Senyumnya melintas. ''Kitten, kau tidak pernah gagal untuk mengejutkanku.'' gumamnya, tawa dalam suaranya.Sir mulai meraih kembali borgol itu. Dia tidak akan melakukannya kan?.
Hwasa tersentak pada kejantanannya, perasaan itu meluncur didalam dirinya begitu erotis, Hwasa merintih sebelum berbisik, ''Aku minta maaf. Tetap di ayunan. Kumohon Sir.''
Sir terkekeh, meletakkan tangannya kembali di pinggul Hwasa. Sir mengangkatnya___dan kali ini Hwasa tidak melawan___sampai kejantanannya hampir keluar dan kemudian menghantam Hwasa ke belakang, batangnya yang tebal di dalam diri Hwasa membuat kewanitaannya mengepal akan sensasi. Sir bergerak naik dan turun, tangannya keras di pinggul Hwasa, kecepatannya tanpa henti. Hwasa merasa dunianya menyempit ke kenikmatan yang luar biasa dari gerakan Sir di dalam dirinya pada setiap dorongan tanpa ampun dan mengirimnya lebih dekat ke tepian.
Di suatu tempat Hwasa bisa mendengar suara-suara, ia tahu mereka bisa mendengar hantaman tubuh, deritan ayunan, dan Hwasa bergidik. Tangan Sir menegang di pinggulnya, tidak membiarkannya lambat. Hwasa merintih dan menutup jari-jarinya di bagian belakang ayunan.
Sir mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengambil putingnya di mulut Sir yang panas, mengisap dengan keras. Lekukan ke depan, menggerakannya ke bawahnya dan dan kemudian meluncur ke klitorisnya yang sensitif dan dan membesar di pelvis kerasnya, dan dengan segala teriakan, Hwasa pecah di bawah glombang kebahagiaan, menerimanya dengan tak terkendali. Kewanitaannya berkedut dan mengerut di sekitar batang panjang Sir yang keras, kemudian Sir mencapai pelepasannya sendiri ke dalam orgasmenya, dan tangannya mencengkram pinggul Hwasa saat dia mendaratkan dirinya ke arah Hwasa.
Kepala Hwasa tertunduk saat tubuhnya lemas. Sir menyeimbangkannya dengan satu tangan.
''Tunggu sebentar kitten, sementara aku melepaskanmu.''Sedetik kemudian, tanpa terkendali, Hwasa membungkuk ke depan dadanya, gemetar karena gempa susulan. Setiap kali ayunan itu berayun, kejantanannya bergerak di dalam diri Hwasa, dan perutnya mengejang lagi. Sir mencium rambut Hwasa dan memeluknya dengan cara yang membuat Hwasa merasa di cintai, dengan lengannya yang kuat dan kencang di sekitarnya.
''Biarkan aku sebentar, kitten.'' katanya akhirnya. Setelah membuang kondom ke dalam tempat sampah yang tersembunyi, Sir menempatkan Hwasa di pangkuannya dengan kedua kakinya di satu sisi. Ayunan bergerak dengan lembut; mereka hanya bergoyang untuk sementara waktu. Air mancur itu berdeguk. Langkah kaki dan bisikkan berasal dari orang-orang yang berjalan melewati sudut terpencil mereka.
Udara terasa lembut di pundak Hwasa yang telanjang, tangan Sir terasa hangat saat ia mengelus payudaranya. Payudara Hwasa menegang. Halter-nya masih longgar. Jari-jari Hwasa menutup kain bajunya, dan kemudian ia ragu-ragu, melirik Sir. Bibir Sir terlihat aneh, dan tangannya tidak bergerak dari payudaranya. Sialan.
'' Ini bukan apa-apa di bandingkan dengan apa yang di lihat seseorang beberapa menit yang lalu.''
Orang-orang itu---Ya Tuhan. ''Mengapa kau tidak berhenti?'' Hwasa memelototinya.
Sir memiringkan dagunya. '' Karena kau mendengarnya juga, dan itu hanya menambah klimaksmu.''
Dengan erangan, Hwasa menyembunyikan wajahnya di pundaknya. ''Apa yang salah denganku?''
'' Sama sekali tidak ada.'' Sir membiarkan Hwasa meringkuk di bahunya. '' Setiap orang berbeda ketika itu berasal dari eksibionisme. Dan kau tahu mereka hanya sekilas melihat apa yang kita lakukan.''
'' Bagaimana denganmu?'' Tanya Hwasa setelah satu menit.
Sir membelai rambutnya. '' Anehnya aku tidak peduli dengan itu. Tapi tanggung jawab seorang Dom termasuk mengeksplorasi kebutuhanmu, baik keinginan yang kau ketahui dan orang-orang yang kau kenal belum berpengalaman. Aku pikir, suatu hari nanti, kau mungkin senang di pajang---''
KAMU SEDANG MEMBACA
BDsm(dom&sub)
RomansaBagaimana jika kamu terjebak di sebuah klub perbudakan. Dengan segala hal seksual yng sebelumnya hanya menjadi fantasi belaka. Dan dipertemukan dengan seorang lelaki tampan,dengan gairah yang menghanyutkan...