PDG 3

2.7K 242 4
                                    

Usia kandungan jisoo menginjak 6 bulan. Dia sering merasa cape padahal tak mengerjakan apa pun. Seperti saat ini dia hanya berjalan dari tamam belakang ke dalam rumah sudah membuatnya  cape.

"Huhh padahal hanya jalan sebentar" jisoo mendudukkan pantatnya di sopa tak lupa bantal ibu hamil.

"Eh jisoo-ya kau kenapa?" tanya wendy salah satu maid yang sudah dianggap jisoo teman.

"Tak apa hanya cape saja." jawab jisoo dengan tersenyum untuk mengurangi rasa khawatir wendy.
Pasalnya jisoo sangat berkeringat.

"Tunggu sebentar aku ambilkan minum" wendy langsung bergegas ke dapur.

"Minum dulu habis ini aku antar kau kekamar" wendy menyodorkan segelas air dan jisoo meminumnya.

Wendy mengantar jisoo ke kamarnya yang dilantai dua. Disana ada empat kamar 1 kamar utama disebelahnya kamar jisung dan dua lagi kamar untuk orang tua mereka jika menginap.

"Jisoo-ya apa kau tidak kecapean naik turun tangga?" tanya wendy sungguh dia sudah menganggap jisoo adiknya.

"Cape. Aku harus minta izin taehyung untuk pindah kebawah"

Jisoo duduk dipinggir kasur punggungnya dia sandarkan dikepala ranjang. Mengelus perutnya bibirnya tidak bisa jika tidak tersenyum saat mengelus perutnya.

"jisoo-ya boleh aku memengang perutmu?" tanya wendy.

"Kemarilah"

Wendy duduk disebelah jisoo. Jisoo mengambil tangan wendy dan mengarahkannya ke perutnya. Wendy sangat bahagia karna baru pertama kali memegang perut ibu hamil.

"Kau merasakannya"
Wendy mengangguk"ya dia menendang" wendy sangat bahagia. Jisoo yang melihatnya tertawa.

"Ah~ aku jadi ingin segera menikah"

"Suruh dulu sugamu segera pulang. Mau sampai kapan dia di Jepang"

"Dia bekerja supaya bisa menikahiku" jawab wendy.

"Dari dulu jawabanmu itu itu terus" wendy tertawa mendengarnya.

"Eomma" panggil jisung di ambang pintu. "Masuklah" jawab jisoo.

"Kalau begitu aku kembali kebawah" wendy pergi dari kamar jisoo.

"Gimana sekolahmu?" tanya jisoo.
"Tak ada yang istimewa" lirih jisung.
"kau ini. Memangnya apa istimewa" jisoo terkekeh
"Eomma boleh aku meminta sesuatu?" tanya jisung serius.
"Minta apa eomma akan kabulkan asal jangan yang aneh-aneh"

Jisung ragu untuk mengatakannya tapi dia ingin. Jisoo masih setia menunggu permintaan jisung.
"Eomma a_aku ingin adikku perempuan"

Jisoo mengusap kepala jisung sebelum menjawab. "Jisung-ah dengarkan eomma"

"Eomma tidak tau didalam sini" mengambil tangan jisung dan mengarahkan keperutnya "perempuan atau laki-laki. Tapi dia tetap adikmu jangan pernah meminta begitu. Semua yang dikasih tuhan kita harus menerimanya." jelas jisoo.

"Berdoalah semoga dia perempuan"

"Ne eomma" jisung memeluk jisoo. "Eomma makasih telah menjadi eommaku"
"Dan makasih juga telah menjadi anakku yang tampan" timpal jisoo. Perkataan terakhir jisoo membuat jisung malu.

Meski Jisung bukan anak kandungnya jisoo menganggap jisung anak kandungnya.

"yah pipimu merah. Kau kenapa?" goda jisoo.

"Aissh eomma jangan menggodaku" jisung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Kau malu ya hahahaha"

"EOMMA!!"

"sudah sudah eomma tak akan menggodamu lagi. Tapi kau memang tampan jisung"

"Baiklah. Eomma aku jarang melihat appa mengajak eomma jalan-jalan" jisung mengalihkan pembicaraan.

Pertanyaan jisung membuat jisoo berhenti tersenyum. Ya benar dulu taehyung sering kali mengajak jisoo jalan-jalan tapi semenjak kejadian itu dia berubah.

"Kau tak tau ya. Minggu kemarin kita jalan-jalan hanya saja kau sibuk dengan latihanmu" jisoo memasang wajah memelas.

"Ah~ mianhe eomma aku jarang sekali ikut dengan kalian"

Setiap hari libur jisung selalu mengikuti latihan dance karena dance hobinya. Jadi jarang ikut jika taehyung mengajaknya jalan-jalan.

"Tak apa, eomma dukung hobimu. Semoga suatu saat nanti kau akan menjadi IDOL seperti mimpimu."

"Hmm aku akan mengabulkan doa eomma"

"Dan semoga eomma bisa melihat mimpimu itu nak"

Sulit ya ada diposisi jisoo🙂

Please! Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang