Ch 8

1.2K 160 2
                                    

Hujan rintik-rintik sore itu membuat Jimin tertarik untuk melihat keluar jendela.

Selimut tebal membungkus tubuh mungilnya yang duduk didekat jendela. Kedua mata Jimin menerawang kedepan sana, menyatu dengan alam, bertanya pada rintik hujan yang turun.

Berjuta tanya tanpa satupun jawaban yang Jimin dapatkan, namun dia masih enggan beranjak dari tempatnya.

Jungkook datang dengan secangkir teh hangat ditangannya.

Diletakannya cangkir tersebut di meja kecil dekat Jimin, lalu dia membenarkan letak selimut ditubuh Jimin.

"Minumlah dulu tehnya selagi hangat."

Kata Jungkook.

Jimin melirik kearah cangkir teh, lalu beberapa detik kemudian kembali melihat kedepan. 

"Kapan hujannya berhenti?"

Tanya Jimin dengan tatapan kosong.

Jungkook bingung harus menjawab apa, dia ini bukan pengendali hujan masalahnya.

"Sebentar lagi."

Jawab Jungkook, seadaanya.

"Jam berapa?"

Jungkook jadi khawatir, pertanyaan Jimin terlalu tidak masuk akal.

Dia berdiri sejajar dengan Jimin agar bisa melihat wajah Jimin yang masih terlihat pucat.

"Aku ingin melihat pelangi setelah hujan, tapi aku mulai mengantuk."

Tutur Jimin.

Kini Jungkook paham apa yang diinginkan Jimin dibalik semua pertanyaan anehnya.

"Tidurlah, Tuan Jimin. Aku akan membangunkanmu setelah hujan berhenti."

Jimin menoleh kearah Jungkook. Dia tersenyum lemah lalu menepuk tempat kosong disampingnya, meminta Jungkook untuk duduk bersamanya.

Jungkook menurut, duduk disamping Jimin yang kini berbagi selimut dengannya.

Rasanya canggung, tidak biasanya Jungkook menghadapi Jimin yang lemah begini.

Jauh lebih baik menjaga Jimin yang terlihat sok kuat dan menyebalkan, daripada harus melihat wajah murungnya.

"Boleh pinjam bahu sebentar?"

"Untuk apa?"

"Aku butuh sandaran saat ini."

Jungkook berpikir sejenak, lalu menganggukan kepalanya tanda mengizinkan.

"Lama juga tidak apa-apa."

Kata Jungkook.

Jimin menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook dengan nyaman, kemudian dia memejamkan mata dan mendengar suara rintik hujan sebagai lagu pengantar tidur untuknya.

Jimin berharap hujan dapat membawa semua beban pikirannya. Sehingga nanti begitu reda, tidak hanya langit yang punya pelangi, hidupnya juga ingin berhiaskan pelangi.

Indah dengan berjuta warna.




‡‡‡‡




Taehyung berjalan masuk kedalam mobilnya yang terparkir di basement kantor sang ayah.

Disebelahnya, ada Yoongi yang memang sedari tadi menunggunya di mobil.

Mobilnya melaju dengan cepat, membelah kota Seoul di sore hari.

Taehyung akan pergi ke rumah Yoongi. Dia ingin melepas stress dengan main game bersama, lalu makan, dan berbagi cerita tentang apa yang terjadi pada hidup mereka.

[End] PengawalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang