Chapter 2 [ Remake ]

2.4K 302 16
                                    

Acara sarapan pagi berjalan dengan hening. Biasanya jika Kuroo datang kerumah dan melaksanakan acara makan bersama dengan kedua orangtua nya, ia akan secara terang terangan menggoda Kenma atau bercerita sesuatu pada mereka berdua.

Tetapi kali ini hanya hening. Ia bahkan tidak melirik kearah Kenma sedikit pun dan hanya fokus pada makanannya.

"Uhm, Tetsurou... kun?" Sang ibu kembali bersuara.

"Ah, y-ya?" Kuroo menjawab gugup. Terlihat jelas dari suaranya.

"Etto.. apa kalian berdua memiliki suatu masalah?" Tanya ibunya dengan raut wajah kebingungan.

"Uhm, tidak? Kenapa?" Kuroo giliran bertanya.

"Yah.. kalian bersikap sedikit aneh pagi ini..

Biasanya, kau akan sesekali menjahili Kenma dengan sesuatu atau setidaknya kau akan bercerita tentang orangtua mu pada kami. Tapi.. kenapa hari ini kalian hanya saling berdiam diri?"

"..." Kuroo kembali mengingat kejadian tadi. Ia langsung menutupi wajah memerahnya sebelum ketahuan.

"Ugh, tidak apa.."

Kenma yang dari tadi hanya sibuk melamun entah memikirkan apa, kini melihat kearah Kuroo yang tengah menutup wajahnya menggunakan satu tangan.

Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

Aneh.

Tapi ia tidak terlalu mempedulikannya dan kembali melanjutkan acara makan yang sempat tertunda beberapa saat.

Ayah dan ibunya hanya saling menatap bingung, kemudian mengedikan bahu bersama.

✧ ೃ༄*ੈ✩

Ceklek

Pintu kamar dibuka. Kenma berjalan masuk kedalam kamarnya, dan di susul oleh Kuroo dibelakang.

Saat pintu di tutup, tepat pada saat itu juga handphone nya berdering, menandakan bahwa ada panggilan masuk.

Ia mengangkatnya. "Moshi-moshi?"

"KUROO!!!!"

Kuroo menjauhkan handphone nya dari telinga kala mendengar teriakan keras dari Bokuto.

"Kuroo!! Bisakah kau membantuku?!!" Tanya Bokuto dengan suara kerasnya lagi.

"Membantumu? Memang kenapa?" Kuroo terlihat kebingungan.

"Uhm- yah intinya membantuku! Kau bisa?"

Kuroo menaikkan sebelah alisnya. Semakin bingung dengan perkataan Bokuto.

"Apa yang bisa kubantu?"

Bokuto tampak sedikit terdiam. Lalu dengan satu tarikan nafasnya, ia berkata dengan lancar. "BANTU AKU MENYATAKAN PERASAANKU PADA AKAASHI!!"

Kuroo kembali menjauhkan ponselnya, tetapi dengan jarak lebih pendek dan tentu saja ia masih dapat mendengar suara Bokuto.

"A..kaashi? KAU MENYUKAINYA?!!" Kini Kuroo yang berteriak histeris, dan Bokuto melakukan hal yang sama seperti Kuroo. Sedikit menjauhkan ponselnya.

"... begitulah.." Jawab Bokuto malu malu.

"KENAPA KAU TIDAK MENGATAKANNYA AWAL AWAL?! Baiklah, lebih baik kita bertemu sekarang daripada hanya mengobrol di telepon seperti ini. DAN jangan lupa untuk MENCERITAKAN SEMUANYA padaku saat kita bertemu NANTI!"

"IYA BAIKLAH! Aku akan menunggu mu di kafe Haikyuu."

"Baiklah aku akan segera kesana."

-Panggilan dimatikan-

"Kenma gomen, sepertinya aku harus pergi sekarang. Aku ada janji dengan Bokuto di kafe.."

Kenma yang tengah memainkan gamenya kemudian menatap Kuroo dan mengangguk. "Baiklah, hati hati di jalan.."

Kuroo hanya menanggapi dengan senyuman dan keluar dari kamar. Sementara Kenma yang hendak kembali fokus dengan gamenya serasa tidak bisa dikarenakan otaknya selalu terus memikirkan Kuroo.

".. Sial.."

<°• TBC •°>

Okk, next chapter isinya full tentang BokuAka 😗✌🏻

See you next chap! ❤

Friends Become Lovers [ KuroKen ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang