Prolog

78 33 120
                                    

"ARDIAN"
Happy reading


                                                  

"Maaf" ujarnya pelan. Dia berdiri pelan, menginjakkan kakinya keluar dari tempat akhir manusia di dunia. Perasaannya campur aduk entah senang, sedih, marah, juga kecewa.

Kini semua tinggal kenangan. Menyisakan banyak luka dalam hati. Ia memacukan mobilnya cepat menuju danau menemui gadisnya tercinta.

"Ardian.." panggilnya pelan. Lelaki itu tak menjawab hanya menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu.

Gadis itu mengerti peraasaan lakinya. Tangannya mengelus rambut Ardian perlahan. Ardian mengambil tangan kecil itu mengecupnya beberapa kali.

Ia pun mengubah posisi duduknya menjadi tegap menghadap ke  gadisnya. Mengambil nafas pelan, berucap "Mereka udah pergi lo jangan".

Tak ada jawaban, hening namun isakan tangis terdengar pelan. Mereka berpelukan erat menyalurkan semua rasa yang entah tak bisa dijelaskan.

Ardian menenangkan gadisnya mengelus punggungnya pelan sesekali mengecup puncak kepalanya.

"Gw sayang lo" kata itu terus diucapkannya meyakinkan gadisnya dia tak berbohong.

"Gw juga iks..." gadis itu kembali mengeratkan pelukannya menyembunyikan kepalanya di dada bidang kekasihnya itu.

Selesai berpelukan mereka saling menatap. Tatapan dalam penuh makna. Ardian menangkup wajah gadisnya sesekali mencubit pipinya, gemas.

"Ihh udah habis nangis masih aja gangguin" gadisnya itu menyingkirkan tangan ardian pelan memajukan bibirnya, cemberut.

Ardian terkekeh pelan, "Lo jelek kayak gitu"

"Lo lebih jelek monyet" gadis itu mengatupkan mulutnya apa yang sudah ia katakan.

"Bilang apa hm? Ulangin coba" ia menatap gadisnya berpura pura marah.

"Eeh itu gw cuma.." ucapannya terhenti ardian sudah duluan mengecup pipinya. Sudah dipastikan wajahnya memerah, malu.

Ardian berniat menggoda gadisnya lagi, lucu pikirnya. "Kok merah, sakit kah?"

"Ck Ardiaan..." tangannya sudah mengepal akan meninju ardian. Namun ardian segera berlari menjauh, hingga terjadilah kejar kejaran di pinggir danau itu.

Kisya Kalista Putri, seseorang yang mengubah hidup bahkan sifat ardian. Seorang yang sangat berharga bagi ardian. Hanya dia, yang berhasil melewati semua rintangan hidup dengan ardian.

Kini mereka terus saling mengejar, bercanda melupakan penatnya hidup untuk sementara.

Di bawah senja ini, semua kan menjadi kenangan. Matahari yang perlahan tenggelam seolah menjadi saksi bisu kisah cinta mereka. Entah sampai kapan masih lama atau hanya sebentar. Kepahitan hidup ardian sudah cukup dan sekarang waktunya ia bahagia. Menikmati hidup yang tak lama lagi. Bersama gadis tercintanya.

PSYCHOPATH ARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang