3: Perintah

3.5K 520 205
                                    

Happy reading ❤️

***

"Apa kita harus masuk ke dalam air ini?" (Y/n) bertanya, tatapan matanya terlihat serius untuk menjalani misi kali ini.

"Tenang saja, sepertinya air ini tidak akan menyebabkan pakaian kita basah." Sai yang berjongkok di samping kaki (Y/n) menyahut usai memasukkan tangannya ke dalam kolam air bewarna hijau yang terlihat luas tersebut. "Lihat, tanganku tidak basah."

Sai benar, bahkan sarung tangan yang Sai pakai pun terlihat tidak basah sama sekali.

Kali ini, (Y/n), Naruto, Hinata, Shikamaru, Sai, dan Sakura diberikan misi untuk menyelamatkan Hanabi Hyuga. Misi ini pun bersamaan dengan ancaman penghancuran bumi. (Y/n) tidak mengerti apa tujuan dari Toneri Otsutsuki melakukan hal ini semua. Ya, sesuai fakta, Toneri Otsutsuki adalah dalang dari ini semua. Mau tak mau, Ia dan teman-temannya harus menghentikan aksi Toneri.

(Y/n) menghela nafasnya sejenak. Lalu tatapannya beralih pada Shikamaru yang sudah menceburkan dirinya terlebih dahulu kemudian disusul Sai dan Sakura. Kini tinggal dirinya, Naruto dan Hinata. (Y/n) menoleh kebelakang, melirik Naruto dan Hinata secara bergantian.

"Ayo," ajak (Y/n).

Akhirnya (Y/n) menceburkan dirinya ke dalam kolam air super luas tersebut. Ia melihat ke sekeliling dan memang benar, ia tidak merasakan tubuhnya basah sama sekali dan ia bisa berbicara dengan mudah di dalam air ini. Air kolam ini pun bewarna hijau jernih dan di dalamnya terdapat beberapa gelembung-gelembung yang belum diketahui apa maksud dari keberadaannya.

"Mengapa di sini banyak gelembung?" Sai bertanya sembari mengedarkan pandangannya.

"Bisa saja ini salah satu kamera pengintai dari musuh atau ... sejenis bahan genjutsu," sahut (Y/n).

Shikamaru yang berenang di depan (Y/n) melirik dirinya. "Bisa jadi."

(Y/n) menghela nafasnya sejenak, kemudian kembali mengedarkan pandangannya. Tempat ini cukup menarik dan unik baginya. Air yang bewarna hijau jernih, tidak ada tekanan di dalamnya sehingga membuat (Y/n) bisa leluasa bergerak dan berbicara. Bahkan air kolam ini tidak membuat matanya perih ketika berkedip.

Rasanya, ketika melihat tempat setenang ini, dirinya pun ikut merasakan ketenangan. Pikirkannya pun ikut rileks bersamaan dengan arus air yang tenang. Sudah lama (Y/n) tidak memberikan pikirkannya istirahat. Selama ini pun pikirkannya selalu bekerja untuk membantu tubuhnya menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya.

"Awas-"

***

(Y/n) POV

Pemakaman? Baju hitam? Langit mendung? Aku tahu suasana apa ini.

Aku mendongak, menatap sekumpulan orang yang berbaris dengan kepala yang tertunduk. Sejenak aku menghela nafas dan melangkahkan kedua kakiku untuk sampai di barisan terdepan. Ketika sampai di barisan terdepan, aku mendapati sebuah nisan yang sudah dihias oleh bunga-bunga.

Sebentar, bentuk nisan ini samar-samar di otakku. Ah akhirnya aku ingat, ini adalah nisan nenekku. Aku baru tahu, beginilah pemakaman nenekku ketika ia meninggal.

Aku terdiam sejenak, ini adalah kematian pertama orang tersayang yang tak pernah aku lihat wajahnya secara langsung. Kemudian, suasana di sekitar ku berubah. Langit sedikit menggelap tanda sore akan segera berakhir, baju hitam masih mendominasi, dan di barisan terdepan aku bisa melihat diriku sewaktu kecil yang tampak menangis tersedu-sedu di dalam gendongan pamanku.

Keningku berkerut, aku beralih kembali menatap nisan yang ternyata sudah ada di depanku. Ada dua buah nisan dan di sana terukir nama ayah dan ibuku. Cih, ini pemakaman kedua orang tuaku.

𝐊𝐎𝐒𝐇𝐀 || Gaara  ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang