Chapter 5. Talking with Daddy***
Haruto berjalan dekati sang ayah yang beberapa detik yang lalu keluar dari ruangan BK. Bocah jangkung itu tak lupa salim ciumi tangan Hanbin. "Gimana abang pa?" Tanyanya.
Tangan Hanbin mengusap pucuk kepala buah hatinya sembari tersenyum. "Beres. Abangmu diringanin hukumannya." Balasnya. "Kamu kok gak masuk mobil duluan?" Tanya Hanbin, dibalas senyum oleh sang putra. "Pengen aja nungguin papa disini."
Hanbin sunggingkan senyumnya, begitu teduh sembari mengusap pelan rambut sang putra yang memiliki wajah tujuh puluh lima persen mirip dengannya.
"To, papa pengen seblak." Bisik Hanbin tiba-tiba. Haruto yang mendengarnya seketika kernyitkan dahinya. "Papa bukannya gak suka pedes?" Tanya Haruto bingung.
Hanbin lalu mengangguk, "Iya tapi gak tau tiba-tiba papa pengen aja."
"Papa ngidam namanya." Celetuk Haruto.
Hanbin tertawa, jarinya meraih sebuah kunci mobil dari kantung jas lalu menekan tombol -unlock- untuk membuka pintu mobilnya.
"Waktu mama kamu hamil yang isinya bayi gede yang sekarang duduk di samping papa ini, dulu papa yang lebih sering ngidam juga. Makanya rilisan produknya hampir seratus persen mirip sama yang asli." Ucap Hanbin.
"Emang aku mirip sama papa? Orang aku miripnya sama B.I iKON." Sahut Haruto.
Hanbin mengernyit, "Siapa itu? Selingkuhan mamamu ya?" Pertanyaan konyol sang ayah langsung ditimpalinya dengan gelak tawa.
"Kalo mama selingkuhnya sama dia, Haru rasa itu pilihan yang tepat."
Langsung dihujanilah Haruto dengan tatapan maut dari Kim Hanbin. Ya kau bayangkan saja punya anak yang mendukung salah satu orang tuanya selingkuh.
Haruto menggaruk tengkuk tak gatalnya itu diselingi cengiran. "Maaf pa, just kidding okay?"
Hanbin terkekeh. "Lagian mamamu itu bucin banget sama papa."
"I could see this. But pa, try not to forget that you are more bucin to mama, I'm just saying."
Hanbin senyum. "Bener bener anak Kim Jennie." Gumam Hanbin gelengkan kepalanya.
Mobil Hanbin kini berparkir sementara di pinggir jalan raya, pasalnya Hanbin sekarang sedang menunggu seblak yang dia idamkan. Bukan Hanbin yang menunggu langsung, dia sih hanya menunggu di dalam mobil, lebih tepatnya Haruto yang menunggu langsung di tenda warung seblaknya.
Apa gunanya anak kalo gak disuruh-suruh dikit -Kim Hanbin orang tua baik
Lima menit setelahnya, kaki panjang itu melangkah memasuki mobil. "Pesanannya pak. Jangan lupa pencet bintang lima ya." Ucapnya menirukan salah satu dialog driver ojek online yang biasa terdengar.
"Makasih mas."
Hanbin melanjutkan perjalanannya.
"Pa, enak gak jadi orang tua? Specifically jadi seorang ayah." Pertanyaan tiba-tiba dari sang anak menuntut Hanbin untuk tersenyum sebelum memberikan jawabannya. "It depends on yourself. Kalo kamu ikhlas ngejalanin peran itu, rasanya bakal enak banget. If you could enjoy it in every single thing, you're not gonna feel bad at all. Itu yang papa rasain."
"So, you're happy for being the father of me and abang?"
"Of course."
Haruto menghela nafasnya lega.
"Why suddenly?" Tanya Hanbin kini.
"Apa?" Bingungnya.
"Nanyain kayak gitu."
"Apa salahnya nanya kan pa."
Hanbin menoleh dan tatapi Haruto dalam-dalam.
"Kamu gak lagi ngehamilin anak orang kan, To?"
Mata Haruto membola. "Gak lah, Pa! Gila aja."
"Biasa aja dong gak usah ngegas."
•••••
Part ini gak jelas banget sumpah, tapi ini tetep bagian dari cerita jadi gak apa-apa publis aja deh.
Oh iya bagian Hanbin yang harusnya marah karena Hyunsuk di skors gak aku tulis karena aku kira bakal kepanjangan.
But anyway guys thank you so much buat yang masih nungguin cerita ter-gak-jelas ini wkwk.
See ya guys...
![](https://img.wattpad.com/cover/211326654-288-k480363.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF JENBIN FAMILY
FanficA little story about Hanbin and Jennie who had two super-boys named Hyunsuk and Haruto.