Siang itu Nathan dan Andra mengajak Nayla ke mall untuk berbelanja. Nayla langsung cemberut karena dia paling anti belanja. Kecuali saat menemani mama Dylan dulu."Mau ngapain sih ke sini?"
"Nay, nanti malem kamu mesti temenin aku ke resepsinya Nadya. Jadi aku mau beliin kamu gaun buat nanti malam."
"Whattt?? A gown?? Are you kidding me? Me? Wearing a gown?" teriak Nayla kaget.
Dia langsung geleng-geleng kepala dan siap-siap kabur. Dengan sigap Andra mengangkat adiknya masuk ke butik.
"Kakakkkk, turuninn!"
Andra nyengir dan menurunkan Nayla di butik tujuan mereka. Nayla bersedekap sambil cemberut.
"Jangan cemberut, ma princessa. Please," kata Nathan menampilkan puppy eyesnya.
Nayla mengembuskan napas kesal. "Sekali ini aja ya," katanya kemudian. Nathan tersenyum lebar dan langsung mencium pipinya.
"Nathan!! Jangan sembarangan cium -cium adikku di tempat umum!" hardik Andra pura-pura marah. Pipi Nayla sudah semerah tomat. Nathan terbahak.
"Come on, ma princessa kita cari gaun yang paling cantik." Nathan menggandeng tangan Nayla erat dan mulai berkeliling butik.
Mata para perempuan di sana tak henti-hentinya memperhatikan mereka. Andra dan Nathan terlalu tampan untuk di abaikan.
"Dek, ini aja," Andra memegang gaun panjang halter neck berwarna hijau. Cantik sih, tapi...
"I'm not an avocado!" kata Nayla sewot.
Andra terkekeh dan mengembalikan gaun itu ke tempatnya. Nathan dan Andra sibuk memilih gaun - gaun itu, sedang Nayla hanya duduk diam dan memperhatikan mereka. Dia geli sendiri melihat Nathan dan kakaknya. Akhirnya mereka menyerahkan beberapa potong gaun pada Nayla untuk di coba. Nayla membelalak.
"Sebanyak inii??" teriak Nayla, tapi tak urung dibawanya juga gaun-gaun itu ke ruang ganti. Di cobanya gaun itu satu persatu. Setiap kali dia keluar, Andra dan Nathan selalu menggeleng.
Nayla mengembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya saat gaun ke 15 yang dia coba masih tidak memenuhi selera mereka.
"Semua ini kan kalian yang pilih. Huhh, merepotkan! Ini gaun terakhir. Kalo ini tidak cocok juga, aku mau pulang!!" ancam Nayla sebal.
Nayla keluar dari ruang ganti. Nathan dan Andra tak berkedip menatapnya.
Gaun itu sederhana saja. Berwarna abu - abu dengan motif bunga tanpa terlalu banyak hiasan. Bermodel kemben dengan rantai bulat mutiara di pinggangnya. Sebenarnya Nathan ingin protes. Gaun itu terlalu terbuka hingga menampilkan bahu Nayla, tapi gaun itu juga sangat cantik dan pas di tubuhnya yang mungil. Dia justru akan tenggelam jika memakai gaun panjang.
"Jelek ya?" tanya Nayla saat keduanya terdiam.
"Perfect! Mbak, kami ambil yang ini!" ucap Andra cepat.
"Okey sekarang kita cari sepatunya." Lagi - lagi Andra langsung bangkit ke sisi kanan butik yang memajang sepatu.
"Kakakk, aku nggak mau pakai sepatu setan itu!" lagi - lagi Nayla protes.
Andra tertawa keras. "Kita cari yang tidak terlalu tinggi, Sayang," ucapnya santai.
Bibir Nayla mencebik. Ah, dia benci hari ini!!
Akhirnya semua penyiksaannya hari itu selesai. Nayla mengembuskan napasnya dengan lega.
"Nay, aku jemput jam 7 yah," kata Nathan sebelum dia pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Find The Way (COMPLETED)
RomanceTERSEDIA EBOOK di KUBACA APP Jika satu hati pernah menyakiti, akankah hati yang lain mampu melupakan? Jika satu hati pernah tersakiti, akankah dia bisa mencinta lagi? Jika satu hati ingin mencintai kembali, akankah kesempatan itu masih ada? Ini ha...