ch.4

365 101 6
                                    



"K-kau?!"

"Perkenalkan, namaku Yoon Jaehyuk. Dokter Estetika Rumah Sakit Universitas Goryeo, bagaimana kabarmu.. Asahi-ssi?"





"..."





"B-bagaimana..?" aku masih menatapnya tak percaya, bagaimana bisa ini terjadi?

"Bagaimana? Tentu saja itu semua ada padamu. Jadi bagaimana? Kenapa kau bisa memilihku?" tanyanya balik sambil memangku wajah di genggaman tangannya.

"Andai aku tahu.. haha, hahaha.." jawabku kepalang lemas, rasanya aku ingin memutar waktu saja.

"Hm? Pasti ada alasan dibalik semua, sudah lihat ulasannya?" tanyanya kembali beralih pada catatan medisku.

"Ada ulasan untuk itu?" tanyaku balik dengan cepat yang membuatnya kembali menatapku.

"Kau.. rupanya tidak tahu benar cara kerja app nya ya? Ada ulasan tentu saja, kemudian profil dokter-"

"Profil dok-?!" teriakku tertahan.

"Profil dokter..?"

"Ah.. tidak tahu rupanya, tapi bagaimana? Kau tidak bisa mengubahnya sekarang, ingin reservasi ulang jadwalnya?" tawarnya ringan, yang bagaimanapun tidak ada ringan-ringannya di mataku. Aku masih punya tata krama walau begini.

"U-uh.. tidak dokter, a-aku hanya terkejut.. kukira anda dari departemen lain.." ucapku memberi alasan.

"Contohnya?" tanyanya dengan senyum jahil.

"Forensik?" balasku yang dijawabnya dengan tawa renyah, mau tidak mau hal itu membuatku ikut mengundang tawa.

"Apa aku semenyeramkan itu ya..?" tanyanya pada cermin kecil di atas meja. Tapi bagaimana? Kalau boleh jujur, wajahnya sangat sangat cerah tanpa noda.. ya tuhan aku ingin menangis karena iri.

"Haha.. aku bercanda dokter." Ucapku menahan dongkol karena kenarsisannya.

"Kalau begitu baiklah Asahi-ssi mulai sekarang kau pasienku dan tidak perlu berbicara dengan formal, aku seumuran denganmu." Jelasnya yang hanya kujawab dengan senyum kecil. Yah.. setidaknya.

"Keluhanmu? Hanya jerawat?" tanyanya dengan nada yang sangat berbeda dengan intermezzo kami tadi, kini dia terdengar jauh lebih serius ditambah dengan kacamata berframe tipisnya. Kalau dipikir-pikir kacamatanya mirip denganku.






"Asahi-ssi?"

"A-ah! I-iya dok, begitulah sejauh yang kutahu.."

"Hmm.. baiklah. Suster Ahn, tolong bantu pasien. Aku akan menyiapkan peralatan." Ujarnya pada suster tadi untuk membantuku duduk di depan alat aneh yang aku bahkan tidak tahu namanya.

Jika boleh kugambarkan, bentuknya hampir mirip dengan helm snorkeling terbelah? Entahlah.. tapi yang jelas aku melihat beberapa titik wahana di sekelilingnya. Untuk wahana apa? Itu aku juga tidak tahu, mereka berbeda dengan masing-masing citra yang dihasilkan, yang jelas karena ini untuk digunakan di wajah pastinya aman. Hahaha, ini tidak berguna. Tapi begitulah yang langsung muncul di kepalamu jika kau hidup untuk fisika.

☣Camaraderie || JAESAHI☣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang