Chapter 5:Terkepung!.

10 1 0
                                    

Gue Lathasa Aurora Ramatha bisa ngelakuin apa aja dan gak segan - segan ngebunuh Lo di depan mata keluarga lo.

-Lathasa Aurora Ramatha-
••••••

Lathasa kini sedang berada di apartment Anggara sedang bermain PS bersama ponakan Anggara kebetulan ponakan anggara ke apartment milik Om tengilnya itu.

"Yeayy Nte Caca Kalah!" Ucapnya dengan pipi tembemnya yang membuat lathasa ingin mencubitnya Saja.

"Kalah ke anak kecil!, Noob."

Lathasa menghiraukan kekasihnya sekarang sudah pukul sembilan, lathasa berpamitan kepada Farhan ponakan Anggara untuk pulang.

"Nte mau ke mana?"

Lathasa menoleh ke arah sumber suara, "Nte pulang Dulu ya farhan ganteng." Ucapnya kemudian jongkok untuk menyamakan tingginya dengan Farhan.

"Umm bwesok kwsini lagi ya nte." Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya lalu Lathasa mengacungkan tangannya sembari menoel pipi Farhan.

"Aku anter?"

"Gak. Gara sama Alka udah diluar."

"Oke, hati - hati dijalan."

Lathasa mengangguk lalu pergi.

***

"Sa"

Lathasa berdehem dengan mata yang terfokuskan ke handphonenya.

"Lo tau ga-"

Ting!

Ucapan Gara terpotong kala Thasa menyuruhnya agar diam Duluh, Thasa menerima pesan dari orang tak dikenal di linenya! Dan Isi pesan itu sangat aneh!.

"Lo ngelawan gue tambah gak segan segan gue ngusik hidup lo, Lathsa Aurora Ramatha, putri dari keluarga Ramatha."

Lathasa terdiam lalu Gara tiba tiba menancap rem nya dengan mendadak membuat Alka dan Thasa terpelonjak kaget, "Kenapa Lo anjing?!" Tanya Alka dengan kesalnya.

"Kita dikepung!!!"

Thasa langsung membuka ponselnya lalu menelfon wakil ketua Gengnya yaitu 'GRACE'.

"Halo! Gue dikepung di lorong sempit atau gang sempit yang biasa kita lewatin! Gue butuh bantuan Lo! See you!."

Tutt.

Thasa turun dari mobilnya yang diikuti sepupu sepupunya.

"Lathasa Aurora Ramatha, gadis cantik yang kekasihnya adalah Anggara Fernandez Argantara. Cantik tapi psyicopath." ucap pria yang berdiri tegap dengan senyum sinisnya.

"LO JANGAN SUKA NGEBALIKIN FAKTA BITCH!" teriak Lathasa, saat Lathasa akan menyerang lawan musuhnya Alka Dan Gara dengan sigap menahan lengan Lathasa.

"Sabar Sa, bentar lagi temen temen udah mau nyampe tahan emosi Lo." Bisik Gara.

"Gada waktu!" Dengan keras kepala Lathasa langsung menyerang pria itu yang bernama 'Dafa' Ya! Penghianat itu!.

Bugh

Dafa tersungkur ketanah saat menerima bogeman di pipi kanannya, sangat keras membuat pipinya sudah sedikit membiru.

"Lemah."

Hanya kata itu tang terlontar dari mulut Lathasa lalu ia hanya diam menatap Dafa dengan sengit.

"SA AWAS!" teriak Alka saat Lathasa akan dipukul menggunakan balok besar oleh anak buah Dafa, sedangkan Dafa terkekeh kecil.

Bugh

Bugh

Bugh

Lathasa langsung mengambil alih balok itu disaat Anak buah Dafa sudah tersungkur.
Tanpa aba aba lagi Gara dan Alka sudah ikut dalam perkelahian tersebut.

Namun...

Dor!

Suara tembakan terdengar nyaring di telinga mereka bertiga, hampir saja kena ke dada Lathasa namun dengan sigap ia langsung menghindar yang membuat Tembakan itu malah meleset dan terkena Dafa yang mau berdiri.

"Shit!" umpat Dafa lalu terjatuh dengan darah yang keluar dari dadanya.

Lathasa tersenyum sinis ke arah anak buah Dafa yang berada di depannya sedangkan Dafa sudah tak sadarkan diri di belakangnya. "pengecut! Mainnya main tembak - Tembak asal aja." Ucap Lathasa.

Anak buah Dafa yang berjumlah 50 pun tumbang dan sekarang tersisalah 10 anak lagi tapi mereka malah Kabur saat Lathasa membunuh temannya dengan pistol yang Ada disakunya. Ya! Dia yang tadi menembak malah meleset sudah tak sadarkan diri.

Setelah beberapa menit Teman - Teman mereka datang bahkan Anggara dan Leo pun juga datang tapi mereka sangat kaget dengan jalanan yang biasanya bersih menjadi merah darah.

Lathasa menoleh ke arah mereka, "Pahlawan kesiangan!" ucapnya seraya menatap teman - temannya dengan wajah datar.

-To be continued-

Jangan lupa voment🖤


LATASHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang