Part 1

66 15 3
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
Hari Pertama Kuliah
.
.
.

Suara nyaring alarm Alice membangunkannya seperti biasa. Ia selalu membuat alarm pukul 05:00 WIB.

"Aku harus sudah terbiasa bangun pagi sebelum matahari terbit, dulu aku pernah membaca sebuah slogan “Kesempatan itu seperti matahari terbit. Ketika Anda menunggu terlalu lama, Anda akan kehilangannya.” - William Arthur Ward.

"kesempatan tidak akan datang dua kali. Jadi kalau ada kesempatan jangan disia-siakan. Raih dan lakukan yang terbaik. Kesempatan selalu ada, namun banyak orang yang menyia-nyiakannya sehingga kesempatan itu pergi dan tak pernah datang kembali. Jika tidak ingin kehilangan kesempatan itu, maka cobalah dan lakukan yang terbaik sesuai dengan dirimu sendiri."

"Di Jakarta tepat di Jl. Kober No.25, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424 aku telah memilih kost Yolanda karena jarak yang lebih dekat dengan kampus ku . Aku hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit menuju kampus dan pastinya agar menghemat uang saku hahaha... "

Alice sangat senang walaupun dengan keadaannya sulit seperti sekarang. Tapi hal tersebut tidak akan mengubah tekatnya untuk sukses. Kossan yang kecil berisikan kasur tipis yang beralaskan tikar, lemari tua untuk menyimpan beberapa pakaian, meja dengan kaki yang rapuh dengan barang seadanya kemudian kipas angin mini yang menjadi teman Alice di hawa yang panas kota Jakarta.

"Baiklah mari kita lihat apa ada stok Snack untuk sarapan hari ini, yahhh ternyata sudah habis. Semoga hari ini perut ku tidak keroncongan dan bisa bertahan sampai siang" Sedih Alice tapi tak merusak semangatnya untuk memulai kuliah di hari pertama

Tak lupa Alice selalu mengucap syukur dan berdoa kepada sang kuasa untuk memulai hari-hari  dengan semangat dan selalu dilindungi oleh-Nya. Mama Alice selalu mengiatkan kedua anaknya untuk mengucap syukur dan meminta pertolongan perlindungan kepada Tuhan. Dan karena itulah Alice menjadi anak yang selalu beribadah kepada Tuhan.

"Aku  membuka jendela, merasakan angin yang sejuk, angin semakin kencang mengibaskan seluruh rambutku sampai menghalangi pandangan kepada matahari yang akan terbit. Wahai matahari begitu indah dan rupawan warna jinggamu, menghanyutkan pikiran ku yang terdalam." Alice berdiam sejenak memikirkan apa yang akan terjadi dengan hari esok. Apakah ia akan bisa menjalani hari2nya tanpa sebuah pekerjaan. Seketika itu lamunan Alice kembali normal, dan melupakan apa yang telah ia pikirkan.

"Astaga aku teringat hari ini aku mulai kuliah, jangan sampe hari pertama mospek bakalan menjadi hari yang sangat ku benci.  Aku pun bersiap-siap untuk memulai rutinitas ku yang bakal kujalani setiap pagi nantinya.

ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang