Ali sangat proaktif ketika sedang menginap di rumah Profesor Abraham. Kegiatan yang dilakukan Ali selama di sana yaitu mengamati pemandangan, melihat alat-alat canggih milik prof dan juga bersantai santai di sekitar perkampungan di tempat tersebut. Sekali-kali Nayla juga suka menginap dan bermain di rumah Prof Abraham ketika ia sedang libur sekolah. Nayla sangat menyukai tempat yang sangat sejuk dan indah seperti di kampung kakeknya dibanding tinggal di rumahnya yang berada di Cimahi. Saking senangnya Nayla bermain di rumah kakek sampai kalau dijemput bapaknya untuk pulang, Nayla merengek untuk tidak mau pulang karena Nayla sangat nyaman tinggal di sana. Selain itu ada satu hal lain yang menjadi ketertarikan Nayla terhadap laboratorium Prof. Abraham yaitu karena Nayla suka sekali permen karet dan dia suka membuat balon dari permen karet. Prof Abraham pernah menawarkan kepada Nayla berbagai macam permen karet hasil ramuan kakeknya yang dijamin aman dari balon yang bisa terbang, permen karet serbaguna dan lainnya. Berbeda dengan Ali yang sangat produktif, Ali sangat suka mengamati kakeknya yang sedang memperbaiki alat, membuat alat, atau mendata isi laboratorium. Ali juga sering ikut menimbrung dengan kakeknya untuk membuat alat canggih sehingga Ali juga suka iseng untuk membuat sebuah design robot yang sangat canggih. Dulu Ali ingin memiliki robot buaya kecil yang lucu dan juga cerdas. Robot itu dulu pernah ia tunjukkan kepada kakeknya dan disimpan di tempat yang sangat rahasia supaya tidak ada yang boleh mengetahui dimana letak desain karya Ali disimpan. Sampai sekarang Ali masih penasaran apakah desainnya itu nantinya akan dibuat kakeknya ataupun tidak. Tidak hanya bernaung di dalam laboratorium saja, Prof Abraham juga memiliki kebun yang begitu luas, satu di belakang rumahnya dan satu lagi berada di puncak gunung sawal, tepatnya adalah kebun murbei. Kebun murbei milik kakeknya sangat jarang dikunjungi oleh orang selain dia karena untuk bisa melewatinya butuh perjuangan yang luar biasa untuk bisa melewati rintangan yang begitu ekstrim untuk bisa sampai di sana. Namun karena kakeknya sudah membuat sebuah baling-baling besar untuknya, maka Prof. Abraham menggunakan alat tersebut untuk bolak-balik ke kebun murbei.
Setelah berbicang lama, Nayla langsung pergi menuju kebun belakang rumah. Ali merasa heran mengapa akhir-akhir ini keponakan yang menggemaskan itu suka sekali mampir ke kebun belakang rumah yang biasanya jarang dimampiri olehnya. Ali menjadi penasaran ketika mengintip Nayla untuk pergi menuju kebun belakang. Saat melihat apa yang dilakukan Nayla disana ternyata Ali melihat ada seorang gadis cantik yang terlihat sangat tomboy tapi juga terlihat sekali feminimnya. Ali sangat kaget dan deg-degan ketika melihat siapakah sosok dari perempuan itu dan Ali menjadi terbengong-bengong.
"Oy! Lihatin apaan tuh? Kayaknya ada yang lagi caper nih. Hihihihi," ucap Nayla yang usil itu.
"Ish, apaan sih. Siapa juga yang caper. Jangan sok tau ah," jawab Ali dengan rasa pura-pura.
"Oh gitu. Oke oke," jawab Nayla.
Ali masih penasaran dengan sosok perempuan yang cantik dan keren itu.
Rasa penasaran Ali semakin menjadi-jadi. Namun, rasa penasaran itu harus ia tahan karena Ali tidak mau seperti lelaki muda yang sifatnya suka mudah kepo kalau penasaran dengan perempuan. Ali sangat menjaga dirinya dan juga isi hatinya supaya hidupnya tidak terhanyut oleh rasa kasih sayang apalagi jatuh cinta. Maka dari itu Ali terpaksa langsung meninggalkan kebun dan menuju laboratorium untuk melihat apa yang dilakukan oleh Prof. Abrahan di dalam sana.
"Kakek sedang membuat alat apalagi kali ini?" tanya Ali dengan rasa penasaran.
"Hmm, Ini robot baru yang ingin kakek buat tetapi masih dalam proses perbaikan karena ada komponen yang belum terprogram dengan baik," jawab Prof. Abraham dengan sangat jelas.
Prof. Abraham sangat sedikit gugup karena beliau tidak mau proyek rahasianya terbongkar walaupun kepada cucunya sendiri.
"Okelah, Nanti aku lanjutkan di kesempatan lain. Ali, panggil Nayla dan Jasmin untuk ke ruangan utama ya! Kita mau makan siang dulu. Lapar kan?" tanya Prof. Abraham sambil menghentikan pekerjaannya itu.
"Baiklah kek, Aku panggilkan sekarang juga," jawab Ali.
Ali langsung memanggil Nayla dan Jasmin untuk makan bersama di ruangan utama di dalam laboratorium.
"Hah? Jasmin? Siapa dia? Apakah yang di kebun itu namanya Jasmin? Ya pokoknya kakek mau memanggil mereka berdua," tanya Ali di dalam hatinya yang membuat ia lebih penasaran.
Nayla dan Jasmin sudah berada di ruangan utama laboratorium. Kali ini kakek membeli semua makanannya di warung sebelah yaitu milik Mpo Susi. Makanan khas kampung itu memang sangatlah enak dan juga lezat. Tidak hanya makanan nusantara, Mpo Susi juga suka memasak beberapa masakan khas luar negeri juga namun kalau ada event besar yang sangat meriah maka Mpo Susi menyiapkan makanan tersebut sesuai negara asalnya.
"Jadi itu namanya Ali? Kamu keponakannya dia kan?" tanya Jasmin kepada Nayla.
"Betul banget kak Jasmin, dia namanya Ali. Bagaimana? Keren kan?" jawab Nayla.
Prof Abraham sedah pergi ke warung Mpo Susi untuk memesan makanan. Sambil menunggu pesanan tersebut, Ali diajak Nayla untuk memperkenalkan dirinya kepada kak Jasmin. Walaupin Ali sudah memperkenalkan dirinya kepada Jasmin ternyata diantara mereka saling menutup mulut, jutek, dan tidak mau peka dengan siapapun bahkan dengan lingkungan sampai mereka tidak sadar kalau kakeknya sudah pulang.
"Assalamualaikum, wah ada apa nih? Kok kayak ada yang jutek nih yee," tanya kakeknya yang sudah membawa makan siang untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forza Blackpacker
AdventureKisah dimana sebuah tim yang terdiri tiga orang yang akan menjalani misi untuk mencari buah murbei di gunung sawal. Namun, tidak cukup itu saja, mereka juga harus berhadapan dengan beberapa rintangan dan juga perlawanan yang begitu hebat. Mereka jug...