Sir berdiri di belakangnya dan memeluk Hwasa, sedang satu tangan menangkup dada kirinya. Dia mencium lehernya dan bergumam, " Jantungmu baru saja berdegup kencang. Adakah sesuatu yang menarik bagimu disini?"
"Tidak. Uh-uh." Hwasa mencoba menjauh dari jendela, tetapi Sir tidak bergerak. Sir memegangi pinggang Hwasa dengan lengannya yang kaku, tangan satunya menyelinap di antara kedua kaki Hwasa dan di bawah thongnya untuk membuatnya semakin basah di sana. Sir membelai klitorisnya dengan jari-jarinya yang lentur, lagi dan lagi, sampai Hwasa menggeliat tak terkendali.
"Aku bosan dengan pengucilanmu, pet." Suaranya berubah tegas. "Jawab aku."
Hwasa mencoba untuk menutup kakinya, tapi tangan Sir masih ada di sana, menyebarkan bibir kewanitaannya hingga terbuka. Satu jari Sir menyelinap ke dalam dirinya, dan Hwasa tersentak saat kehangatan menerpa tubuhnya. Sir tidak akan membuatnya___
"A-aku. . . .baiklah. Itu. . . .aku belum pernah melihat itu."
"Masih ada lagi," Sir menggeram, jelas tidak puas dengan jawabannya. Jari itu mendorong lebih dalam di dalam dirinya.
"Sir." Hwasa menarik napas dan menyerah. "Ini menyenangkan."
"Bagian apa yang menurutmu menarik?"
"Wanita dengan dua pria," bisik Hwasa, wajahnya berkobar panas.
"Ada yang lain?"
Pinggul Hwasa miring ke tangannya saat Sir terus membelainya dengan lambat.
"Orang-orang yang menonton."
"Terimakasih atas kejujuranmu, kitten." Sir meremasnya dalam pelukan singkat. "Aku tahu ini sulit untukmu berbicara tentang hal ini. Meskipun kita tahu bahwa hanya posisi misionaris yang dapat di terima, masyarakat masih bersikeras bahwa seks seharusnya hanya satu pria dan satu wanita secara pribadi. Sangat sulit untuk melewati pola pikir itu, terutama untuk seorang yang konservatif sepertimu."
Fakta tentang logika ini begitu mantap, pemahaman Sir tentang kepribadian Hwasa bahkan bisa dikatakan melebihi ekspetasi. Saat itu, pria di dalam ruangan di belakang wanita itu berteriak, dan wanita itu datang, pinggulnya menyentak dengan panik.
Dan Hwasa bisa merasakan kelembaban menetes ke pahanya.
"Mmm-hmm, aku pikir kau melewati tantanganmu dengan baik," kata Sir, menghibur dengan suaranya. Sir mencium lehernya lalu melepaskannya hingga membuat Hwasa berdenyut.
^^^
Mereka kembali untuk menghabiskan minuman mereka; kemudian Sir mengabaikan protes Hwasa dan membawanya ke lantai dansa. Musiknya lembut dan romantis. Hwasa bisa melakukan ini, terutama dengan Sir yang memeluknya dengan hangat. Sir menari seperti hal lain yang bisa dia lakukan, begitu kompeten memimpin dan tegas.
"Bagaimana kau bisa begitu mahir dalam segala hal?" Hwasa bergumam, menikmati musik lembut dengan tangan Sir yang lambat meluncur ke atas dan ke bawah punggungnya. Sir melepaskan pergelangan tangannya, dan Hwasa menikmati merasakan otot bahu kerasnya itu di bawah jari-jarinya.
"Kau belum melihatku di mana pun kecuali di sini, pet. Pendapatmu mungkin sedikit berlebihan."
Entah bagaimana Hwasa meragukan itu.
"Apa yang kau lakukan ketika kau tidak di sini?" Sir tampak terlalu lugas untuk menjadi pengacara atau pengusaha. Mungkin___
"Aku seorang psikolog."
Hwasa tersentak ke belakang dan menatapnya. "Benarkah?"
Sir tertawa terbahak-bahak. "Begitu banyak ketakjuban tidak benar-benar menyanjung."
"Tapi----" well, tidak heran Sir bisa membaca pikirannya seperti sebuah buku. "Jadi kau benar-benar tidak membaca pikiran?"
Sir menarik punggungnya, membelai rambut Hwasa. "Dalam jarak dekat, aku bisa benar-benar membaca pikiran. Emosi, lebih tepatnya, dan terbatas pada apa yang di rasakan orang pada saat itu." Tangannya meringkuk di bawah bokong Hwasa, menekan Hwasa ke kejantanannya, membuat kejantanan itu setengah terbangun oleh perhatiannya. "Sejak aku bekerja dengan anak-anak kecil, jadi aku bisa mengetahui apa yang mereka rasakan dan itu penting."
Sir. Bekerja dengan anak-anak. Dan Hwasa benar-benar bisa mengerti itu; Hwasa tidak pernah bertemu dengan siapapun lagi yang bisa menghibur, lebih bisa membuat seseorang merasa aman.
Tetap saja. . . ."Aku sudah menemukan semacam terapi seks, mengingat. . . .ini." Hwasa melambaikan tangannya ke ruangan.
"Konseling anak-anak adalah hadiahku untuk dunia." Sir menyeringai, menggosok tubuh Hwasa melawan ereksinya sampai kakinya terasa lemah. "Inilah yang diberikan dunia padaku."
Tubuh Hwasa bergerak ke dalam rasa sakit karena merasakan Sir terhadap gundukannya, perasaan tangan Sir di lekukan pantatnya. Bagaimana Sir bisa melakukan ini padanya?
"Um---" Hwasa sampai melupakan pertanyaan yang akan ia tanyakannya.
"Dan kau, Hwasa? Apa pekerjaan yang kau lakukan?"
Pertanyaan. Sir menanyakan pertanyaan padanya. " Aku seorang akuntan."
Tawanya yang lembut mengacak-acak rambut Hwasa. "Aku seharusnya sudah mengetahuinya. Kau akan menjadi akuntan yang sempurna."
"Apa artinya itu?" Tanya Hwasa. Tangan Hwasa turun dari sekitar leher Sir dan mendorongnya cukup jauh agar bisa mengerutkan dahi ke wajahnya dan memindahkan tangan Sir yang menyiksa menjauh dari bokongnya.
Sir menggenggam pergelangan tangan Hwasa dan meletakkannya kembali di lehernya. "Tinggalkan tanganmu di sana, pet," ia memerintah. Dan kemudian Sir meletakkan tangannya kembali, hanya saja kali ini Sir menyelipkan tangannya di bawah rok Hwasa sehingga ia langsung menyentuh bokongnya.
Kaki Hwasa berhenti seketika.
"Jika kau tidak menari, jari-jariku bisa melakukan ini," Sir berbisik, menggerakkan satu tangan ke depannya, meluncur di antara kakinya, di bawah G-stringnya. Hwasa tersentak ketika jari-jari Sir menjelajahi lipatannya. "Menari atau menikmati?"
Hwasa meletakkan dahinya di dadanya, menggigil ketika jari-jari Sir mengusap klitorisnya. "Menari, kumohon."
Ketika tawa kecil Sir bergemuruh di dadanya, Hwasa menggigil lagi.
Setelah mengembalikkan tangannya ke bokongnya, Sir kembali menari. "Untuk menjadi seorang akuntan, kau sangat cerdas, logis, konservatif, terkontrol. Kau suka organisasi dan fakta. Dan, setidaknya ketika menyangkut hubungan pria/wanita, kau lebih nyaman dengan angka."
Sir bahkan tidak perlu bertanya pada Hwasa apakah ia benar. Sir tahu dirinya benar. "Sangat membosankan," gumam Hwasa.
"Ah, tapi di bawah semua kendali itu ada kekayaan gairah dan hati yang sangat lembut," bisiknya ke dalam telinga Hwasa.
" Tidak membosanakan sama sekali."Oke. . . .Kalau begitu tidak masalah. Hwasa merasa puas dan dia meringkuk lebih dekat ke dalam pelukan Sir.
Pendek bgd...tapi lumayan lah, daripada nggak😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
BDsm(dom&sub)
RomanceBagaimana jika kamu terjebak di sebuah klub perbudakan. Dengan segala hal seksual yng sebelumnya hanya menjadi fantasi belaka. Dan dipertemukan dengan seorang lelaki tampan,dengan gairah yang menghanyutkan...