Chapter. 7 Mom's Power***
Hyunsuk terus menggerutu namun dengan tangan aktif mendorong trolley belanja mengikuti langkah sang mama di depannya.
"Ma, masih banyak yang belum ke beli ya? Trolinya udah penuh nih."
Sekilas Jennie menengok, tersenyum manis pada Hyunsuk namun enggan berikan jawaban atas pertanyaan yang terlontar, tunggu, lebih tepatnya sih sindiran. Sudah tau mamanya kalau belanja itu memakan banyak waktu, bodoh sekali dia menawarkan diri untuk mengantar Jennie hanya karena ingin sekali merasakan bagaimana menyetir mobil di jalan raya.
"Ini baru setengah jam kita belanja, Bang." Ucap Jennie tanggapi sang putra.
Kim Jennie kembali berkeliling, namun Hyunsuk dan trolley yang dibawanya diam. Jennie hela nafasnya menengok lagi ke belakang, "Abang kalo mau pulang, pulang duluan aja."
"B-beneran ma?" Tanya Hyunsuk memastikan, ia sedikit tergagap. Sang mama penuh dengan plot-twist dan pandai menjebak. Sudah tidak dapat dihitung berapa kali Kim Jennie menjebak Hyunsuk, terakhir kali bulan lalu dimana sang mama menjebaknya untuk membersihkan toilet di rumah, beruntung ia tidak sendiri, ada Haruto korban Kim Jennie yang lain.
"Bener. Pulang aja. Gak apa-apa mama disini sendirian, nanti mama 'kan gak bisa pulang. Terus kamu pulang-pulang ditanyain papa kamu kemana mama. Kalau papa tau kamu sengaja ninggalin mama di supermarket sendirian, dua kemungkinan yang akan terjadi ya... Gak dapat uang jajan sama gak boleh pakai mobil lagi. Bagaimana?"
Benar 'kan dugaannya.
"Hyunsuk temenin mama 'kok."Jennie tersenyum menang, "Good boy."
Mau tak mau bocah tujuh belas tahun itu mengikuti lagi kemana sang mama berkeliling.
Jennie mengarah ke baby section. Ia tersenyum sembari pegangi perutnya yang kian membesar. Sedang tangan satunya sibuk menyisir beberapa pakaian bayi yang terlipat rapi di rak pakaian.
"Mama mau beli baju bayi perempuan ya? Jadi adek aku perempuan mah?"
"Sssttt..."
"Iya, adikmu perempuan. Tapi papa sama Haruto belum tau. Sengaja 'sih mama gak kasih tau. Jadi cuma kamu sama mama aja, so keep it secret okay?" Jelas Jennie.
"Gak gratis loh ma." Ucap Hyunsuk setelah memikirkan beberapa peluang yang akan didapatnya dari rahasia sang mama.
Jennie melirik putranya yang sedang memasang air muka 'memangnya-mama-saja-yang-bisa-menjebak-aku-pun-bisa' disertai senyuman kemenangan nan licik yang diwarisi dari Hanbin.
"Mama ngelahirin kamu gak gratis juga loh, Hyunsuk."Aish sial, mama menang lagi. Batin bocah Kim mengacak rambutnya kesal.
"Ma.." rengeknya.
"Boleh ya abang besok pakai mobil lagi.""Emangnya abang mau kemana sih?"
Mampus kalau bocah ini kelepasan bilang mau kencan, bisa-bisa diledekin satu keluarga. Kalau papanya dan Haruto mungkin gak akan sesering itu meledeknya, tapi, sang mama. Bisa juga kabarnya akan menyebar ke seluruh keluarga besar dalam hitungan waktu 1x24 jam.
"Ke rumah Rae.""Nini! Hyunsuk!"
Seseorang memanggil Jennie dan Hyunsuk cukup lantang dengan melambaikan tangan ke arahnya.
"Papa! Haruto!" Balas Hyunsuk dengan melambaikan tangan juga pada dua pria yang sedang berjalan dekati dirinya dan Jennie.
Hanbin langsung memeluk Jennie. Menuai beragam reaksi dari beberapa pasang mata yang melihat.
"Bin, lepas malu ih di supermarket ini banyak orang." Hanbin enggan melepasnya.
"Papa kenapa 'sih?" Cibir Hyunsuk.
"Papa ngidam bang." Celetuk Haruto.
Kedua bocah itu lalu berbisik membicarakan kelakuan sang papa.
"Gak salah? Yang hamil kan mama." Bantah Hyunsuk.
"Iya, tadi di jalan berhenti bentar beli seblak. Tuh masih di mobil, udah anyep kayanya." Jelas Haruto tentang bagaimana Hanbin selama bersamanya tadi.
Setelah mengumpulkan tenaga, Jennie berhasil mendorong suaminya untuk melepas pelukan. "Kamu kenapa?"
"Kangen, pengen kiss."
Hyunsuk dan Haruto mual.
"Oy! Orang dewasa! Ada anak-anak disini, inget?" Hyunsuk menyela, tak tahan lagi.
"Ganggu aja kamu." Cibir Hanbin.
"Papa tadi ngidam seblak ma." Kata Haruto.
"Oh iya? Kamu ngidam? Kok bisa? Jangan-jangan bayinya pindah ke perutmu."
"Mana ada. Ini tandanya aku sayang sama kamu tau."
Oh Tuhan, andai boleh mengutuk orang tua sendiri, rasanya Hyunsuk ingin mengutuk Hanbin sekarang juga.
"Aaarrrrrggghhhh... papa sama mama inget dong ini supermarket!!! Daripada ngebucin gak jelas, mending kita selesaiin belanjanya!"
Hanbin dan Jennie mengerjapkan mata setelah Hyunsuk bicara dengan nada tinggi barusan.
Ketiga manusia berjenis kelamin pria itu kini membagi tugas ke beberapa section untuk mengambil beberapa barang yang telah ditulis di list oleh Jennie. Biarkan bumil bersantai sembari menunggu ketiga prianya mengumpulkan barang yang dibeli.
Menjadi wanita sendiri dalam keluarga benar-benar menguntungkan Kim Jennie.
****
KALIAN MASIH BACA BOOK GAK JELAS INI? 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF JENBIN FAMILY
FanfictionA little story about Hanbin and Jennie who had two super-boys named Hyunsuk and Haruto.