06

8.2K 1K 143
                                    

Aku membuka mataku begitu merasakan tubuhku yang menggigil dan juga suhu tubuhku yang terasa panas. Aku pernah mengalaminya, dan itu sudah dipastikan kalau aku terkena demam.

Dengan tubuhku yang terasa lemas, aku berusaha membalikkan posisi tubuhku menjadi telentang setelah sebelumnya tengkurap dengan posisi yang sama persis seperti yang Fahri lakukan kemarin.

Aku ingat betul setiap detail yang dia lakukan terhadapku, memasukan benda miliknya ke bawahku yang membuatku tidak sadarkan diri hingga akhirnya aku terkena demam seperti ini.

Aku melampiaskan semua yang kurasakan dengan tangisan ku. Tapi aku tidak bisa melakukannya, air mata ku enggan keluar karena lelah. Tubuhku yang lemas membuatku sulit untuk merasakan sedih akibat menggigil yang kurasakan. Jadi aku memilih menyelimuti seluruh tubuhku dengan selimut dan mulai menutup mataku mencoba beristirahat walaupun saat ini bisa dengan jelas ku rasakan sinar matahari yang masuk dari celah-celah jendela kamar.

Hanya dalam dalam beberapa menit saja aku memejamkan mata. Karena menit berikutnya suara pintu yang terbuka dengan kasar membuatku perlahan membuka mata walau aku tau kalau itu adalah perbuatan Fahri yang saat ini berjalan mendekat ke arahku.

Aku yang berharap agar dia mengabaikan ku hari ini saja, harus menelan bulat-bulat harapan itu karena Fahri dengan cepat menyibak selimut yang ku gunakan sehingga kini tubuhku kembali terlihat dengan bagian bawahku yang tidak tertutupi apapun.

"Bangun. Ayah dan Ibu ku akan berkunjung untuk melihatmu." ucapnya datar. Aku hanya menatapnya dengan napas ku yang terasa hangat ku keluarkan.

"Bersikaplah yang benar. Jangan mengadu apapun pada mereka. Jika kau melakukannya, aku akan pastikan kalau kau mendapatkan hal yang lebih dari apa yang ku lakukan kemarin." ujarnya sebelum akhirnya berbalik untuk keluar dari kamar. Aku yang mendengarnya hanya bernapas lega dan kembali menutup mataku karena merasa amat lelah.

Dan sepertinya itu pilihan yang buruk. Karena entah sudah berapa lama aku menutup mata, kini bisa kurasakan air yang mengenai sebagian tubuhku yang terasa sangat dingin dan membuatku langsung terjaga dengan posisi duduk mencari tau apa yang terjadi.

"Aku menyuruhmu untuk bersiap, sialan! Bukan bermalas-malasan!" ucapnya dengan nada yang cukup tinggi. Setelah itu dia melemparkan gayung yang ada di tangannya ke sembarang arah.

"Tidak bisa ku percaya, kedua orang tuaku memiliki minat pada orang yang tidak berguna sepertimu." tambahnya yang kemudian pergi meninggalkan ku sendirian yang saat ini kedinginan dengan tubuhku yang menggigil.

Tidak mau mengalami hal yang sama. Aku pun mulai beranjak dari atas kasur dan mulai berjalan ke arah pintu yang ku yakini kalau di sana adalah tempat kamar mandi berada. Dan benar saja, saat aku masuk ke dalamnya aku sedikit terkagum melihat betapa luas dan mewahnya kamar mandi yang ku masuki ini. Aku tidak pandai dalam mendeskripsikan apa yang kulihat dengan kata-kata, tapi yang jelas aku kagum melihat semua yang ada di dalam ruangan ini, terlihat sangat lengkap dan terawat.

Ya awalnya aku teralihkan dengan tatanan kamar mandi itu. Sebelum akhirnya aku kembali merasakan lemas dan sadar kalau saat ini aku tidak enak badan. Apalagi saat mata ku menatap cermin besar yang jaraknya tidak jauh dari ku, membuatku mendekat untuk melihat lebih jelas tubuh yang terpantul disana. Namun saat aku hendak melakukannya aku merasakan perih yang luar biasa di bagian bawahku saat aku melangkah mendekati cermin itu.

Aku tidak tau apa yang terjadi. Tapi saat menyentuh bagian itu, aku merasakan cairan yang cukup lengket yang ternyata campuran antara sperma dan darah yang menjadi satu. Aku yang melihat itu merasa jijik sekaligus ngeri. Bokongku terasa perih dan kini bisa ku lihat kulit bokongku yang memerah dan sedikit kebiruan akibat pukulan yang Fahri berikan kemarin. Rasanya mengenyut yang terasa menusuk bokong ku perlahan-lahan. Walau aku masih bisa menahannya, tapi hatiku tidak.

Wrong Marriage [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang