PDG. 27

2.5K 291 17
                                    

 Biasakan vote dulu sebelum baca apa susahnya sih vote.





Ibu jisoo memeluk anaknya dengan erat sambil menangis menyesali perbuatannya. Setelah menunggu taehyung reda menangis jisoo meminta taehyung untuk mempersilahkan mertua serta orang tuanya masuk.

"Kenapa kau menyembunyikannya dari kami, sooya?"

"Aku tak ingin kalian khawatir"

"Aniya"

Jisoo hanya mampu mengusap punggung ibunya menenangkan wanita yang telah melahirkannya. Sedangkan ibu taehyung masih terlihat cuek, sebenarnya ia malas berada disini jika tidak terpaksa.

***

"JAGA UCAPAN ANDA!!"

Irene menatap marah pada mino yang menurutnya berkata sembarangan.

"Tapi itu paktanya! Adikku hamil dan yang menghamilinya adikmu!!" mino tak kalah marah.

"Bisakah kita bicarakan ini baik-baik" kata Ny. Song.

Irene berdecak sambil membuang napasnya kasar. Ia bahkan melupakan tata krama bertamu. Mino memilih membuang wajahnya dari pada harus melihat keluarga lelaki yang dengan brengseknya menghamili adiknya. Bahkan mino lupa bahwa ada hati seseorang yang lebih sakit darinya.

"Apa tujuan anda mendatangi kediaman kami?" tanya Ny. Song dengan ramah.

Irene berdecih entah kenapa seketika ia menjadi muak dengan keluarga Song. "Anak perempuan anda telah menghancurkan keluarga adik saya dengan dalih balas dendam" irene menjelaskan dengan penuh emosi disetiap katanya.

"Maksudmu?" mino bertanya.

Irene mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman kemarin saat ia bertemu dengan Jongin.

Seketika wajah mino merah padam setelah selesai mendengarkan rekaman tersebut. Ny. Song bahlan menutup mulutnya dengan linangan air mata.

"Tidak, tidak mungkin anakku seperti itu!!" Ny. Song tak terima.

Mino dengan marah menuju kamar adiknya.

Bugh

Suara pintu yang dibanting keras. Dan terdengar lagi suara bentakan mino sambil menyerat jennie keluar. Bahkan mino tak mengubris ringisan jennie karena diseret dengan kasar. Mino menghempas jennie begitu sampai dihadapan irene serta ibunya.

"Jelaskan!!"

"A-apa katamu...oppa?"

"Jelaskan balas dendam yang kau maksud pada rumah tangga jisoo atas diriku. JELASKAN!!"

Jennie berdecih seketika raut wajahnya menjadi dingin. Jennie menatap mino. "Aku melakukan itu semua untukmu oppa. Kau dihianati olehnya dan aku membalasnya dengan mendekati taehyung. Oppa yang kukenal tidak sedingin sekarang tapi semenjak wanita sialan itu menghianatimu oppa berubah" jelas jennie dengan marah.

Plak

"Kau tidak tau apa-apa jennie~ya!!"bentak mino.

Jennie memegang pipinya yang baru saja ditampar. Lebih sakit hatinya ketimbang pipinya. Ny. Song memeluk memeluk mino dari belakang mencegah melakukan kekerasan lagi.

"Kau bahkan berani menamparku oppa. Sudah jelas-jelas kau dihianati oppa!!" kata jennie.

"Dengarkan!" mino menunjuk jennie. "Aku yang menyelingkuhinya bukan jisoo. Disini jisoo korban atas kebrengsekanku dimasa lalu. Dan kau balas dendam karena tak terima aku diselingkuhi? Justru aku yang bersalah disini dimana otakmu jennie!!"

"Kau menghancurkan rumah tangga orang yang baru saja sebiji jagung!!" setelah menjelaskan semuanya mino tak bisa menahan lagi tangisannya.

Jennie tak bergerak ditempatnya rasanya tubuhnya benar-benar kaku. Ia telah melakukan kesalahan yang begitu besar pada sahabatnya. Seketika jennie menangis keras menyesali perbuatannya.

Irene yang hanya diam menonton dari awal mematikan merekamnya. Ya, sejak awal irene merekamnya untuk bukti.

"Semua sudah jelaskan bahwa semua kekacauan dalam rumah tangga adikku karena jennie." kata irene.

"Dan kau tau?" irene menunjuk jennie. "Karena perbuatanmu  nyawa adikku terancam tak terselamatkan!!" irene berkata sambil berteriak keras lalu setelahnya ia menangis.

"Apa maksudmu?" tanya mino.

Irene tak mengubris pertanyaan mino. Terlalu sakit jika harus menjelaskan kembali. Mino melepaskan diri dari ibunya lalu berjalan mendekat pada irene.

"Siapa yang kau maksud?" tanya mino sekali lagi.

"J_jisoo" lirih irene.

Seketika dunianya seperti runtuh mino menggelengkan kepalanya sambil meremas rambutnya.

"Aniya...aniya...ini pasti mimpi..TIDAK"

***

Taehyung memperhatikan jisung yang sejak tadi tak mau jauh dari jisoo. Jisung sangat bahagia saat melihat ibunya, meski kenyataannya jisoo bukan ibu kandungnya. Mereka tidak terlihat seperti ibu dan anak tiri.

"Jisung~ah appa belikan dulu makan malam untuk kita. Kau jangan kemana-mana nee?" kata taehyung sambil mengusap kepala jisung.

"Hmm, jangan lama" jawab jisung dingin.

Taehyung tersenyum mengerti dengan sikap jisung padanya. Tak ingin membuang waktu lagi taehyung keluar untuk membeli makan.

"Kim Taeyeon dan Kim Jisoo adalah eommaku. Wanita hebat yang pernah aku temui didunia ini. Mereka memiliki persamaan, sama-sama perempuan kuat dan tangguh. Meski nanti..." jisung tak dapat membendung air matanya. Ia terisak dengan menggenggam tangan ibunya.

Sama halnya dengan jisoo, ia juga menangis mendengar penurunan jisung. Meski ia baru menjadi ibu sambung jisung namun ia sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri.

Jisung menghapus air matanya dengan telapak tangannya.

"Aku selalu berdoa pada tuhan agar eomma sembuh tapi...mendengar penjelasan dokter shin rasanya sangat mustahil bagiku eomma. Ak_ku harus kehilangan eomma...lagi?"

Jisoo dengan cepat memeluk jisung ia tak kuat lagi harus mendengar semua yang ingin jisung katakan. Jisoo terus menggumamkan kata 'maaf'.

Jika pun keluarganya meminta ia yang diselamatkan tidak menjamin ia bisa hidup lebih lama. Jadi biarkan ia berkorban untuk anaknya, darah dagingnya. Anaknya lebih berhak untuk hidup bukan ia tak berhak tapi seperti yang di awal dikatakan. Ia tak akan bertahan hidup lama.

Please! Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang