.
.
.
"Akhirnya ya... akhirnya aku bisa melihat orang tuaku hidup bahagia bersama."
"Itu orang tuamu?"
Perempuan itu mengangguk sambil tidak melepaskan pandangan matanya dari pasangan berstatus tunangan yang sedang asik menikmati makan siang di sebuah restoran berbintang Michelin di Singapura.
"Dan mereka masih sama seperti dulu. Mereka saling melindungi dan menyakiti. Oh, mereka tidak lagi saling menyakiti. Kurasa mereka sedang menjalankan karma baik. Kau lihat
mereka begitu bahagia? Aku sangat terharu.""Kenapa kamu tidak menghampiri mereka? Berikan pelukan atau apalah."
"Jangan bercanda, Hyunsik! Ingatan mereka tentangku sudah dihapus setelah reinkarnasi. Appa Yoongi akan langsung mengiraku sebagai orang gila."
"Ya sudah. Sana pandangi orang tuamu sepuasnya. Tapi jangan terlalu lama disini. Kita masih ada tugas."
"Iya, iya, iya! Pergi saja kamu, sana! Jangan ganggu aku!"
Sepeninggalnya Hyunsik, Jieun masih asik memandangi kedua orang tuanya. Bulir air mata menetes ketika melihat keduanya tertawa bahagia dan Yoongi yang tidak mau melepaskan
genggaman tangannya pada Jimin, mahasiswa Nanyang Technological University."Akhir bahagia. Kenapa aku tidak mati saat itu? Aku juga ingin reinkarnasi dan dipertemukan sebagai anak dari kalian lagi."
Jieun kemudian memandang ke arah Jimin, "Papa sangat baik membiarkanku hidup. Papa pasti lupa sama Jieun. Tidak kusangka, Tuhan mengabulkan permintaan Appa dan Papa menjelang kematiannya."
"Yah... sudah berapa abad ini? 6 atau 7? Ah, kenapa aku harus mengingat masa kegelapan itu, sih!" bentak Jieun yang kesal pada dirinya sendiri dan mulai memukul-mukul kepalanya.
Ingatan Jieun kembali berputar ketika melihat Yoongi dan Jimin bersama-sama menjatuhkan dirinya dari atas tebing setelah memberinya pelukan dan ciuman sayang. Satu hal
yang tak akan pernah Jieun lupakan adalah pesan dari kedua orang tuanya."Jieun, dengarkan dan ingat perkataanku. Jika kamu berhasil menemukan kami, pastikan cincin
ini kembali di tangan kami. Jangan sampai kehilangan benda berharga itu. Entah bagaimana caranya, yakinkan aku di 7 abad kemudian untuk memakaikannya pada Jimin di hari pertunangan.""Jangan pernah kembali lagi ke sini, Jieun. Hiduplah bahagia disana dan cari kami. Aku dan appa selalu menyayangimu. Sekarang pergi!"
"Aku sudah menemukan kalian. Aku juga sudah mengembalikan cincin itu. Sekarang apa yang harus aku lakukan dengan kalian yang kehilangan ingatan setelah reinkarnasi?"
Bunyi klakson mobil yang terparkir di bawah jembatan seolah menjawab pertanyaannya. Bahkan mobil itu tidak berhenti berbunyi ketika sang pemilik berusaha mematikannya.
"Benar juga. Kalau aku mati dan reinkarnasi kembali, mungkin aku bisa bertemu kalian lagi." gumam Jieun dengan senyum sedihnya.
Bunyi berisik dari mobil tersebut ternyata juga mengganggu acara makan siang Yoongi dan Jimin yang tidak jauh dari lokasi. "Hyung, itu ada apa?" tanya Jimin.
"Entahlah. Mobil rusak mungkin. Mengganggu saja." balas Yoongi dingin.
"Bukan. Bukan mobilnya. Tapi yang ada di jembatan," kali ini Jimin mulai menarik-narik lengan baju Yoongi dan memaksanya untuk melihat.
Yoongi akhirnya melihat ke arah yang sama dengan Jimin. Seorang gadis muda dengan rambut hitam legam sedang berdiri di pinggiran jembatan.
Sedikit saja dia bergerak maka tubuhnya akan jatuh dan terlindas mobil..
.
Semuanya berawal dari sebuah tragedi gelap yang terjadi di Eropa pada pertengahan abad 17. Sebut saja,
Witch Purge
Sesuai artinya, ini adalah peristiwa pembantaian lebih dari 3000 orang terduga penyihir. Dengan dalih, 'Pembersihan Penyihir'.
Loh, bukannya bagus ya? 3000 penyihir itu kan jahat. Pasti punya kontrak dengan iblis. Dengan 3000 orang itu dibunuh, dunia jadi lebih aman, kan?
Hahaha, tolong garis bawahi kata terduga. Sesuai pepatah, fitnah lebih kejam daripada membunuh.
"Witchcraze"
Copyright ©2021 by Lovelyairaa
Warn! Yoonmin Fantasy Thriller au! Mature content, violence, sex, mpreg, mention death and suicide!
KAMU SEDANG MEMBACA
Witchcraze [Yoonmin]
FanfictionMature Content!🔞 Top! Yoongi Bott! Jimin Yes, it's a boys love fanfiction. Skotlandia, 1661. Sebut saja pembunuhan massal ini dengan nama "Witch Purge" atau pembersihan penyihir. Aku menyebutnya pembunuhan massal karena yang menjadi korban mayorit...