3. Sorry, Sweetheart

3.2K 403 67
                                    


Chapter 3. Sorry, Sweetheart

***

"Ikut mbiiiiiiiiin!"

Pagi ini di kediaman keluarga Jenbin, cekcok dimulai ketika Jennie merengek untuk ikut Hanbin kerja di studio.

"Gak, yang. Kamu istirahat aja di rumah." Jelas Hanbin.

Di usia ketiga bulan kandungannya ini, Jennie menjadi berubah manja. Karismanya sebagai wanita kuat dan pekerja keras seketika luntur seiring pergantian minggu usia kehamilan.

Hanbin memberikan segelas susu hamil dan diberikan kepada Jennie.

"Aku suntuk mbin. Kamu kok gak ngerti-ngerti sih?" Omel Jennie setelah habis meneguk segelas susu buatan suaminya.

"Aku tau, kamu juga pasti lebih suntuk kalo ikut aku ke studio nanti." Jawab Hanbin tak mau kalah.

"Enggak lah, orang nanti aku mau main main disana." Ucap Jennie asal, Hanbin mengerutkan dahinya sebagai reaksi. Mau main main katanya, dia pikir studio Hanbin itu Lotte World kali.

Hanbin menatap Jennie, mengikis jarak mereka berdua. Kedua tangannya mengelus pipi istrinya, "Janji dulu sama aku, gak akan ngerengek minta pulang kalo udah sampe sana, hm?"

Mata kucing itu berbinar,

"Janji!" Jari kelingkingnya ia kaitkan dengan jari kelingking milik Hanbin lalu melebarkan senyumnya dan menularkannya pada pria yang berstatus suaminya itu.

Perlu dicatat dan diingat, mereka berdua sudah menikah dan bukan lagi pasangan remaja labil.

***

Hanbin membuka pintu studionya dan masuk disana diikuti Jennie dari belakang.

Lumayan bersih untuk ukuran sebuah studio. Hanbin adalah salah satu pria yang sedikit menganut pentingnya hygene dan sanitasi di tempat kerja.

Jennie ingat terakhir kali mengunjungi studio ini saat Hyunsuk masih usia 7 tahun. Tidak banyak berubah menurutnya.

Hanbin meletakkan jaket yang ia kenakan dan langsung menduduki singgasananya dengan sebuah buku dan pena ditangan.

Sedangkan Jennie duduk di sofa, merebahkan dirinya sebentar. Masa kehamilan ini membuat Jennie menjadi mudah lelah.

"Mbin."

"Hm."

"Mbin."

Hanbin membalikkan kursinya dan menghadap Jennie, jangan sampai dia mau pulang, batinnya.

"Kenapa?" Tanyanya lembut.

Jennie hanya menampakkan cengirannya, "Gak ada."

Hanbin menghela nafasnya dan tersenyum disana. Posisi dirinya ia kembalikan lagi, membelakangi Jennie yang duduk di sofa.

Jennie meraih tasnya, mengeluarkan sebuah buku betuliskan -Teka Teki Silang- dibagian covernya.

THE STORY OF JENBIN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang