8. A Short Date

2K 272 89
                                    


Chapter. 8 A Short Date

***

Suara kecupan yang terdengar manis memenuhi ruangan pasutri Kim pagi ini. Hanbin dengan gemas terus menciumi perut sang istri yang kian membuncit berisi makhluk hidup yang dua minggu lagi diperkirakan akan menyapa dunia.

Jennie tak merasa geli sama sekali bahkan ia melebarkan senyumnya menyaksikan pemandangan yang berhasil membuat hatinya menghangat di tengah dinginnya pagi akibat sisa hujan deras semalam.

"Yang, dia dua minggu lagi mau lahir loh masa aku sebagai papanya tetep gak boleh tau jenis kelaminnya apa? Curang banget kamu mah."

"Nanti juga tau sendiri." Jennie mendorong Hanbin pelan agar menjauh sedikit dari perutnya, ia ingin bersiap ke dapur.

"Iya tapi pas udah lahir." Kesalnya lalu berdiri menyusul Jennie yang sedang menyisir surainya di depan meja rias.
"Eh yang yang, nanti ngedate yuk. Aku tiba-tiba pengen makan King Crab loh, enak banget kayaknya makan itu pas lagi hawa dingin-dingin kayak gini."

Jennie meletakkan sisir kembali pada meja rias lalu berbalik diri melihat suaminya. "Mau gak ya?"

"Mau dong ayo. Aku lagi pengen makan kepiting rebus, enak banget ngebayangin." Bapak otw tiga anak itu terus merengek pada sang istri. Manja sekali akhir-akhir ini, padahal yang harusnya begitu kan Jennie. Enak sekali dia yang bebas tidak perlu membawa beban bayi selama sembilan bulan tapi dia juga yang merasakan mengidam, dimanakah keadilan untuk ibu hamil ini?

***

"Bin itu besar tuh!" Seru Jennie kala melihat satu kepiting berukuran besar dalam akuarium.

Yap, benar sesuai permintaan bapak direktur yang lagi ngidam menggantikan sang istri, sekarang mereka yang terdiri atas bapak direktur; ibu direktur; dan calon anak ketiga sedang berada di restoran King Crab.

"Mana? Ah kecil banget." Bantah sang adam seraya kepalanya setia mengamati para tuan kepiting dalam akuarium besar milik restoran.

"Kecil? Itu gede banget anjir." Kalau sudah kesal, Kim Jennie memang sering keceplosan berbicara layaknya anak muda, tipikal emak-emak up to date.
"Cepetan deh bin milihnya, aku udah laper banget sumpah. Mana dibela-belain gak sarapan dulu tadi."

"Iya sabar sayang ini juga lagi milih."

"Daritadi juga lagi milih kamu mah."
"Itu aja udah gede banget Hanbin, lagian kan kita makan cuma berdua. Kalo gede-gede banget kayak kamu mau ngabisin semua aja." Lelah, lelah sangat Jennie dengan perut besarnya berkeliling daritadi mengekori sang suami memilih satu ekor kepiting.

"Kalo aku gak abis, kamulah yang abisin."

Jennie sedikit terkejut lalu memukul pelan pundak sang suami. "Ogah banget gila! Masa iya aku abisin sendiri."

"Kamu biasanya juga makannya paling banyak udah kayak kuli bangunan." Celetuk Hanbin, sesungguhnya pria ini hanya bercanda tapi kalo kata Makmur bercandanya jelek– sleketep. Jennie jadi geram lalu mencubit perut Hanbin agar sesekali pria itu diberi pelajaran untuk tidak berkata hal yang memalukan di tempat umum.

THE STORY OF JENBIN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang