Aku kasih spoiler cerita ini tinggal 5 chapter lagi.
Botol minuman yang berserakan didalam ruangan itu. Ruangan gelap karena hari mulai malam dan lampu ruangan tidak dihidupkan. Taehyung disana dengan keadaan kacau dan satu botol alkohol ditangannya yang sedang ia teguk. Rasa sakit yang teramat ia rasakan menyadarkannya betapa dulu ia begitu tolol dan brengsek karena menyakiti jisoonya terus menerus.
"Sooya, kau tau aku begitu mencintaimu terlepas dulu aku bersikap dingin padamu" katanya sambil menatap langit malam yang mendung.
"Aku akui aku menghamili jennie tapi dalam pikiranku selalu dirimu bahkan saat aku melakukan hubungan intim dengannya"
Taehyung mengepalkan tangannya saat rasa sakit didadanya semakin menghantamnya. Bahkan saat pisau menghantamnya tepat didada tak dapat menandingi rasa sakitnya melihat wanita yang begitu ia cintai menatapnya dengan begitu benci.
"Maafkan aku, sooya maafkan aku"
****
"Suratnya sudah semua eonni urus tinggal dia tandatangani dan kalian berdua akan resmi bercerai" kata Irene sambil menyerahkan surat-surat perceraian jisoo dan taehyung.
"Terima kasih eonni aku berhutang banyak padamu" ungkap jisoo dengan tersenyum teduh.
"Apa pun akan aku lakukan jika itu untukmu" Irene mengatakanya dengan sungguh-sungguh.
Setelah pertengkaran kemarin jisoo meminta bantuan irene untuk mengurusi surat perceraiannya dengan taehyung. Tak ada toleransi lagi kali ini sudah cukup ia bersabar.
"Bisakah aku minta tolong lagi?" pinta jisoo.
"Tentu, jangan sungkan katakan pada eonni apa itu?"
"Tolong serahkan ini pada taehyung dan suruh dia cepat tanda tangani" kata Jisoo sambil menyerahkan kembali surat-surat tersebut pada irene.
Irene menerimanya
"Dengan senang hati aku akan lakukan" irene mengambil tasnya. "Eonni harus menemuinya sekarang agar semuanya cepat selesai." irene menoleh pada jisung yang duduk disofa. "Noona tinggal sebentar tolong jaga eomma dan adikmu" pada jisung.
"Bahkan tanpa kau suruh pun aku akan melakukannya" jawabnya dengan dingin bahkan tanpa repot menoleh.
"Jisung~ah" tegur Jisoo dengan lembut.
"Mianhae eomma" katanya dengan menunduk.
Irene memaklumi sikap jisung, ia tak mempermasalahkannya. Ia lalu pamit pada mereka sebelum benar-benar keluar suara jisung mengintruksi.
"Tolong jangan bawa adikmu kehadapanku jika kau masih menyayanginya noona"
***
"Hiduplah setidaknya hanya untuk melihat mayat istrimu sialan!" sarkas irene saat baru masuk kedalam kamar adiknya yang berantakan dan menyalakan lampunya untuk menerangi ruangan tersebut.
Taehyung berdecih kasar dengan apa yang kakaknya katakan ia meneguk kembali alkoholnya sebelum disimpannya diatas nakas. Sedangkan irene menghampiri dirinya dengan wajah dingin.
"Mau apa kau kesini noona? Ingin menertawanku? Sebaiknya pergi sebelum aku lupa bahwa kau kakakku" kata taehyung lalu duduk kembali ditempat semula, dekat jendela.
"Ya...aku cukup puas tadi menertawakanmu saat menuju kesini. Lelaki bodoh yang menyiayiakan berlian demi sampah sepertinya apalagi sampai menghasilkan lalat"
Taehyung mengeraskan rahangnya saat melihat dengan jelas kakaknya menghinanya begitu kejam.
"Jangan memancing emosiku!!" peringatan lain keluar dari mulut taehyung.
"Ouhh bukankah kau duluan yang menyalakan apinya aku hanya berusaha mempertahankan apinya agar tidak mati hahaaaaa" irene tertawa dengan lepas.
Emosinya tak dapat lagi ia tahan.
"DIAM!!"
Bersamaan dengan satu tonjokan dikusen jendela.
Bukannya takut irene justru menatap nyalang adiknya. Dengan kasar ia menyerahkan surat perceraian yang menjadi tujuan awalnya kesini.
"Tanda tangani surat itu atau kau tak akan pernah melihat jisoo lagi" kata irene dengan dingin.
Taehyung dengan tak sabaran membuka surat tersebut seketika rahangnya mengeras.
"APA-APAAN INI?!!" taehyung melempar surat tersebut. "Kau pikir aku mau menandatanganinya? Tidak sampai kapan pun!" tegas taehyung.
"Kau masih mengharapkan jisoo mempertahankan pernikahan kalian setelah apa yang kau lakukan?" tanya irene.
"Semua bisa diatasi tanpa dengan perceraian!!" marah taehyung.
"KAU EGOIS TAEHYUNG!!!" Teriak Irene karena tak habis pikir dengan adiknya.
"YA, AKU EGOIS KARENA TAK INGIN MELEPASKAN JISOO. AKU AKUI ITU.!!" Taehyung balas berteriak. "Tapi aku bersumpah bahwa aku hanya mencintai jisoo. Aku menghamilinya karena aku terjebak dengan permainan busuknya"
"Tanda tangani atau pilih opsi kedua?" irene kembali memberikan pilihan yang sama.
"Tidak. Akan. Untuk. Keduanya" taehyung menekankan setiap kata yang ia ucapkan.
"Baiklah jika itu maumu aku harap kau tidak menyesal." lalu irene pergi dari sana setelah mengambil kembali surat perceraian adiknya.
Tuh mba irene udah kasih surat perceraiannya tinggal nunggu ditanda tangani taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Don't Go
NouvellesKesalahpahaman yang menghancurkan rumah tangga mereka. Menjadikan mereka semakin menjauh dan sulit untuk seperti semula. Kurangnya bukti membuat taehyung meragukan anak yang dikandung jisoo. Seberapa keras pun jisoo menjelaskan nyatanya taehyung tet...