Chapter 3

2.1K 249 50
                                    

Bokuto kini sudah berada di kafe yang ia katakan. Tengah menunggu Kuroo yang belum juga datang kesana.

Sembari menghalau bosan, ia memainkan ponselnya. Berharap Kuroo cepat sampai.

BRAK!

"HEY BRO!"

Kuroo menggebrak meja guna mengagetkan Bokuto, dan usahanya berhasil.

"KUROO SIALAN!"

"HAHAHAH!"

Kuroo hanya tertawa kala melihat wajah kaget Bokuto barusan. Ia kemudian mendudukan dirinya di kursi yang tepat berada dihadapan Bokuto.

"Jadi, bisa kau jelaskan semuanya?" Tanya Kuroo langsung pada inti masalah.

Bokuto mengalihkan wajahnya yang sedikit memerah. Sedikit ragu untuk menceritakannya.

"Bo?"

"ARGHH!! BAIKLAH BAIKLAH AKAN KU CERITAKAN!"

Bokuto berteriak, membuat beberapa pengunjung mengalihkan pandangannya kearah mereka. Sementara mereka berdua justru tidak peduli dengan pandangan kebingungan orang orang dan tetap melanjutkan obrolan.

"Aku menyukai Akaashi sejak beberapa hari lalu.

...

Tapi kalau kupikir lagi, sepertinya aku sudah lama menyukainya.. Hanya saja aku tidak menyadari perasaan itu.."

"YAH! KAU BODOH SEKALI!"

"AKU TAHU! AKU TAHU AKU BODOH KARENA BARU MENYADARI PERASAANKU SEKARANG!"

Bokuto menyandarkan kepalanya pada kedua tangannya. Tampak sedikit frustasi.

Bodohnya Kuroo, sahabatnya sedang seperti itu tetapi ia justru memanas manasi dirinya.

"Huhh baiklah.. Kau ingin aku membantumu dengan cara apa?" Tanya Kuroo.

Sementara Bokuto memandang kearah Kuroo melewati celah celah jarinya. "Aku tidak tahu.." jawabnya lesu.

Kuroo menghela nafas lelah. Mau tidak mau ia yang harus memikirkan caranya. Jangan sampai Bokuto berubah ke emo modenya karena akan susah jika seperti itu.

Ia bukan Akaashi yang dapat memulihkan keadaan Bokuto hanya dengan sepersekian detik menggunakan kata kata mutiara nya.

"Hahh.. apa ya..?" Kuroo mencoba berpikir, sementara Bokuto memberikan tatapan memelas pada Kuroo.

"Hmm... Ah! Aku tahu!

Kita berikan kejutan padanya!"

Bokuto memandang bingung. "Kejutan?"

Kuroo tidak menjawab, dan hanya menampilkan seringai liciknya.

✧ ೃ༄*ੈ✩

"Woah.." Akaashi memandang kagum pemandangan dihadapannya.

Sebuah taman indah yang dihiasi berbagai macam bunga bunga bermekaran berwarna warni. Membuat siapa saja akan terpesona melihatnya.

Terdapat sebuah bangku panjang juga disana, dan kini Akaashi tengah berfokus pada pemandangan air mancur yang berwarna warni dihadapannya.

"Indah sekali.."

Akaashi terlalu kagum pada pandangan dihadapannya, sampai lupa bahwa Bokuto telah mengajaknya kemari.

"Bokuto-san aku—"

DEG!

Akaashi menghadapkan tubuhnya kearah belakang guna melihat Bokuto. Niatnya ingin mengucapkan terima kasih karena telah mengajaknya ke tempat indah seperti ini, tapi—

"B-Bokuto-san?"

Dihadapannya, Bokuto tengah berlutut sembari menyodorkan berbagai macam bunga yang dirangkai indah di tangannya.

Akaashi tidak mengerti. Jantungnya sudah berdegup sangat kencang sejak melihat Bokuto seperti itu. Otaknya sudah dapat menyimpulkan satu hal, namun hatinya memilih untuk tidak terlalu mengharapkan sesuatu yang belum tentu akan sesuai dengan perkiraannya.

"Akaashi.. Aku tahu aku ini menyebalkan, merepotkan, dan selalu membuatmu susah..

Tapi.."

Ia memandang kearah Akaashi dengan tatapan berharap, membuat pandangan Akaashi terkunci dalam kedua mata indah Bokuto.

"Aku mencintaimu, Akaashi.. Maukah kau menjadi kekasih ku?"

Tes

Air mata seketika menetes. Kuroo yang bersembunyi dibalik banyaknya bunga dan semak semak hanya menyeringai dari kejauhan.

"Kejutan? Apa maksudmu?"

"Yahh kejutan. Kau akan mengajak Akaashi ke suatu tempat dan menyatakan perasaanmu disana. Tapi sebelum itu, kau harus membuat persetujuan dengan pemilik tempat itu bahwa kau ingin sedikit mendekorasinya untuk menyiapkan acara pernyataan cinta mu."

"Sepertinya rencana ku berhasil.."

Sementara di sisi lain, Akaashi masih lagi belum menjawab, membuat Bokuto semakin gugup dengan jawaban yang akan Akaashi lontarkan nantinya.

"Bokuto-san kau bodoh. Kau tidak perlu sampai seperti ini hanya untuk menyatakan perasaan mu padaku!" Akaashi memukul pelan dada bidang Bokuto, sementara Bokuto hanya terkekeh.

"Jadi.. apa jawabanmu?" Tanya Bokuto penasaran.

Akaashi kemudian memeluk Bokuto dan menyembunyikan wajahnya. Ia mengangguk, "Aku.. menerima mu.."

Bokuto yang mendengar jawaban itu langsung berteriak histeris. "YOSHAA!!!!"

Para pengunjung yang sejak tadi menyaksikan kejadian itu ikut berteriak histeris. Mereka memfoto momen momen menggemaskan yang dapat membuat mereka mimisan saat itu juga.

Bokuto melepaskan pelukannya sepihak dan menatap lekat kedua mata indah Akaashi. "Aishiteru.."

Chu~

Tepat setelah Bokuto mengatakan hal itu, ia langsung mencium lembut bibir Akaashi. Sang empunya membelalakan kedua mata terkejut, tetapi pada akhirnya ia ikut memejamkan mata dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Bokuto.

Para pengunjung kembali berteriak, namun lebih histeris. Beberapa masih lagi memfoto momen mereka, dengan bantuan tissue untuk menahan darah keluar dari hidung.

Beberapa lagi sudah terjatuh pingsan akibat tidak kuat menahan keuwuan kedua pasangan itu.

<°• TBC •°>

Dahlah, hasilnya gini amat niat mo bikin romance

Yang lagi nungguin Silent Scream sabar dulu yeu, otak Rei lagi gada ide buat next chap nya :'D

Btw, mulai chap 4 dah balik KuroKen lagi, santai aja ( dikit dikit ada bumbu BokuAka si tapi )

Ok see you next chap ❤

Friends Become Lovers [ KuroKen ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang