One

207 18 4
                                    

Disclaimer!! Cerita ini tersedia di Innovel / Dreame.

.

.

Kahfi menyandarkan diri pada tembok dekat pintu kelas Zahra. Harusnya lima menit lalu Zahra sudah keluar mengingat bel istirahat tak terlambat berbunyi. Di dunia ini, jika ada satu orang yang mampu membuat Kahfi bersabar, tentunya hanya Zahra seorang. Meski menunggu berjam-jam pun Kahfi tak pernah marah. Lelaki itu akan selalu memberikan senyum, tepat ketika wajah Zahra ada di depan matanya.

"Bos! Neng Bos belom keluar juga?! Laper nih!"

Brandon langsung membekap bibir Atala ketika mulut lancang anak itu berani menanyakan Zahra. Dari yang sudah-sudah, Kahfi akan mengamuk macam banteng bertemu matador. Dan satu-satunya yang bisa menenangkan sang hewan bertanduk hanyalah Neng Zahra seorang.

"Buset! Biji mata baek-baek, Bos! Nggak bisa liat kecantikan Zahra ntar!" Canda Brandon lalu terkekeh sendiri. Baru saja Kahfi akan melayangkan jitakan, si pawang keluar sambil berjingkrak. Tentu saja Kahfi langasung pmelupakan Brandon dan Atala. Cowok itu seketika menerbitkan senyum.

"Kahfiii... Laper..." rengek Zahra.

Kahfi mengacak rambut Zahra. Kebiasaan yang selalu laki-laki itu lakukan. Dalam satu hari, mungkin sudah ribuan kali jemari Kahfi mampir dipuncak kepala Zahra.

"Ayo makan! Kali ini Gue yang tlaktir."

Brandon dan Atala sama-sama memutar bola mata mereka. Dalam hati mereka sama-sama menggerutu. Kata kali ini entah mengapa ingin sekali ke dua teman Kahfi musnahkan. Bukan hanya hari ini, sejak tiga tahun lalu juga selalu Kahfi yang membayar. Anak itu sudah seperti suami untuk Zahra. Apapun kebutuhan tuan putri, pangeran Kahfi akan memenuhi.

"Bran, kayak gini yang namanya sahabat?! Taik kucing sih! Si Kahfi bokis nih!" Seloroh Atala sembari mengikuti pasangan aneh yang mini bergandengan tangan di depannya.

Brandon menggaruk kepala. Ia juga tak tahu jenis persahabatan apa yang Kahfi dan Zahra bangun. Hubungan mereka jelas tak wajar jika dikatakan hanya berlandaskan asas persahabatan. 'Sahabat kok bikin seumur hidup jomblo,' batin Brandon.

"Jangan-jangan diem-diem mereka udah nikah, terus punya anak udah TK lagi.."

Plak!!!

"Atala Goblok!! Mereka ngadonnya dari SMP gitu?!" dengus Brandon setelah berhasil menganiaya kepala tanpa otak Atala. Memang suka ngadi-ngadi Atala. Kadang ngomong asal aja.

"Dud..." Zahra meringis saat kalimatnua terpotong oleh suara gahar Kahfi, "Weh! Duduk sono! Tempat gue sama Zahra!" ketua Kahfi sembari mendorong tubuh Atala.

"Kahfi Babik!!! Gue nggak tahu Neng Bos mau duduk situ weh!" hardik Atala. Kahfi memang terkadang keterlaluan jika itu menyangkut Zahra. Tiga tahun menemani ke dua kepompong itu, belum pernah antara Brandon dan Atala bisa duduk satu jakar dengan Zahra.

Ya, benar!!! Biang kerok dari ketidak mungkinan tersebut adalah Kahfi. Kahfi Caesar!!! Anak itu selalu mengamuk tanpa alasan. Berkata jika tidak ada yang boleh mendakati bahkan duduk di satu kursi dengan Zahra jika bukan dirinya.

Lebay!

Memang!!

Kahfi selalu protektif dan Zahra pun demikian. Dimana ada Zahra, disana ada Kahfi yang siap menyingkirkan semua pejantan yang ingin mendekat. Hal itu pun berguna bagi Zahra yang tidak membiarkan seorang gadis pun mencuri kesempatan pada diri Kahfi.

"La, nitip bakso dua. Yang satu..."

"Tiga taon jadi jongos lo gue apal, Anjir! Punya Zahra jangan sampai ada mie kuning sama sayur terus nggak boleh kasih saos, sambel aja putihan." Atala mengatur nafasnya. Kalau bukan karena Kahfi, ogah sekali dia jadi pembantu dadakan Mang Toha tukang bakso kantin utara Bumi Pena.

"Gue..."

"Lo ikut gue, Paijo! Mang Toha butuh tukang cuci mangkok! Ikot Gue Brandon!" jerit Atala. Enak saja Brandon ikutan nitip. Memang dia jongos sejati apa.

Setelah kepergian Brandon dan Atala ke Mang Toha, Kahfi dengan setia menemani Zahra membaca novel online diponselnya.

"Raa..." panggil Kahfi sembari membelai rambut Zahra.

"Hemm..."

"Nanti ikut makan sama mamah, ya?! Pulang sekolah mamah pengen ketemu katanya." Zahra menganggukkan kepala. Sudah biasa memang bertemu dengan mamah Kahfi. Kadang mereka bahkan melakukan perjalanan bersama. Zahra tak pernah tertinggal.

Dimana ada Kahfi disana ada Zahra.. Sekalipun keduanya ditengah keluarga besar masing-masing.

The Bond  of Friendship [END - Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang