12: Penyesalan

3.6K 516 123
                                    

Happy reading ❤️

***

(Y/n) menghela nafas lalu kembali menatap Arata dengan intens sehingga membuat pria itu menundukkan kepalanya. Atmosfer di ruangan pengap ini mulai terasa berubah menjadi emosional semenjak pembahasan melenceng dari topik utama.

Gadis berambut cokelat panjang itu beralih berkacak pinggang, menatap tajam ke arah Arata dengan kedua mata yang melotot tajam.

"Jika kau sudah pernah kehilangan, seharusnya kau tahu betapa sakitnya ketika kehilangan orang tersebut," ujar (Y/n).

Arata kembali mendongak, menatap (Y/n) dengan datar. "Apa kau pernah kehilangan?"

"Terlalu sering, sampai aku pun mati rasa," jawab gadis itu.

Arata terkekeh. "Termasuk kehilangan Kazekage kan? Sepertinya kau langsung mengakhiri hubungan mu dengan Kazekage saat tahu dia akan dijodohkan. Kasihan sekali-"

BUGH!

"Brengsek!" Arata mengumpat pelan saat (Y/n) memukul perutnya tanpa aba-aba.

"Sudahku bilang aku tidak memiliki hubungan apa pun dengannya," tepis gadis itu datar.

Arata mendongak, menatap tajam tepat pada kedua mata kelabu (Y/n). "Berpura-pura lah terus sampai kau lelah. Tapi, sepertinya Kazekage sangat mencintaimu. Itu terbukti ketika dia melihat kau diserang kemarin, dia menyerangku secara membabi buta, jika aku tidak pandai mengelak, mungkin aku sudah kalah telak. Dia sangat kuat," ucap Arata.

(Y/n) tersentak, kemudian gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Berusaha menepis segala fakta. Karena fakta yang Arata ucapkan semakin membuat (Y/n) susah untuk melupakan Gaara.

"Apa setelah ini Shigazane akan melancarkan serangan lagi setelah kegagalan mu?" Udo bertanya, mengalihkan pembicaraan yang berhasil membuat (Y/n) bungkam sesaat.

"Ya, tuan Shigazane akan mencoba menculik nona Hakuto sehari sebelum pernikahan nona Hakuto dan Kazekage-sama. Tuan Shigazane akan membawa nona Hakuto ke tempat yang jauh dari orang banyak dan hidup bersama."

"Kapan pernikahan itu terjadi?" Kali ini (Y/n) lah yang bertanya.

"Serangan di Suna terjadi sekitar empat hari yang lalu, kemudian mereka seharusnya menikah empat hari lagi, itu pun kalau Kazekage setuju menikah. Apa kau cemburu?"

(Y/n) berdecih, beralih menjambak rambut Arata dan menatap tajam pada mata pria itu. (Y/n) sedang mencari apakah ada kebohongan di sana dan yang ia temui hanya kehampaan.

"Kau tahu banyak ternyata tentang Shigazane dan rencananya."

"Ya ... begitulah. Bukankah itu keren?"

(Y/n) berdecih, melepas jambakannya dan beralih memijit pelipis kepalanya yang penat. Sekarang informasi yang di dapat sudah hampir semua. Hanya tersisa beberapa saja.

"Mungkin menikah dengan pekerjaan lebih baik dari pada kau harus menderita bersama Kazekage sialan itu."

(Y/n) tersentak, menatap Arata dengan tatapan yang sulit diartikan. Kenapa pria ini terlihat sangat ngotot tentang hubungannya dengan Gaara?

"Tidak usah menutupi, aku bisa membaca ekspresimu, cih, berpura-pura lah sampai mampus."

(Y/n) menatap Arata. "Kenapa sedari tadi kau terus menerus membahas aku dan Gaara?"

"Karena aku juga pernah menjalin hubungan seperti itu. Bersembunyi dari orang yang tidak menginginkan, tetapi, aku malah menyakitinya hingga dia memutuskan untuk mengakhiri semuanya," jawab Arata. Kepala pria itu kembali menunduk.

𝐊𝐎𝐒𝐇𝐀 || Gaara  ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang