Chap 10. Fakta Yang Menyebalkan

38.5K 3.6K 191
                                    

Author POV

Hari ini Nayla menuruti keinginan ibunya untuk berdandan. Ya, kedengarannya aneh memang. Tapi demi bertemu calon mertuanya, Nayla rela. Dia tersenyum cengengesan saat Andra menggodanya.

"Yakin kamu, Dek, ibunya Nathan mau nerima kamu jadi menantu? Kamunya aja nggak jelas gitu cowok apa cewek."

Nayla terbahak dan melempar sisirnya ke arah Andra. Ibunya yang sedang memakaikan concealer ikut tertawa.

"Mom, aku nggak mau dilangkahin Nayla." Andra merajuk pada sang ibu.

"Makanya cari pacar, anakku sayang. Jangan kerja terus," ucap sang ibu tegas.

Andra cemberut. Dia memang masih belum terpikir untuk mencari pacar lagi setelah kepergian pacarnya karena kecelakaan delapan tahun lalu. Entahlah, bahkan delapan tahun pun ketakutan itu belum hilang.

"Iya, Mom, nanti aku cari, yang seksi ya, Mom," katanya jenaka. Nayla dan ibunya tertawa.

"Kak, cari yang imut kaya Nay dong," ucap Nayla dengan pedenya.

Andra mencibir padanya disambut juluran lidah Nayla.

"Dek, apapun nanti yang kamu terima dan kamu alami di rumah Nathan kamu harus kuat ya. Kakak percaya Nathan. Kamu juga harus percaya sama dia ya?" pinta kakaknya serius.

Nayla mengerutkan kening. Kenapa kakak jadi aneh begini, batinnya heran.

Dia masih menatap Nayla tajam dari cermin besar yang ada di hadapan Nayla. Akhirnya Nayla mengangguk juga.

"Iya, Sayang, kamu sudah dewasa. Nanti kalau ada masalah jangan kabur seperti kemarin ya?" Ibunya menambahkan. Ibunya sudah tahu semua cerita Nathan dari Andra.

"Iiiihhh, siapa yang mau kabur sih, Mom, aku kan cuma menenangkan diri. Paling nanti kaburnya sekalian aku berangkat ke Jerman," jawabnya sambil nyengir.

Memang, pagi ini dia baru mendapat kabar penerimaan dirinya menjadi mahasiswa Universitas teknik Berlin. Semua urusan perkuliahan sudah diselesaikan pihak kampusnya. Dia hanya tinggal berangkat saja.

Dia belum memberitahu Nathan. Rencananya malam ini setelah menemui orangtuanya, baru dia akan bilang pada Nathan. Dia bahkan harus menyogok kakaknya dengan makan di restoran mahal agar kakaknya itu tak buka mulut pada Nathan.

Dan akhirnya, acara dandan itu selesailah sudah. Sang ibu menatap puas hasilnya karyanya. Sedangkan kedua anaknya berbinar ceria melihatnya.

"Kamu cantik banget, Dek!" Andra langsung mengecup pipi adiknya dan keluar kamar karena tahu ini saatnya sang adik ganti baju.

Dress santai berwarna biru jadi pilihan ibunya hari itu. Gaun berpotongan simple dengan corak bunga -bunga kecil jatuh sempurna di bawah lututnya.

"Kamu harus mulai membiasakan diri pakai rok, Sayang. Kamu cantik kalau pakai rok," saran ibunya.

Nayla mengangguk. Mungkin ini saatnya dia bertransformasi jadi perempuan anggun dan dewasa. Sekali lagi Nayla menatap wajahnya di cermin dengan puas.

"Thanks, Mom. I love you," ucapnya sambil mencium pipi ibunya.

"Love you more, my princess," balas ibunya sambil memeluknya. Beliau membimbing Nayla untuk turun ke bawah.

Nathan sudah ada di sana. Sedang mengobrol asyik dengan ayah dan kakaknya. Dia tertegun menatap Nayla.

"Udah siap?"

Nayla mengangguk ragu. "A little bit nervous," jawabnya jujur.

Nathan tersenyum. "Tenang, ada aku."

Love Will Find The Way (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang