PDG 5

2.6K 240 2
                                    

Jisoo terbangun karena mendengar benda jatuh. Dia melirik jam pukul setengah sembilan. Jisoo melihat tas kerja taehyung berarti dia sudah pulang pikir jisoo.

Dia keluar untuk memeriksa apa benar dia mendengar benda jatuh atau karena dia ngelindur. Tapi jisoo menuju kamar jisung dulu.

"Dia sudah tidur" jisoo menutup pintu kamar jisung dan kembali ke niat awalnya.

Jisoo melihat Jeon Ji diseret oleh seseorang entah siapa jisoo tak mengenalnya.

"BERHENTI!" jisoo berteriak tapi orang itu tak menghiraukannya dia terus menyeret Jeon Ji.
"Lepaskan dia!"

"Ku bilang lepaskan dia!!" dan taeyong melepaskan Jeon Ji dengan kasar setelah mendapat izin taehyung.

"Kau tak apa?" tanya jisoo
"Aku tak apa nyonya"

Jisoo menatap taehyung dan taeyong secara bergantian.
"Kenapa kau seret Jeon Ji?"tanya jisoo pada taeyong.

"Aku yang menyuruhnya" jawab taehyung. Dia mendekat kearah jisoo.
"Tapi kenapa?" jisoo meminta penjelasan.

Taehyung menyodorkan ponselnya, dengan ragu jisoo mengambilnya dan memutar video yang ada disana. Seketika jisoo tertawa terbahak bahak. Jeon Ji menahan tawanya dengan melipatkan bibirnya kedalam. Sekarang ia tau mengapa dia dipanggil. Kesalah pahaman.

Taehyung yang melihat jisoo tertawa merasa aneh. "Apakah ada yang lucu?" tanyanya dalam hati.

"Kau cemburu?" tanya jisoo setelah memberikan ponsel taehyung. Taehyung tak menjawab dia gengsi untuk mengakuinya.

"Kau salah paham. Lagian siapa yang memvideo-nya?" tanya jisoo
"Jelaskan terlebih dahulu" taehyung berkata datar.

Flasback on

Jisoo mendengarkan cerita Jeon Ji saat dia masih dibangku SHS. Jeon Ji sering kali ditolak oleh wanita. Padahal dia mempunyai wajah tampan.

"Hahahaha kau ditolak wanita."

"Ya tertawalah dengan puas" Jeon Ji memasang wajah kesal karena ditertawakan.

"Baiklah maaf hehe." jisoo berhenti tertawa. "Tapi kenapa wanita itu menolakmu?"

"Katanya aku tak romantis" jawab Jeonji Ji.

"Memangnya cara kau mengungkapkan perasaanmu gimana?" tanya jisoo belum puas.

"Aku datangi bangkunya dan kebetulan kita satu kelas. Aku duduk disampingnya lalu berkata__"

"Aku mencintaimu" lanjut Jeon Ji

Jisoo kembali menertawakan Jeon
Ji bahkan dia tak sadar sampai memukul mukul pundak Jeon Ji.
Jeon Ji tak protes tapi dia meringis pukulan jisoo lumayan juga ucapnya dalam hati.

"Ah~ mianhe. Pantas saja dia menolakmu kau tak ada romantisnya bahkan kau seolah tak serius dengan ucapanmu"

"Benarkah?" tanya Jeon Ji, jisoo hanya mengangguk.

Flasback off

Taeyong yang mendengarnya tertawa terpingkal-pingkal. Sedang kan taehyung berdehem menahan tawanya.

"Semua sudah jelas jadi Jeon Ji kembalilah ke kamarmu" perintah jisoo dan Jeon Ji membungkuk dan pergi dari sana. Taehyung tak melarang.

"Dan kau lelaki berandal" tunjuk jisoo pada taeyong. "Pergi dari rumahku" lanjutnya dengan dingin.

Taeyong pergi dari rumah megah ini dengan hati bahagia. Tidak menguras tenaga tapi dapat uang.

"Oppa kau pulang jam berapa?" tanya jisoo saat semua sudah pergi. Taehyung tak menjawab dia pergi untuk tidur.

"Sampai kapan kau akan mengacuhkanku?" tanya jisoo dengan lirih. Taehyung yang mendengarnya berhenti ditengah tengah tangga.

"Sampai semua terbukti bahwa kau tak bercinta dengannya" jawab taehyung dingin dan tanpa melirik kearah jisoo.

"Aku sudah menjelaskan bahwa aku tak melakukannya. Keadaan kita memang mabuk tapi kita tak melakukannya" jelas jisoo.

"Maling disuruh mengaku pasti tak akan mau" lantas taehyung kembali menaiki tangga setelah mengucapkan itu.

"Aku akan membutikannya bahwa dia anakmu" jisoo mengusap perutnya.

Malam ini dia menangis sendirian diruang tengah. Padahal hari mulai malam tak baik jika ibu hamil masih terjaga. Tapi ia tak perduli.

Please! Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang