"ARDIAN"
♡Happy Reading♡
●
●
●Jalanan sepi, tentu saja ini sudah hampir tengah malam dengan begitu tak perlu waktu lama mereka sampai di apart.
Apart Ardian bisa dibilang besar, tidak memang besar ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur juga satu ruang lagi entah untuk mengobrol atau menerima tamu. Di dalamnya Kisya bisa melihat ada banyak alat gym. Hanya saja apart itu terlihat suram, warna dark yang mendominasi bahkan korden, jendela tak dibuka.
"Lu disana" Ardian menunjuk kamar di pojok kanan itu.
"Oke, tapi beneran gapapa ini?".
Ardian hanya berdehem menanggapi pertanyaan Kisya.
●
●
●
Kisya segera masuk ke dalam kamar itu. Aneh batinnya. Dimana di luar kamar warna dark yang mendominasi kamar ini malah terlihat cerah seperti kamar perempuan."Punya adek perempuan kali ya?" Gumamnya pelan.
Dia segera merebahkan badannya di kasur, manatap langit langit kamar itu. Lelah, setelah bertahun tahun ia selalu mengikuti kemauan ibunya. Hidupnya diisi dengan bekerja untuk ibunya.
Bukan ia durhaka tidak mau mengikuti lagi kemauan ibunya. Namun, mamanya itu selalu memaksanya kerja, melarangnya bermain dan pada akhirnya ia tak punya teman. Jika ia melanggar tak segan mamanya menamparnya juga melukainya.
Bisa dibilang dia anak broken home, apalagi semenjak ayah mamanya bercerai.
Flashback
"Dasar cewe murahan!!""Ayah, udah jangan gitu ke mama"
Plak
Plak
Plak
Tiga tamparan mengenai pipi Kisya. Ia meringis sudah biasa batinnya.
"Dasar anak ga tau diri" papanya membentaknya sangat keras.
Kisya hanya diam menahan segala rasa sakit hingga sebuah tongkat besar mengenai kepalanya.
Gelap.
Paginya ia bangung, matanya mengerjap ngerjap memastikan ini bukan mimpi. Mamanya melihat ke arahnya."Cepet makan mama mau bicara".
Ia pun menurut. Waktu itu umurnya menginjak 15 tahun. Pemikirannya memang sudah lebih dewasa dari anak seumurannya. Hidungnya mancung, bibir tipis, dan kulit putih cantik dan manis. Dia juga berasal dari keluarga kaya hanya saja ia kekurangan banyak hal. Jika orang lain berpikir dia bahagia salah. Dia tak mendapat kasih sayang sejak kecil. Walau begitu ia masih punya hati dan membela mamanya di depan papanya.
"Kenapa ma?" Kisya telah selesai menghabiskan makanannya. Ia beranjak ke ruang keluarga untuk berbicara dengan mamanya.
Plak
Satu tamparan ia terima tadi dari ayahnya sekarang dari mamanya.
Berusaha lembut Kisya kembali bertanya "Kenapa ma?".
"Gara gara anak kayak kamu mama sama ayah cerai dan kamu harus bayar itu semua!!"
Suara mamanya menggema menghiasi ruangan itu.
"Maksud mama?"
Mamanya menatap remeh Kisya dan berkata, "Kamu harus kerja dan ga boleh sekolah semua urusan hidupmu kamu bayar sendiri dan kamu ga boleh mencampuri urusan mama sekalipun".
"Tapi ma, Kisya.." rasanya ingin memberontak tapi ia tak tega. Gini bener nasib jadi orang ga tegaan.
Mamanya memotong pembicaraan, "Ga ada penolakan!!".
Dan mulai hari itu hidupnya yang sudah suram menjadi lebih suram. Dan asalkan ia tau kesuraman akan terus menghampiri sampai author mengubah hidupnya jadi bahagia, canda.
Flashback end
"Huh gini amat hidup gua haha" Kisya tertawa hambar, kapan lagi ia bisa bahagia. Semenjak kecelakaan di tahun lalu ia kehilangan separuh ingatannya. Hanya yang menyedihkan yang ia ingat.
Ketika ia berusaha memejamkan mata ketokan pintu terdengar.
Rupanya itu Ardian.
"Mau makan?" Ardian bertanya.
"Ga usah makasih"
"Mandi?"
"Ga ada bajunya"
"Lemari lu"
"Oke"
Kisya segera menutup pintu pelan setelah Ardian beranjak dari situ. Ia menuju ke lemari berwarna hijau tosca itu.
Darimana dia punya baju cewe sebanyak ini? Gumamnya dalam hati. Tanpa pikir panjang ia segera mengambil baju kaos hitam dengan lengan panjang beserta celana training berwarna abu dengan garis garis hitam.
●
●
●
Malam pun tiba."Ardian" panggil Kisya.
Ardian menoleh mengerutkan alisnya.
Kisya menunduk "Makasih ya sama maaf juga aku banyak ngerepotin".
"Santai, btw lu sekolah dimana?" Tanya Ardian membuka topik.
"Gua ga sekolah" lagi lagi Kisya menundukkan kepalanya, malu.
Ardian yang paham kenapa Kisya menunduk langsung menjawab, "Sama".
Kisya membulatkan matanya ia terperanjat "Ha? Yang bener aja?".
"Iya, tapi gua kerja".
"Sama".
Ardian melirik Kisya "Kerja apa?".
"Jadi babu buat papa mama haha" Kisya tersenyum kecut.
"Kalo lu apa?" Tanya Kisya gantian.
"Bunuh orang yang ga perlu hidup di dunia"
Kisya tertawa ada ada aja gumamnya. "Haha bisa aja bercandaannya bang"
Ardian hanya tersenyum entah apa maksud senyum itu.
●
●
●
Malam itu mereka saling bertukar cerita. Tepatnya Kisya yang banyak bercerita. Tentang kisah hidupnya yang menyedihkan. Entah dorongan dari mana ia berani bercerita. Ardian yang menimpali dengan anggukan dan sesekali memberi saran yang bermakna dalam bagi Kisya. Baru kali ini ia merasakan kehangatan dengan orang asing. Setelah lama terkurung dengan aturan mamanya tentunya.Namun, hanya satu yang Kisya perlu sesali. Benarkah ia becerita ke Ardian?.
●
●
●
"Makasi udah cerita Kisya dari situ gua tau siapa yang ga layak hidup lagi" gumam lelaki itu pelan setelah memastikan Kisya tidur.Senyumnya mengembang. Sebuah benda tajam ia ambil.
Waktunya bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOPATH ARDIAN
RomanceMasa lalunya yang kelam dihiasi darah dan tangisan. Sosok Ardian tumbuh sebagai remaja kejam dengan kepedihan yang ia sembunyikan. Hingga seorang gadis datang. Seorang yang pernah singgah di masa lalunya. Dan memberi perubahan besar pada dirinya jug...