Ch 2

1.4K 196 2
                                    

Ini malam pertama yang Jimin habiskan bersama Jungkook.

Mereka duduk di sofa berdua dengan canggung padahal biasanya Jimin asik bercanda dengan paman Hitman sambil bertaruh tentang tim mana yang akan mencetak gol paling banyak di pertandingan bola saat ini.

"Jungkook, besok antar aku bertemu paman Hitman ya."

Akhirnya Jimin bicara setelah hampir dua jam diam dan fokus pada acara televisi yang tengah ditayangkan.

Jungkook yang sedang membaca majalah pun mengalihkan pandangannya pada Jimin. 
Jungkook menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu kembali membaca majalahnya dan membuat keheningan diantara mereka terjadi lagi.

Jimin bosan setengah mati. Dia ini anaknya tidak bisa diam, inginnya banyak melakukan ini dan itu namun orang tuanya banyak membatasi aktivitasnya untuk melakukan apapun yang dia inginkan.

"Aku bosan, aku ingin pergi keluar sebentar."

Baru saja Jimin berdiri, Jungkook sudah menahan tangannya dan menariknya untuk duduk kembali di sofa empuk berwarna merah marun itu.

"Tidak boleh. Kau dilarang keluar rumah di malam hari."

Larang Jungkook, membuat Jimin jengkel sendiri mendengarnya.

Jimin melepas paksa tangan Jungkook dengan wajah tidak senang.

Ddosun, anjing seputih salju milik Jimin datang lalu duduk di tengah karpet memperhatikan Jungkook dan Jimin bergantian.

Tatapan matanya berbinar seolah tengah menonton drama yang sering dia lihat bersama Jimin di sore hari.

"Aku hanya akan pergi ke taman belakang. Jangan berlebihan, Jungkook." 

Jimin makin dibuat kesal karena Jungkook masih tidak mengizinkannya.

Dari pada berdebat dengan Jungkook yang sudah pasti tidak akan mengizinkannya, Jimin memutuskan untuk pergi tanpa izin Jungkook.

"JIMIN! KUBILANG TIDAK YA TIDAK!"

Jungkook berteriak, dia berlari kecil mengejar Jimin yang membuka pintu belakang untuk menuju ke taman.

Jimin seakan menulikan pendengarannya, dia tetap berjalan keluar.

Sandal rumahnya menapaki rerumputan basah yang baru saja terguyur hujan tadi sore. Dia duduk dibangku taman yang terbuat dari besi, terasa dingin saat diduduki bersama Ddosun dipangkuannya.

Jungkook berhenti diambang pintu, kakinya mengetuk-ngetuk lantai tanda tak suka. Jari tangannya mengayun, mengisyaratkan Jimin untuk masuk. Jelas Jimin tidak mau dan mengabaikan Jungkook.

"Jangan membuatku marah, Jimin."

Ujar Jungkook yang berjalan mendekati Jimin.

"Kau yang jangan membuatku marah, Jungkook. Aku bisa saja memecatmu kapanpun aku mau."

Sahut Jimin.

Kedua tangan Jimin menutup telinga Ddosun, dia tidak mau anjing kesayangannya mendengar pertengkaran mereka. 

Dengan wajah polosnya, Ddosun hanya menggonggong kecil seakan ikut dalam percapakan Jimin dan Jungkook.

"Kau tidak bisa memecatku, Jimin."

Jungkook tertawa meremehkan. 

Memang benar, Jimin tidak punya hak untuk memecat Jungkook karena hanya paman Hitman yang dapat memecat Jungkook. Itupun butuh persetujuan keluarga Park.

Memecat orang kompeten seperti Jungkook bukanlah hal mudah. Keberadaanya benar-benar dibutuhkan banyak orang.

"Kuhitung sampai tiga. Jika kau tidak masuk sampai hitungan ketiga, aku akan-"

[End] PengawalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang