6. Best Dad Ever

2.2K 333 41
                                    


Chapter 6. Best Dad Ever

***

Kini mobil hitam itu berhenti sebentar di depan mini market pinggir jalan.

Hanbin beranjak keluar, "Kamu mau nitip apa?" Tanya sang ayah pada anaknya.

Haruto menggeleng singkat sebelum fokusnya kembali pada kotak pipih digenggamannya.

Lima menit kemudian Hanbin kembali memasuki mobil dengan membawa satu kantok plastik berisi banyak pack band-aid karakter.

Hanbin membuka salah satu kotak band-aid yang baru saja dibelinya, dan dilekatkan pada pipi tepat menutupi benjolan kecil di pipi itu.

Sedangkan bocah laki-laki disampingnya menggeleng-gelengkan kepala tanda tak habis pikir dengan kebiasaan sang ayah saat remaja masih dia bawa hingga sekarang.

"Pa, ayo buruan, gak usah sok ganteng deh, udah mau punya tiga anak juga." Ucapnya sangsi, melihat sang ayah terus menerus bergaya didepan kaca cermin mobil.

Memang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kalau soal berkata pedas, memang Hanbin jagonya, sialnya, Haruto harus mewarisinya.

Tapi kalau dipikir-pikir, Jennie lebih pedas 'sih, batin pria bermarga Kim itu.

"Iya, aden. Siap."

Pria Kim kini menjalankan mobilnya dan melanjutkan perjalanan pulangnya.

Tiba-tiba,
"To, minggir bentar ya ke taman itu." Tunjuk Hanbin pada salah satu kursi taman kiri jalan.

Haruto sudah mau menghela nafas panjang dan segera jatuhkan protes namun ia urungkan kala Hanbin mengeluarkan satu buah benda yang selalu Hanbin jaga dan rawat selain Jennie, Hyunsuk, dirinya, dan calon adik perempuan dalam perut Jennie.

Kamera.

Jika Haruto tanyai mengapa suka dengan fotografi, jawaban Hanbin selalu, tidak tau. Tidak perlu alasan untuk menyukai sesuatu. Begitu biasanya Hanbin bilang.

Hanya butuh 10 menit menunggu sang papa dari mobil, kini Haruto bernafas lega kala Hanbin berjalan mendekati mobil, lalu masuk.

"Boleh aku liat hasilnya?"

Dengan senang hati Kim Hanbin berikan kameranya pada sang putra.

"Estetik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Estetik." Komentar Haruto pada foto dimana menunjukkan siluet sang papa dalam genangan air.

"Kursi kosong (?) Kenapa coba kursi kosong—" Komentarnya lagi, kali ini pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kursi kosong (?) Kenapa coba kursi kosong—" Komentarnya lagi, kali ini pelan.

"—tapi estetik juga sih."

"Papa mau cetak foto itu jadi besar." Ungkap Hanbin membuat Haruto dipenuhi raut kebingungan. "Yang mana? Ini?" Tanyanya sembari tunjukkan foto dari objek yang baru saja dia komentari.

Hanbin mengangguk. "Cetak jadi tiga, dan akan papa pasang ditiap kamar kalian."

"Biar apa coba."

Hanbin sunggingkan senyum teduh menatap putranya.

"Kamu kalo abis jalan kaki capek gak?" Tanya Hanbin, Haruto mengangguk.

"Kalo capek hal pertama kali yang pengen dilakuin apa?"

"Duduk, istirahat."

"Duduk itu dimana?"

"Kursi."

"Pernah gak Haru mikir, kalau mau duduk udah dapet izin belum dari si kursi buat menumpu badan kamu yang berat?"

Haruto menggeleng pelan.

"Tenang, kursi gak akan ngeluh kalo kamu dudukin."

"Bentar pa–" interupsi Haruto.

"–aku ngerti sekarang."

"Penggambaran tentang rasa cinta yang tulus." Gumam Haruto.

Hanbin tersenyum bangga, "Papa lupa kalo anak papa yang satu ini siswa OSN."

Gelak tawa mereka kumandangkan bersama. Haruto sama sekali tidak menyesal telah menyematkan julukan 'The Best Dad Ever' untuk Hanbin, sang papa.

Haruto, "I said what I said."

***

KIM HANBIN IS BACK!

SIAPA YANG SEMALAM GAK BISA TIDUR SAKING SENANGNYA???

THE STORY OF JENBIN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang