01

9.8K 1.2K 82
                                    

"Kau harus berperilaku layaknya seorang istri. Kau harus melayani apapun yang Fahri inginkan. Membuatkannya makanan, menyiapkan segala kebutuhannya, seperti yang Ibumu lakukan. Jika aku mendengar keluhan sedikit saja darinya, kau pasti tau apa yang akan aku lakukan." peringat Ayah saat mengantar ku untuk berjalan menuju altar yang saat ini sudah ada sosok Fahri yang berdiri disana bersama sang pendeta.

Aku yang mendengar itu hanya diam dengan jantungku yang berdebar kencang dan bergetar akibat rasa takut yang aku rasakan. Apalagi para tamu undangan yang hadir menatapku dengan pandangan yang berbeda-beda dan dari sini aku bisa mendengar beberapa dari mereka yang berbisik mengapa seorang pria yang menjadi pasangan Fahri dan itu sangat menyiksaku. Rasanya aku ingin sekali berbalik dan pergi jauh dari sini. Tapi aku tidak bisa melakukannya, karena bagaimanapun ini sudah takdir yang tidak bisa membantah apa yang kedua orang tuaku inginkan, apalagi ancaman yang diberikannya adalah nyawa orang lain.

Aku yang tadinya menunduk kini berusaha mendongak menatap lurus ke depan untuk melihat Fahri yang sama sekali tidak tertarik padaku yang menatap ke arah lain dengan pelipisnya yang bergerak-gerak yang menandakan kalau saat ini ia sedang menahan amarahnya.

"Pergilah." ucap Ayah melepaskan tanganku yang melingkar di lengannya. Beliau mendorongku perlahan agar aku naik ke atas altar dan berdiri berhadapan dengan Fahri yang saat ini terlihat menawan dengan setelan jas pernikahan yang ia kenakan.

Tatanan rambut dan juga raut wajah membuatku terdiam beberapa saat memandangi wajahnya, mengagumi betapa menawannya sosok Fahri saat ini. Namun tatapannya yang tajam menusuk membuatku sadar dan langsung berkedip untuk mengalihkan pandanganku ke arah yang lain.

"Baiklah. Dua mempelai sudah berada di atas altar. Sekarang kita mulai janji suci pernikahan untuk kedua pasangan yang sebentar lagi akan menjadi pasangan seumur hidup mereka." ucap Pendeta itu.

"Untuk kedua mempelai, silahkan saling berpegangan tangan dan ucapkan janji suci yang dimulai dari sang mempelai pria." ucap Pendeta itu yang membuatku bingung harus melakukan apa karena Fahri hanya diam sambil memandangi dengan mata yang dingin dan menusuk. Melihatnya membuatku bertambah takut dan bergemetar.

"Kedua mempelai?" tanya Pendeta yang ada di tengah-tengah kami. Aku mau pun Fahri yang mendengar itu segera saja mengulurkan kedua tangan kami masing-masing yang langsung disambut oleh Fahri yang mengambil tanganku dan menggenggamnya erat bahkan sangat erat sehingga terasa sakit merasakan genggamannya yang sangat kuat.

Aku meringis tanpa suara dan menahannya sebisa mungkin karena saat ini Fahri sedang mengucapkan beberapa kata pernikahan yang sering ku dengar di beberapa film.

"Saya berjanji, akan menerima engkau sebagai istriku yang sah dan satu-satunya dari sekarang ini dan seterusnya, baik pada waktu senang atau susah, baik pada waktu kaya atau miskin, pada waktu sehat ataupun sakit. Saya berjanji, akan mencintai, mengasihi dan selalu hidup bersama-sama dengan rukun dan damai dan hanya maut yang dapat menceraikan kita." ucapnya yang terdengar sangat dipaksakan dengan tangannya yang semakin kuat meremas tanganku yang ada dalam genggamnya.

"Baik, sekarang untuk mempelai wanita...maaf, maksud saya yang berperan sebagai wanita. Silahkan ucapkan janji pernikahannya." ucap Pendeta itu. Aku yang mendengarnya segera menarik napas dalam untuk menahan rasa sakit yang ku rasakan sambil mengucapkan janji pernikahan yang sudah ku hafalkan semalaman.

"Saya berjanji, akan menerima engkau sebagai suamiku yang sah dan satu-satunya, dari sekarang ini dan seterusnya, baik pada waktu senang atau susah, pada waktu kaya atau miskin, pada waktu sehat ataupun sakit. Saya berjanji, akan mencintai dan selalu hidup bersama-sama dengan rukun dan damai dan hanya maut yang dapat menceraikan kita." ucapku yang ku akhiri dengan ringisan kecil merasa tidak tahan dengan kekuatan genggaman Fahri yang bertambah kuat.

Wrong Marriage [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang