengecek lantai enam."
Hongjoong terhenti, membuat Mingi semakin penasaran, ia mendekatkan dirinya. "Apa yang terjadi?"
Mata Hongjoong membulat ke arah Mingi. "Se-Oh.., dia ada disana dan berusaha membunuhku."
Jantung Mingi serasa tak berdetak.
"Ia menyilangkan pedang berdarahnya padaku. Membuatku linglung dan terjatuh. Kurasa ada beberapa benturan yang terjadi antara kakiku dan pegangan tanggaㅡ"
Mingi tiba-tiba beranjak dari duduknya, "aku akan panggil dokter."
Yunho melihat kerumunan wartawan dari tempat duduk penumpang di dalam mobil berwarna hitam berkilap. Dia akan melakukan konferensi pers atas semua peristiwa mengejutkan yang terjadi.
Dia membenarkan jasnya, menarik napas dan membuka pintu mobil. Flash kamera menembaknya berkali-kali. Ia menyipitkan mata karena mereka, memberikan kode pada para tim keamanan untuk menenangkan mereka.
Yunho menaiki beberapa anak tangga, hingga ia merasa pantas untuk memberikan kesaksian. "Saya akan angkat bicara tentang musibah yang kami dan teman-teman kami terima,"
"Tuan Ahn, apa benar KLOTZ akan mengeluarkan gim baru? Jika benar, bagaimana perkembangannya tanpa ada Tuan Direktur Utama dalam perusahaan anda?"
Yunho menggulum bibir dan mengangguk, menerima pertanyaan si wartawan.
"Benar sekali, KLOTZ akan mengeluarkan gim baru namun kami belum bisa memberi kabar pasti kapan kelaluarnya," dia mendesis pandangannya teralih sekilas, "seperti yang anda ketahui, Dirut Lee Hongjoong sedang dirawat untuk sementara waktu dan kami belum mendapat kabar perkembangannya dari rumah sakit. Maka dari itu para direktur melakukan rapat untuk membahas hal ini."
Dari Yunho mikrofon ditarik untuk dirinya sendiri, kemudian ia bertanya kembali. "Lalu, apa hasil dari rapat tersebut?" Yunho menhalihkan pandangan seriusnya.
"Kami telah memutuskan untuk mengganti sementara Dirut perusahan KLOTZ, kemudian kesempatan ini kami berikan kepada Tuan Ji Seonghwa." Yunho mendengar bisikan-bisikan dari wartawan wanita, tentu saja tidak jauh dari memuji ketampanan Seonghwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Prince (밤의 왕자 이야기) [ATEEZ]
Fanfic[slow] Ateez Fanfiction Prev; Tale of the Night Prince ˏˋ°•*⁀➷ "AnuㅡAku mengirimi mu surel, aku ingin menawarkannya padamu. e-eh... tapi mungkin Pak Hwang akan merebutnya. Itu gim AR pertamaku. Sekalian tolong diujicobakㅡ" Hongjoong menggerutu...