The Puan's | Blackvelvet | ON HOLD

Kacamata : Joya Asmarani

Tau penyanyi yang namanya Jaz? Salah satu penyanyi berbakat yang ada di Tanah Air ini. Jaz adalah penyanyi favorite gue, selain karena ganteng, lagu-lagunya pun selalu relate sama kehidupan gue. 'Dari Mata' contohnya, lagu itu udah gue patenkan sebagai lagu kebangsaan seorang Joya Asmarani karena setiap bait liriknya itu betul-betul menggambarkan bagaimana gue dan mas Malik bertemu, awalnya dari mata lalu turun kehati.

Ngomong-ngomong soal mas Malik, dia cowok pertama yang buat gue kayak orang gila. Dari mulai senyum-senyum sendiri sampai ngelakuin hal konyol karena salah tingkah.

Mas Malik itu adalah salah satu pegawai kantor sebelah yang rutin datang ke cafe untuk makan siang. Lo bayangin aja setiap datang, rambutnya basah bekas air wudhu ditambah lagi kemeja agak kusut dan bagian lengannya dilinting sampai siku. Gila! berasa unreal banget mas Malik, tuh.

Dari dulu sampai sekarang, gue selalu gak berani mendekatkan diri lebih jauh sama Mas Malik. Selain karena rules ke 5, gue selalu ngerasa belum pantas aja gitu. Orang kaya Mas Malik pasti punya tipe ideal yang pastinya kecantikan bukan no 1. Ya namanya juga laki-laki cerdas tentu cari calon istri yang cerdas juga, bukan cuman modal cantik doang. Oleh karena itu gue selalu berdoa semoga jodoh gue mas Malik, lumayan untuk memperbaiki keturunan. Kan lucu juga kalau nanti anak gue mirip dia.

Tapi, kayaknya harapan gue harus pupus deh. Semenjak insiden mas Malik yang minta bantuan gue untuk deketin mbak Wendy, gue gak tau kenapa rasanya detik itu juga hati gue sakit. Ya emang sih gue menyadari kalau gue dibanding mbak Wendy itu gak ada apa-apa. Cakep? Jelas! Pinter? Udah pasti, keibuan? Beuh jangan ditanya coy! Pokoknya gue itu cuman ampas kopi. Tapi, KENAPA HARUS MBAK WENDY SIH? please, cewek diluaran sana masih banyak. Kalau bukan mbak Wendy kan seengaknya gue gak ngenes amat.

"Joy, jangan ngelamun aja. Nanti kesurupan gue yang repot."

Joya menoleh, mendapati Nagita dengan wajah  datarnya. "Gakpapa, gue mau kesurupan aja terus ngacak-ngacak mula mas Malik," jawabnya.

"Bego! Yang ada si Malik ilfeel sama lo!"

"Bodo ah, gue udah pasrah, mbak."

"Ah gitu doang udah nyerah, gue yang friendzone berabad-abad aja masih semangat."

"Yeuu, antara semangat sama bego. Mau-mau aja dijadiin friendzone."

"Sialan!"

Joya tertawa.

"Deuh, sama-sama bego lo berdua. Suka sama orang yang gak suka balik. Udah moveon aja,  cowok masih banyak ya," kata Jiya yang tiba-tiba ada di belakang Nagita.

"Enak aja lo Jiya! Awas ya, gue doain kisah cinta lo gak semulus paha gue!" seru Nagita lalu pergi meninggalkan kedua gadis itu.

"Ngomong doang mah gampang, mbak! Cobain deh sendiri, dijamin galau!" kata Joya.

Jiya tertawa lalu menggerakan telunjuknya ke kiri dan kanan. "Sorry ya! Gue tuh anti galau-galau club."

Tepat saat itu, seorang laki-laki masuk ke dalam cafe.

Joya yang melihat itu, merotasikan matanya sementara Jiya tertawa.

"Wih, selamat datang pak Malik!" sapa Jiya.

Malik tersenyum. "Halo Jiya, lama gak ketemu ya. Pasti sibuk banget?"

"Iya nih, sibuk ngurusin cafe sama orang-orang galau." Jiya tertawa. "Duluan ya pak Malik, saya masih banyak urusan nih." lanjutnya lalu pergi meninggalkan Joya dan Malik.

Malik tersenyum. "Iya," jawabnya lalu menoleh pada Joya. "Joya, pesanan saya yang biasa ya."

"Duh, maaf mas. Saya lupa pesenan mas Malik. Lansung aja pesan ke Oci ya, mas. Saya permisi dulu, masih banyak kerjaan." Joya tersenyum kikuk lalu pergi.

"Ayo lo harus moveon Joy! Pasti bisa!" Gumam Joya dalam hati.

Yuhu! Akhirnya mas Malik terkuak juga, mana nih yang tebakannya bener.