02

8.7K 1.1K 69
                                    

Aku terbangun begitu merasakan hawa dingin yang menyentuh kulitku yang rasanya menusuk dan membuat seluruh otot-otot ku terasa pegal.

Ah benar, aku lupa. Bukan hawa dingin yang menyebabkan ku merasakan pegal pada seluruh tubuhku. Melainkan karena aku yang terus meringkuk semalaman karena aku harus menyesuaikan tubuhku yang tidur di atas sofa yang berukuran sedang.

Apartemen yang dipersiapkan oleh kedua orang tua ku maupun Fahri hanya memiliki satu kamar tidur, sedangkan satu ruangan lainnya hanyalah gudang yang tidak bisa ku gunakan untuk tidur. Aku tidak mungkin tidur satu kamar dengan Fahri yang sudah jelas tidak menyukai ku. Bahkan saat pertama kali aku menginjakkan kaki ke apartemen ini dirinya sudah memperingati ku dan langsung mengunci pintu kamar, meninggalkan aku sendirian di ruang tengah dengan koper yang berisi pakaian milikku.

Aku tidak masalah. Aku tidak akan protes apalagi membantah ucapannya, lagi pula aku bisa tidur di sofa walaupun baru kali ini aku tidur disana. Yang penting saat ini Fahri tidak merasa terganggu ataupun mengeluarkan kata-kata dan perlakuan kasarnya padaku. Ya, selama itu tidak terjadi, aku tidak mempersalahkan merasakan pegal-pegal setiap harinya.

Bunyi alarm yang berdering dari ponselku membuatku teralihkan dan segera meraih ponsel itu untuk mematikan bunyi alarm yang kini sudah menunjukkan pukul 4 pagi.

Benar. Sekarang statusku sudah menikah dan aku pengganti Ayunda yang seharusnya berada disini. Aku berperan sebagai wanita dalam pernikahan yang menguntungkan kedua perusahaan ini. Jadi aku harus lebih rajin dan menyiapkan apapun yang biasa seorang istri lakukan kepada suaminya. Termasuk bangun pagi untuk menyiapkan segala keperluan Fahri yang aku sendiri tidak tau apa yang harus ku persiapkan untuknya.

Namun saat perkataan Ayah masuk ke dalam ingatanku yang mengatakan kalau aku harus jadi lebih rajin seperti yang Ibuku lakukan setiap harinya untuk melayani Ayah. Mengingatnya aku pun segera bangkit dari dudukku setelah sebelumnya meregangkan otot-otot tubuhku lalu memperhatikan kesekitar ku yang saat ini sangat terlihat cukup berantakan. Entahlah, padahal seingat ku sebelum aku terlelap tidak ada sampah bungkus mi instan dan beberapa kaleng soda bekas. Apa Fahri yang melakukannya? Kenapa aku tidak mendengar apapun?

Tidak mau terlalu banyak berfikir dan membuang waktu. Aku pun segera memunguti sampah-sampah itu dan mengumpulkannya menjadi satu untuk ku buang ke tempat yang seharusnya. Setelah selesai, aku pun memutuskan untuk mulai bersih-bersih di apartemen yang tidak terlalu luas ini yang ku awali dengan menyapu, mengepel lantai, dan ku akhiri dengan pergi ke dapur berniat ingin memasak sarapan untukku maupun Fahri. Syukurlah aku memiliki keahlian memasak, jadi aku tidak kesulitan sama sekali selama menyiapkan sarapan.

Aku tidak yakin makanan apa yang Fahri sukai. Aku bahkan tidak yakin kalau Fahri akan memakannya. Tapi apapun itu aku sudah berusaha menjalani peranku untuk menyiapkan sarapannya. Dan kini aku meletakkan semua sarapan yang telah ku buat di atas meja makan beserta satu gelas kopi, susu, dan juga teh. Aku membuat ketiga minuman itu agar Fahri bisa memilih yang mana dia sukai. Karena aku tidak tau apapun tentangnya.

Setelah ku rasa semua yang harus kulakukan sudah selesai. Aku pun memutuskan untuk membersihkan diriku saat melihat jam yang sudah hampir menunjukkan pukul 7. Aku memang tidak memiliki pekerjaan apapun. Aku seorang pengangguran dan selalu berada dirumah, itupun karena kedua orang tua ku melarang ku untuk keluar dari rumah dengan alasan kalau aku akan mempermalukan mereka setelah mereka tau kalau aku menyimpang.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mandi. Karena beberapa menit kemudian aku segera keluar dari kamar mandi dengan tubuhku yang terasa segar dengan hati ku yang lebih ringan dari hari kemarin saat pernikahan yang penuh tekanan. Aku tersenyum kecil menertawai diriku sendiri yang seperti robot yang diciptakan untuk mengikuti apapun perintah Ayah dan Ibuku. Aku merasa seperti pecundang yang tidak bisa melakukan apapun selain mengatakan iya dan menunduk pada orang yang lebih berkuasa.

Wrong Marriage [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang