8: Hal yang mengganjal

2.7K 467 202
                                    

Happy reading 🦋

***

Ruangan yang Gaara tempati saat ini terasa hening dan canggung. Di depannya sudah duduk seorang gadis yang akan dijodohkan dengannya. Gadis itu terlihat cantik dan menawan dengan rambut coklat panjangnya yang tergerai panjang. Namanya Hakuto Houki.

Gaara beralih mengedarkan pandangannya asal tidak memandang Hakuto. Ia ... benar-benar terpaksa untuk melakukan dan memenuhi pertemuan ini dan sekarang, Gaara berharap waktu berlalu dengan cepat agar ia bisa mengakhiri pertemuan ini dan mengatakan kalau ia tidak pernah menginginkan hal ini. Sama sekali Gaara tidak ingin.

Yang Gaara inginkan adalah menikah dengan orang yang memberikannya cinta dan yang ia cintai dan semua itu hanya ada pada (Y/n). Beruntung saat ini (Y/n) tidak ada di dekatnya. Jika gadis itu melihatnya menghadiri pertemuan dengan konteks perjodohan, ntah lah, bisa-bisa gadis itu salah paham.

"Apa hobi anda?"

Gaara menoleh, menatap Hakuto yang bertanya. Sepertinya pun gadis di depannya ini tidak tahan dengan keheningan yang melanda. "Aku suka menanam kaktus," jawab Gaara. Wajahnya tetap terlihat kalem dan datar.

"Serius? Itu keren! Apa kau bisa memperlihatkannya?"

Gaara menghela nafas, lalu mengeluarkan pasir dari dalam kendi nya dan membuat sebuah tanaman kaktus kecil dari gumpalan pasir miliknya. "Kira-kira seperti ini."

Hakuto memperhatikan setiap lekuk kaktus yang Gaara ciptakan. Kaktus yang terbentuk dari pasir itu terlihat realistis, mirip seperti yang aslinya. "Keren."

"Kaktus adalah tumbuhan yang bisa hidup di padang pasir. Meski begitu, kaktus juga tetap membutuhkan air." Gaara menjelaskan, dirinya memang paling suka bercerita jika sudah membahas tentang hobinya yang satu ini.

Jika dilihat-lihat, Gaara dan (Y/n) belum pernah membicarakan hobi mereka sama sekali. Ketika bertemu, tidak banyak hal yang mereka bicarakan. Palingan menyangkut kesibukan dan selalu berakhir dengan pertanyaan (Y/n) tentang hubungan mereka. Selalu seperti itu dan lebih menjurus pada hubungan yang membosankan.

Hakuto tampak mengerjap kagum. "Aku bingung-"

Perkataan Hakuto menggantung saat pintu ruangan yang di isi oleh Gaara dan Hakuto terbuka. Di ambang pintu terlihat 2 orang berpakaian seperti pelayan, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Gaara memperhatikan mereka lalu bertanya. "Ada apa?" Tidak seharusnya para pelayan di restoran yang di sewa mengganggu pertemuan seperti ini.

Pelayan laki-laki menjawab. "A-anu, maaf, kami harus mengambil kursi yang ada di sana." Pelayan laki-laki itu menunduk hormat, meminta izin kepada Gaara serta mengutarakan maafnya karena sudah menganggu pertemuan penting sang Kazekage.

Gaara menghela nafas, akhirnya ia memberikan izin kepada kedua pelayan itu untuk melakukan tugasnya. Ia menegapkan tubuhnya dan kembali menatap Hakuto. Mereka kembali membahas tentang kaktus. Namun, di tengah-tengah pembicaraan, perhatian Gaara teralihkan dengan suara berisik yang dilakukan oleh 2 pelayan tersebut.

Gaara melirik dan memperhatikan gerak-gerik pelayan yang terasa mencurigakan baginya. Terlebih dengan pelayan perempuan yang wajahnya tertutupi oleh cadar, pelayan perempuan itu terus menerus memperhatikan Gaara dan Hakuto.

"Gaara-sama, kau tidak apa?"

Gaara memutuskan untuk mengabaikan para kedua pelayan itu dan tetap mewaspadai mereka. "Ya, aku tak apa."

Gaara kembali memperhatikan Hakuto. Kali ini suasana kembali hening. Gaara tidak bisa berbicara jika di ruangan ini masih ada orang lain. Bahkan para pelayan itu belum kunjung keluar. Jadi, Gaara putuskan untuk memperhatikan Hakuto.

𝐊𝐎𝐒𝐇𝐀 || Gaara  ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang