hello oscar-!, feel so good for today? gimana part kookbell nya? aku sengaja kasih part kookbell yang banyak biar kalian gak nagih hehe. yang minta bagian tae sama danial, sabar ya sweetie aku bakal usahain buat kok. maaf atas keterlambatan update nya
wuff yu <3-!
-PASS YOUR STREET-
Pagi hari cukup meyenangkan dengan cahaya matahari yang mencoba menelisik masuk ke dalam jendela, terbiasa dengan pandangan yang kosong juga rambut yang sudah terurai. Aku mencoba membuka selimut yang sedari tadi melilit tubuh guna menghangatkan tubuh.
Suara geseran dari gorden putih berkilau membuat dejavu seketika yang tak tahu arti melewat.
Jungkook
Ia tertidur seperti bayi polos tak berdosa.
Mari biarkan ia tertidur kali ini saja, saat ini aku mempunyai belas kasihan. Tapi tidak untuk nanti, ya begitu enaknya angin dipagi hari membawa ketenangan yang hidup yang mengalur. Andaikan hidupku setenang air yang mengalir, jika seperti itu aku tidak perlu memikirkan bagaimana hari esok ku bernafas dengan baik.
Hey, lihat. Pantainya kehijauan.
Indah
Sama seperti saat aku melahirkan Eric.
*Eric = anak Bell (Gyeok)yang berganti nama
Jungkook. Ia berteriak, haha menyenangkan mendengarkan nya berteriak menggunakan aksen Busan yang kental. Lihat, rambutnya yang mengacung , bibir yang mengerecut sembari memakai kaus berlengan pendek. Lucu
Anak kelinci berpipi merah ku mencari induknya , ah mengharukan melihat ia tumbuh dengan baik seperti itu. Merapihkan cardigan, Jungkook angkat suara. "cuacanya bagus, tapi sayang Kooko yang satu ini tidak diajak pergi oleh nona bell". Lihat, menggemaskan bukan?terlalu jahat untuk ku seliri bersama Kim Seokjin. "umm" aku memandang langit "enak ya, tidur pulas di pagi hari seperti ini?" ia menggaruk kepala belakangnya, terkekeh Jungkook meraih pergelangan tanganku lalu memeluknya. "Enak sih, tapi tidak ada yang lebih enak selain make a baby with Noona Bell hehe." Dasar mesum sialan, sifatnya berubah tiga ratus enam puluh derajat terbalik dengan cepat. "kuhajar mulutmu mau dad?" aku menghindar mengambil bebatuan dipinggir garis pantai.
"itu untuk apa?" Tanya Jungkook ikut berjongkok. "untuk kubawa pulang lah, jika suatu saat aku rindu spanyol setidaknya batu ini membantu ku untuk mengingat tempat ini" ia tersenyum menampilkan seringaian manis. Ia menatap ku penuh damba, Jungkook tersenyum simpul. Lagi dan lagi. "memikirkan apa sih dad? tersenyum terus sedari tadi." tatapan Jungkook menukik. Ia berjalan dengan tangan yang digosok membawa aura serigala pemburu. "mau tahu?" tanyanya, tiba tiba saja tubuhku melayang terangkat olehnya. "aku ingin mandi bersama denganmu" mataku membulat, kusikut perut kerasnya, "mau mati ya?!" yang ditanya malah tertawa menampilkan gigi kelincinya.
"ouch Bell!, bercanda tau!"
***
Cukup tadi pagi Jungkook dan Bell bergurau canda ria ditepi pantai Marbella, ditengahh terik nya matahari seperti sekarang mereka sedang berkeliing kampung warga penduduk disekitar pantai terdekat, melihat para petani tombak garam berkerja demi mendapatkan sedikitnya nafkah untuk keluarga mereka, membuat Bell dan Jungkook berpikir keadaan ekonomi mereka yang jauh diatas seharusnya membuat mereka tersadar akan kurangnya bersyukur.
Bell bergelayut manja pada lengan kekar Jungkook, ini terik , tapi tidak menyengat. Jungkook yang peka dengan keadaan membuka payung dari saku celananya "Jungie, sejak kapan kau bawa payung itu?" tanya Bell. jungkook mencuri satu buah kecup pada pucuk bibir Bell dengan cepat "aku tau kau akan merasa kepanasan, jadi nya kubawa deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
S c a r e d
FanfictionIni Bukan tentangmu. Tapi tentang bagaimana seseorang harus merasakan ketakutan , butuh dimengerti , namun tak pernah mengerti .-_____________________ Bagaimana jadinya ketika hidup kita tengah diambang krisis konflik? Berusaha mencari dimana letak...