PDG 10

2.4K 203 4
                                    

"Jisung-ah bolehkah eomma masuk?" tak lama pintu kamar jisung terbuka. Jisung yang membukanya.

"Mengganggu saja" jisung tak memperdulikan jisoo dia berlalu pergi menuju lantai bawah.

Jisoo tak tinggal diam mengejar jisung dan menggapai tangan jisung. "Kau belum memaafkan eomma?" lirih jisoo. "Semua tak seperti yang kau kira jisung-ah" tambah jisoo.

Jisung menghempas tangan jisoo dan berbalik menatap jisoo dingin. "Setelah aku melihat videonya, eomma masih saja mengira semua itu belum jelas"

Jisung sudah melihat videonya dia yang memaksa taehyung melihat buktinya. Dengan terpaksa taehyung memberi video dimana disana jisoo sedang bercumbu dengan seorang lelaki yang jelas bukan taehyung dan mereka berakhir masuk kedalam salah satu kamar hotel disana.

Jisung bukan anak kecil lagi dia sudah mengerti. Dia sudah menginjak Sekolah Menengah Akhir tentunya mengerti.

"Eomma merindukan senyumanmu jisunga-ah"

"Dan eomma yang membuat senyuman itu hilang" lalu jisung pergi untuk menenangkan diri.

"Kau sudah menghilangkan senyuman anakku"

Plak

Satu tamparan mendarat mulus dipipi jisoo. Dan pelakunya adalah taehyung.

Jisoo memegang pipinya yang panas akibat tamparan taehyung. Air matanya tanpa izin turun membanjiri pipinya.

"K_kau menamparku?" tanya jisoo tak percaya.

" Ya karna kau sudah membuat kekacauan ini semakin besar. Kau membuat jisung murung dan ITU SEMUA KARENAMU JISOO!!" taehyung menunjuk jisoo dengan marah.

"Aku sudah bilang aku tak melakukan apa pun dengannya kau terlalu percaya dengan video itu." balas jisoo dengan derai air mata.

"Lalu kenapa kau tak memakai pakaian saat aku menemukanmu!! Kau mau jawab apa hah!!" taehyung mendekat kearah jisoo.

"A_akuhh tak tau" jawab jisoo.

Taehyung meremas pundak jisoo dengan kuat tak memperdulikan jisoo yang kesakitan.

"Taehyung sa_kit"

"Bahkan sakit ini tak sebanding dengan sakit hatiku" taehyung berkata dengan suara beratnya.

Lalu taehyung menghempaskan jisoo dan pergi menemui seseorang untuk menghilangkan emosinya.

Jisoo bersimpuh menangis, hatinya sangat sakit. Tidak ada orang yang mempercayainya. Bahkan sekarang anaknya pun sama. Orang yang membuat ia kuat menerima semua tuduhan itu kini ikut membencinya.

"Apa aku harus mengakhiri hidupku?"

"Jaga ucapanmu jisoo!!"

§•§•§•§•§

Taehyung datang ke apartemen jennie. Hanya jennie yang taehyung percaya untuk meredam emosinya. Membuka apartemen itu dan masuk.

Jennie sedang berada diruang tengah menonton TV mendengar pintu apartemennya terbuka sontak membuatnya terkejut. Taehyung datang tanpa mengabarinya terlebih dahulu.
Jennie memang tinggal diapartemen semenjak kakaknya pergi.

"O_oppa kau datang" jennie sangat terkejut dengan kedatangan taehyung.

Taehyung langsung memeluk jennie dan menangis dibahu jennie.

"Aku membencinya tapi aku tak mau dia pergi dariku. Aku harus apa jennie-ya?"

"Oppa jangan seperti ini mana taehyung yang ku kenal. Dia sudah menghianatimu tapi kau masih mau bertahan dengannya." bukannya memberi solusi jennie malah menghasut taehyung.

"Sebentar lagi dia melahirkan dan setelah itu ceraikan dia. Semua sudah jelas bahwa anak yang dikandungnya bukan anakmu oppa. Biarkan dia merasakan sakit yang sama denganmu oppa."

Taehyung mulai terhasut dengan omongan jennie. Dia menghapus air matanya dan memasang wajah dinginnya.

"Benar jennie-ya untuk apa aku terus menahannya. Setelah dia melahirkan Aku akan mengugat cerai dia" ucap taehyung mantap.

Jennie yang mendengarnya tersenyum kemenangan.
"Keinginanku akan terwujud, dan kau jisoo akan hancur seperti kau menghancurkan hati oppaku"

"Aku tidak salah datang kesini,kau memang yang terbaik" teahyung mencium bibir seksi milik jennie.

 

Please! Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang