Aku menatap tidak percaya wanita paruh baya di depan ku setelah apa yang baru saja dirinya katakan.
"Kita nggak punya pilihan lain, Wil. Ayunda sudah kabur entah kemana. Sementara pernikahannya akan dilaksanakan dua hari lagi. Kamu harus menggantikannya, apapun yang terjadi." ujar wanita itu yang berstatus sebagai Ibuku.
Aku menggelengkan kepala kuat menolak permintaannya yang sangat tidak masuk akal. Mana mungkin aku menikahi dan menggantikan Kakak ku sementara mempelai yang akan dinikahinya adalah seorang pria yang kelaminnya sama dengan milikku.
"Aku nggak bisa, Bu. Pernikahan itu nggak mungkin bisa aku yang gantiin. Aku seorang pria, begitu juga calon mempelainya. Bagaimana mungkin pernikahan ini terus berlanjut dengan aku sebagai gantinya?" ucapku membela diriku agar terlepas dari percakapan yang membuatku terserang sakit kepala seketika.
Ibuku terlihat tidak senang dengan apa yang baru saja aku katakan. Tatapannya berubah dengan kilatan matanya yang menatapku dingin seolah aku telah mengatakan hal yang salah dan harus memperbaikinya.
"Apa kamu sadar atas apa yang udah kamu ucapkan? Sadarlah, Wildan. Kamu adalah beban di keluarga ini. Setidaknya dengan kamu menyetujui pernikahan ini kamu membantu perusahan kedua orangtuamu agar semakin maju. Lagipula kamu seorang gay, apa salahnya? Bukannya itu menguntungkanmu?" ujar beliau yang sangat tepat mengenai hatiku.
Sebenarnya aku sudah terbiasa menerima kata-kata seperti itu. Entah apa yang membuat Ayah dan Ibuku memandang ku sebelah mata. Selalu menyebutku beban keluarga padahal selama ini yang ku lakukan adalah menuruti permintaannya. Ya mungkin tidak semuanya, tapi aku tetap menuruti apapun yang mereka inginkan.
Dan ya. Aku seorang gay. Aku memiliki ketertarikan terhadap seorang pria. Aku menyadarinya saat salah satu temanku mencium ku akibat dirinya yang kalah bermain dan menerima tantangan dari temannya yang lain. Awalnya aku tidak merasakan apapun, tapi semakin aku memikirkan tentang ciuman itu, semakin pula jantungku berdebar sampai akhirnya aku sadar kalau aku berbeda dan memiliki ketertarikan yang menyimpang.
Soal Ibuku ataupun keluarga yang lain tau tentang aku yang seorang gay. Itu karena suatu kecelakaan saat aku terpergok sedang menyewa seorang pria untuk bercinta denganku dan semenjak saat itulah hari-hari ku berubah dan penuh akan kepedihan. Sifat dan sikap keluarga ku berubah, memperlakukan ku tidak adil dan mengekang ku agar selalu berada dalam pengawasan mereka.
Aku tidak masalah dengan semua itu, karena aku sendiri sadar kalau aku salah. Dan selalu menuruti apapun yang mereka katakan. Tapi untuk kali ini, aku ingin sekali menolaknya karena permintaannya terlalu beresiko dan pastinya akan berujung buruk.
"Aku nggak bisa, Bu." ucapku yang kembali mencoba menolak permintaannya. Namun setelah aku mengucapkannya, pintu kamarku kembali terbuka dan menampilkan sosok Ayahku dengan wajahnya yang menahan amarah karena memang dari semalam seluruh orang dirumah panik akibat hilangnya Ayunda yang kabur dari rumah.
"Tidak ada penolakan! Pernikahan akan terus berlanjut. Dan kau adalah penggantinya Wildan. Keluarga Fahri dan Fahri sendiri sudah menyetujuinya. Kau akan menikahinya dua hari lagi. Mau ataupun tidak mau. Persiapkan dirimu, dan jangan sampai kau melarikan diri seperti Kakakmu yang tidak berguna itu." ujar beliau yang ucapannya sama sekali tidak memerlukan tanggapan karena semua ucapannya sudah telak dan tidak bisa di ganggu gugat.
Ibu terlihat puas mendengarnya. Ia melebarkan senyumnya sebelum akhirnya beliau berbalik dan berjalan mendekat ke arah Ayah untuk memeluknya sebentar karena setelah itu Ibu kembali berkata untuk memperingati ku.
"Besok kamu akan pergi bersama Fahri untuk mengukur pakaian kalian. Buatlah Fahri nyaman, jangan buat dirinya kecewa. Atau kamu akan menyesalinya." ucapnya lalu mengikuti Ayah keluar dari kamarku. Sementara aku yang ditinggal sendirian segera saja tumbang ke atas kasurku menahan tangisku sebisa mungkin akan tidak keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/206665215-288-k89157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Marriage [TAMAT]
General FictionDia membenciku. Dan aku tau itu. Karena bagaimanapun, kehadiran ku dalam kehidupannya, menghancurkan seluruh harapannya yang menginginkan seorang istri yang sesungguhnya. Bukan seperti aku, yang seorang pria dan terpaksa menikah dengannya karena tun...