Extra: Bulan dan Bintang Dirahmati Semesta

6.7K 534 103
                                    

Tuan Muda Jake menginap!

Malam itu, Jake mengendarai mobil untuk membelah jalanan kota yang dingin. Salju terus menghujam bumi. Menyisakan gunungan putih di pinggir jalan. Tuan muda itu berkendara sembari terus mengulum senyum. Ia akan bertemu dengan seseorang yang ia rindukan. Ia akan menuai kehangatan darinya. Meminta sedikit kecupan dan usapan di kepalanya.

Besok adalah libur tahun baru dan libur akhir pekan. Jake memanfaatkan libur panjangnya untuk menginap di rumah Sunoo yang hangat. Besok malam ia akan menikmati malam tahun baru bersama Sunoo. Lalu di hari pertama tahun baru ia akan membawa Sunoo ke rumah menemui ayahnya.

Mobil hitamnya berhenti di depan klinik. Ia bergegas masuk tanpa menekan bel. Senyumannya semakin melebar. Memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Jake menghirup udara di dalam, menikmati aroma Sunoo yang tersebar di klinik.

Klinik ini baru saja tutup. Jake tahu Sunoo masih berada di ruang kerjanya untuk membuat rekap. Benar saja, dokter manis itu tengah duduk dengan tenang. Jarinya menari di papan ketik. Alisnya bertaut dengan kacamata yang bertengger. Ia begitu serius, memberikan kesan yang manis dan seksi sekaligus.

Jake mengintip dari balik pintu. Ia memperlihatkan setengah wajahnya seperti seorang penguntit. Namun Tuan Muda ini sangat bodoh dalam hal menguntit. Dengan segera Sunoo mengetahui gelagatnya.

Sunoo mematikan laptopnya. Ia sudah selesai dengan pekerjaannya. Pandangan manik teduh itu beralih pada Jake yang masih mengintip. Sunoo tersenyum melihat tingkah Jake yang seperti anak kecil yang malu-malu.

“Apa kau sedang merangkap pekerjaan? Selain menjadi CEO apa kau memiliki pekerjaan sampingan sebagai penguntit?”

Itu adalah sebuah sindiran. Namun Tuan Muda yang tidak masuk akal itu justru tertawa dengan wajah berseri. Seolah baru saja ia mendengar pujian, bukan sindiran. Ia masuk ke dalam, memutar kursi Sunoo, lalu bersimpuh di hadapan si dokter manis.

Sunoo menautkan alis. “Apa yang kau lakukan?”

Jake tidak menjawab. Ia justru meletakkan kepalanya di paha Sunoo. Bibirnya bergumam kecil, “Sunoo-ya, usap kepalaku.”

Mendengar permintaan itu, Sunoo tersenyum. ia mengulurkan tangan dan dengan gerakan lembut ia mengusap kepala Jake penuh perhatian. Hawa dingin yang dibawa Jake menjalar di telapak tangannya.

“Baru pulang?” Sunoo menatap tubuh Jake yang masih mengenakan pakaian kerjanya. Ia merasakan Jake mengangguk pelan.

Akhir tahun, seperti sebuah kebiasaan. Perusahaan dan pabrik akan sangat sibuk mengejar waktu. Menyelesaikan semua pekerjaan sebelum tahun berakhir. Begitu juga dengan perusahaan Jake. Ia dan semua karyawannya harus lembur. Saat pekerjaannya selesai, ia tidak mau repot pulang terlebih dahulu untuk mengganti bajunya. Dengan begitu, ia datang ke klinik Sunoo masih mengenakan pakaian kerja lengkap.

“Lelah?” Sunoo bertanya penuh perhatian. Ia menunduk dan memberikan kecupan kecil di kepala Jake.

Lagi-lagi Jake hanya mengangguk. Ia memejamkan matanya. Menikmati usapan dan perhatian Sunoo terhadapnya. Hal kecil yang membuat Jake bahagia. Di saat ia pulang dengan tubuh lelahnya, akan ada orang yang merawatnya dengan kelembutan seperti ini.

“Sunoo, aku akan menginap. Besok aku ingin menikmati malam tahun baru denganmu. Mau, kan?” Jake mengusapkan pipinya di paha Sunoo. Seperti anak anjing yang menyayangi majikannya.

“Umm.” Sunoo mengangguk. Ia menarik sebuah kursi dan meminta Jake untuk duduk di sana. “Jangan terus seperti itu. Lututmu akan sakit. Lantainya juga dingin, kau bisa masuk angin. Kemari, duduk di sini.”

Jake seperti anak anjing yang jinak, ia menurut. Mereka kini duduk saling berhadapan. Jake menatap Sunoo dengan mata melengkung seperti bulan sabit. Senyumnya masih tidak memudar. Dengan rambut yang berantakan seperti itu, ia benar-benar mirip anak anjing yang menggemaskan.

Obsession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang