Author POV
Dylan terdiam menatap kesibukan kota Jakarta dari gedung apartemennya. Kota ini seakan tak pernah tertidur biarpun sekarang sudah menunjuk pukul sebelas malam. Lagi-lagi pikirannya tertuju pada Nayla. Tangannya mengelus lembut foto Nayla yang masih ia pasang di pigura yang ada di nakas samping tempat tidurnya.
I really miss you, my dear....batinnya pilu.
Dia menyesal tentu saja. Lebih dari menyesal, dia hancur. Dia tidak hanya menyakiti Nayla tapi juga menyakiti ibunya. Wanita yang amat sangat di cintainya. Dylan teringat obrolannya dengan orangtuanya seminggu lalu.
"Papa kecewa sama kamu, Dylan. Apalagi Mama kamu. Kamu tahu bagaimana sayangnya Mama kamu sama Nayla. Dia gadis baik, Lan. Kenapa kamu tega, Nak? Kamu tidak belajar dari masa lalu kamu sama Nathan?"
Saat itu Dylan tak sanggup menjawab apapun. Dia tahu dia sudah menghancurkan harapan ibunya untuk mempunyai menantu Nayla. Dan ia juga tahu, ia tak akan menemukan wanita lain seperti Nayla. Tidak akan pernah.
Bodoh!
Dylan mengusap wajahnya dengan frustasi. Sudah dua bulan lebih dan dia belum sekalipun berhasil bicara dengan Nayla. Dan Joanna dengan tidak tahu dirinya memilih kabur. Pulang ke kampung halamannya di Kalimantan. Pergi tanpa menjelaskan apapun pada Nayla. Dasar perempuan pengecut. Wanita jalang itu meninggalkannya sehari setelah Nayla memergoki mereka.
Nayla... Please forgive me, darl...
Dylan tersenyum mengingat saat dia mengejar Nayla dulu. Gadis itu berbeda dengan gadis lainnya yang pasti tak akan menolak pesonanya.
Dia begitu dingin saat Dylan mengajaknya makan siang bersama. Dia selalu menolak kiriman bunga darinya, dan tak acuh jika Dylan ada di dekatnya.Hingga akhirnya, dia menolong Nayla saat akan dicopet di depan kampus. Ya, memang seperti sinetron. Tapi begitulah awal kedekatan mereka hingga akhirnya mereka pacaran.
Nayla memang bukan tipe gadis yang dia sukai.
Bukan gadis seksi yang selalu dekat dengannya, tapi sejak awal Dylan melihatnya, dia benar-benar tak bisa melepaskan pikirannya dari Nayla. Dan kini, setelah hampir tiga bulan mereka putus, baru dia sadar perasaannya pada Nayla berbeda dengan perasaan yang dia rasa ke pacar-pacar terdahulunya. Dia benar-benar jatuh cinta pada Nayla. Dia benar - benar ingin Nayla kembali ke pelukannya.Dylan mendesah frustasi. Dia butuh bicara dengan seseorang sekarang. Tapi siapa?
Nathan tidak akan mungkin mau menemaninya ngobrol seperti saat mereka remaja dulu. Dia tahu adiknya itu masih belum bisa melupakannya perbuatannya dengan Nadya. Nadya juga sama saja dengan Joanna.Gadis itu sengaja menggodanya. Saat itu, Nathan sedang ada praktek kuliah di luar kota. Nathan memintanya menjemput Nadya karena mobil gadis itu sedang di bengkel. Dylan sangat menyayangi Nathan, he would do anything for him. Termasuk menjemput Nadya, gadis matre yang dicintai Nathan setengah mati. Sebenarnya sejak awal, Dylan tidak menyukai Nadya. Dia tahu gadis itu hanya memanfaatkan Nathan. Tapi sial, dia termakan omongannya sendiri. Gadis itu begitu cantik dan luar biasa seksi. Tidak ada kucing yang bisa menolak ikan bukan?
Tanpa benar - benar melihat Dylan sudah menghubungi speed dial 1 di handphonenya.
"Hallo..." ucap suara lembut itu.
Dylan memejamkan matanya. Ah...betapa dia merindukan suara itu.
"Hallo ini siapa?" tanya suara lembut itu lagi. Suaranya terdengar sangat mengantuk.
Dylan membuka matanya terkejut.
Jadi Nayla sudah menghapus nomor teleponnya di handphonenya?"Nay,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Find The Way (COMPLETED)
Roman d'amourTERSEDIA EBOOK di KUBACA APP Jika satu hati pernah menyakiti, akankah hati yang lain mampu melupakan? Jika satu hati pernah tersakiti, akankah dia bisa mencinta lagi? Jika satu hati ingin mencintai kembali, akankah kesempatan itu masih ada? Ini ha...