Chapter 9:Hamil?

6 0 0
                                    

Gue bukan siapa siapa lo gue hanya pengamgum rahasia yang gabisa milikin hati lo.

-Alkantara Giovano-
••••••

Thasa sedang menatap langit - langit kamarnya, ia khawatir dengan keadaan Leo. Abang... Maafin Caca keterlaluan ya, caca cuma bisa ngelindungin abang secara diam - diam. Caca Cape Bang ntar Caca surprise abang ya kalo Caca udah mau pulang. Ucapnya dalam hati tanpa sadar cairan bening itu kembali keluar yang langsung ia hapus.

Me: Keadaan Bang Leo gimana?.

Fardah: Alhamdulillah udah sadar dan barusan udah dipindahkan ke kamar. Kalo lo mau kesini Kamarnya Di Melati nomer 1.

Me: Jaga Bang Leo baik-baik.

Fardah: Buat Lo apa aja gue turutin Ca.

Me:Thanks bro.

Fardah: Iya sama. Bisa ketemu Di café shop?

Me:OTW.

Fardah:Sip,gue sendiri abang Lo Grace sama Arga yg jagain.

Me:Ok.

Lathasa terdiam lalu langsung mengganti pakaiannya menggunakan jaket kebanggannya yang sama seperti punya Anggara, yaiyalah orang sama gengnya.

Lathasa turun dengan baju hitam yang fictitious jaket serta celana hitam polos, ia turun lalu memakai sepatu Snackers miliknya lalu langsung menancap Gas motornya helm Full Face miliknya menutup wajah cantiknya.

Jalanan yang biasanya Macet kali ini berbeda, tidak ada macet sama sekali yang membuatnya sudah berada di cafe yang mereka tuju.

***

"Gue hampir ngebunuh Jessi."

Lathasa terkejut bukan Main ia menatap lurus ke arah Fardah sedari tadi mereka berbincang - bincang tentang masalah mereka.

"cewek lemah Kayak dia cuma bisanya baperin cowok orang. Gue cekik dia andaikan gak ada Anggara udah mati ditangan gue tuh bocil."

Lathasa menunduk banyak tanda tanya dipikirannya, teka - teki hidupnya sangat sulit.

"Gue gatau, gue gapaham sama fikiran Anggara. Gue sempat labrak dia sama Jessi boncengan berduaan sedangkan gue? Ditinggalin di Mall waktu itu. Dan Lo tau? Ada cewek yang sengaja ngikutin gue sampe akhirnya Bang Leo datang jemput gue. Awalnya gue ngerasa kalo cewek itu cuma iseng aja, eh ternyata dia kayak bicara sendiri cuma gue pura - pura fokus sama Hanphone gue."

Fardah terdiam sejenak, ia ingat kejadian beberapa hari lalu yang tiba - tiba saja Anggara pamit duluan meninggalkan Lathasa sendiri.

"Lo pacarnya gak paham sama pikiran dia apalagi gue yang bukan siapa - siapanya dan cuma temen doang."

Lathasa mengangguk lalu tak Lama ia mendapat Telfon dari anak buahnya yang kemarin ia suruh untuk mengikuti Jessi kemanapun ia berada.

Drrt drrt drrt.

"Ha-"

"Halo bos, ternyata Jessi dan tuan anggara sangat dekat bahkan mereka pernah bilang kalo anak dari kandungan Jessi adalah anaknya tuan Anggara, tapi setelah saya selidiki dengan betul - betul ia mengandung anak dafa! Dan tuan Anggara tertipu!"

"Shit! Kalo ada apa - apa telfon gue langsung Thanks udah kasih gue kabar, kerja yang bagus!."

"Siap bos! Yaudah saya tutup telfonnya ya bos!"

Tutt.

Fardah mengangkat alisnya lalu bertanya.

"Kenapa?"

Lathasa menoleh ke arahnya, "Jessi hamil terus ngaku - ngaku anak Anggara padahal anaknya Dafa."

Fardah terkejut ia menutup mulutnya dengan tangannya, "Lebay." lathasa beranjak dari duduknya membuat Fardah ikut dia berjalan.

"Lo mau kemana?"

"Bantu gue temuin Dafa."

"Sekarang?"

"Tahun depan"

"Yaudah gue pulang duluan."

"Ya sekarang goblok!"

"Oh oke gue ikut lo."

"Gak! Jalan kaki!"

"Ihh jahat deh!"

"Gapeduli."

"Ih!"

"aayo naik? Nyak bacot!"

"Iya iya beb."

-To be continued-

Jangan lupa voment🖤

LATASHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang