Semua tempat, nama, organisasi, kelompok, dan agama dalam cerita ini hanyalah fiksi.
Kau berhasil menyelamatkan para pangeran.
Kini level dua.
Hongjoong meluruskan kakinya di bawah pohon. Penjaga taman yang sedar tadi melihatnya beradu pedang tak terlihat dan berjalan tak menentu hanya membiarkannya beristirahat. Taman sudah dikunjungi banyak orang, dan Hongjoong tetap memainkan gim tersebut hingga tak kenal waktu.
Hongjoong mengatakan pada Yeosang dan Mingi bahwa ia akan memutuskan sambungan telepon, sebab baterai ponselnya habis. Dengan sisa tenaganya, ia kerahkan tubuhnya kembali pada mobil yang terparkis di luar. Taman tersebut tidak menegur Hongjoong sebab mobilnya menghalangi jalan. Entahlah, persetan. Kini dia hanya ingin istirahat.
Mingi memeriksa surel yang Hongjoong dapatkan di ruangannya. Yeosang ada rapat penting dengan koleganya jadi dia putuskan untuk pindah. Lagipun, tidak enak jika Mingi bekerja di ruangan Yeosang.
Mingi asik merivew dan melihat-lihat isi surel tersebut sebelum akhirnya paham. Lalu telepon disebelahnya berdering, "halo?" ucapnya pada penelepon di seberang. "Tamu pak Lee? Ah baik akan saya antarkan ke ruangannya." Lantas Mingi membereskan mejanya, dan menuju lobi.
Di depan meja lobi, tengah berdiri seorang wanita muda bertubuh ramping yang mengenakan coat berwarna hijau tua dipadu celana kulot berwarna pastel. Mingi menunduk hormat padanya, dan memberikan kartu namanya. "Pak Yu, Ketua pusat pengembangan?" Mingi mengangguk, dan mengantarkannya ke ruangan Hongjoong.
Mereka menaiki elevator hingga lantai enam puluh dua. Terdapat lorong kecil yang di ujungnya terdapat meja sekertaris berwarna putih. Mingi mempersilahkan wanita muda itu duduk dan melihat-lihat ruangan. Ruangan yang luas dan didominasi dengan warna putih dan abu-abu ini menyejukkan mata.
Mingi meninggalkannya, setelah memastikan wanita tersebut sudah nyaman dengan ruangan. Selanjutnya, ia hubungi Hongjoong.
Hongjoong menerima panggilan Mingi setelah ia membersihkan diri setelah bangun dari tidur beberapa menit yang lalu. Hongjoong berdeham membenarkan pertanyaan Mingi seputar tamu tersebut. Hongjoong kemudia bergegas mengambil kunci mobilnya dan menuju basement.
Yongsun langsung berdiri begitu mendengar suara pintu dibuka menampilkan Hongjoong yang menggunakan jas rapi. Yongsun dan Hongjoong saling membungkuk hormat. Hongjoong berjalan dan duduk di seberang Yongsun. "Jadi, apa yang ingin anda bicarakan, Pak Lee?"
Hongjoong memposisikan posisi duduk yang nyaman, "Kim Youngbin, adikmu bukan?" Hyun mengangguk. "Dia membuat game dan menjualnya kepadaku. Youngsun menghubungiku semalam dan memintaku untuk membicarakan ini padamu, karena kau kakaknya."
Youngsun mendesis dan menyenderkan tubuhnya pada sofa, "ini aneh, apa dia benar-benar sudah menyelesaikan gim yang dia buat secepat ini?" gumamnya.
"Ada masalah?"
Youngsun mengangkat dagunya dan menggeleng cepat pada Hongjoong. "e- enggak.. Aku hanya heran dia bisa selesai membuat gim secepat itu. Adikku memang jenius di keluarga. Dan akhir-akhir ini dia sedang studi di Amerika. Omong-omong, dia tawarkan berapa padamu?"
"tiga miliar." Youngsun terperanjat dari duduknya.
"HHAAH BANYAK BANGET!" Ia berucap perlahan lalu mendudukan dirinya kembali. Berdeham sebentar kemudian lanjut bicara. "Aku harap gimnya sangat bagus sehingga dia berani menawarkan harga selangit padamu." Hongjoong mengangguk, "Tentu, gimnya sangat bagus. Aku mengujinya semalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Prince (밤의 왕자 이야기) [ATEEZ]
Fanfiction[slow] Ateez Fanfiction Prev; Tale of the Night Prince ˏˋ°•*⁀➷ "AnuㅡAku mengirimi mu surel, aku ingin menawarkannya padamu. e-eh... tapi mungkin Pak Hwang akan merebutnya. Itu gim AR pertamaku. Sekalian tolong diujicobakㅡ" Hongjoong menggerutu...