Bintang Yang Ternodai

6.9K 715 219
                                    

warning! this part is not safe for work.

-----

Kim Sunoo pemuda dengan senyuman lembut dan perilaku halus. Layaknya bulu putih bersih tanpa cela. Jatuh bangun mengejar impian. Pemuda kecil yang dulu hanya mampu berandai. Kini mampu melangkah begitu tegas. Dunia yang begitu luas, ia tak takut. Milyaran manusia di dunia, entah yang baik atau jahat, ia sudah pernah menemuinya. Seseorang sepertinya sangat mudah mengenali karakter orang lain. Namun, hanya satu orang yang membuatnya kelimpungan. Sekeras apa pun Sunoo mencoba, tetap saja ia tak mampu memahaminya.

Sunoo adalah pribadi yang tidak mudah goyah. Sekencang apa pun angin menerpanya, ia tetap berdiri kokoh. Melangkah dengan keteguhan hati. Tak pernah menyesal atas semua keputusannya.

Namun semua sudah berubah. Seiring berjalannya waktu, langkahnya yang pasti mulai meragu dan melambat. Si kuat dan teguh akan menunduk. Merasa lelah dan ambruk. Hatinya yang kuat terkikis. Keputusannya pun mulai ia sesali.

Sunoo memejamkan mata. Monster mengerikan tengah menguasainya. Monster yang selalu ia rawat dengan penuh kelembutan. Kini justru menyerangnya. Setetes air mata meluncur dari sudut matanya. Mengingat kalimat yang ia ucapkan baru saja, apakah ini keputusan yang tepat? Akan kah ia kembali menyesal?

"Aku menyukainya."

Dua kata mengerikan itu terus terngiang di telinga Jake. Ia mengeratkan genggaman di pergelangan tangan Sunoo. Menggertakkan gigi. Menahan rasa sesak yang teramat menyakitkan. Dua kalimat yang menghancurkannya dalam sekejap. Lalu beberapa tetes cairan bening membasahi pipinya.

Jake terisak, ia menunduk. Namun tak lama, kepalanya kembali terangkat. Isakannya terganti dengan tawa mengerikan. Sunoo membulatkan matanya. Jake saat ini benar-benar mengerikan.

"Dokter manis, kau tidak boleh menyukainya!" Jake mendekatkan wajahnya, membelai pipi basah Sunoo.

"Aku berhak menyukai siapa saja!" Sunoo menggertak. Ia tidak mau diperlakukan seperti ini.

"Tidak! Kau tidak berhak! Kau hanya boleh menyukaiku, Sunoo-ssi!"

Jake mendekat dan merapatkan tubuhnya. Tangannya bergerak mengusap dada Sunoo. Wajahnya berjarak tak lebih dari sesenti dari wajah Sunoo. Suara isakan semakin terdengar jelas. Sunoo menolehkan kepalanya. Namun Jake sudah menahannya. Membuat Sunoo terpaksa harus berhadapan dengan wajah Jake.

"Kau tahu? Aku benci aroma ini. Sunoo-ssi, biarkan aku membersihkannya." Jake berbisik di telinga Sunoo. Mengecup sekilas daun telinga merahnya. Ia mendekatkan wajah. Menempelkan bibirnya pada bibir Sunoo. Menahan setiap gerakan kecil dari Sunoo. Sunoo miliknya! Tak ada yang boleh menyentuh miliknya!

Sunoo tak mampu lagi memberontak. Ia hanya bisa menggerakkan kakinya. Menendang udara kosong. Berharap seseorang akan menolongnya. Ini tidak benar. Ia kembali dilecehkan. Diperlakukan secara buruk oleh pasiennya sendiri. Sunoo menangis, ia ingin menjerit. Namun bibirnya terbungkam. Jake melumatnya begitu kasar. Menggigitnya hingga meninggalkan luka sobek. Bau amis tercium. Menyeruak ke hidung Jake. Membuatnya semakin gencar menghisap benda kenyal di dalam mulutnya.

Ciumannya turun di ceruk leher Sunoo. Sunoo tak nyaman, ia semakin ketakutan. Dengan bersusah payah, ia terus memberontak. Namun memberontak hanya akan membuat Jake semakin kasar padanya.

"Hikss Jake-ssi, jangan! Kumohon!"

Jake tidak peduli. Bahkan jika Sunoo menjerit keras, ia tetap akan menuli. Perlahan tangan Jake bergerak. Membuka kancing-kancing di kemeja Sunoo. Sesekali tangan itu mengusap dada Sunoo. Membuat aroma Jay menyebar. Menambah kekesalan Jake terhadap Sunoo meluap.

Mendengar Sunoo memohon padanya, membuat Jake merasa puas. ia menghentikan ciumannya. Menatap Sunoo yang benar-benar sudah kacau. Tawanya kembali terdengar. Tangannya menyusup masuk, menyentuh kulit perut Sunoo yang halus.

Obsession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang