Pasar Inpres Larantuka merupakan salah satu tempat menjadi pusat perbelanjaan masyarakat kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur yang berasal dari berbagai daerah dari desa maupun kota. Ada juga yang berasal dari luar provinsi NTT, misalnya dari pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi dan lain sebagainya. Kedatangan mereka merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat setempat karena kebanyakan dari mereka membuka usaha dalam pelbagai bidang seperti restoran, butik pakaian, aksesoris dan lain sebagainya. Tentunya mereka akan memerlukan pekerja. Hal ini memberi peluang kepada masyarakat tempatan untuk belajar, bekerja sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sana.
Ada diantara mereka yang memilih menetap, bahkan ada yang bertemu jodoh dengan gadis-gadis ataupun pemuda-pemuda di sana. Jangan pikir gadis-gadis dan pemuda-pemuda NTT tidak ada yang
dan tampan. Huh banyak tahu.Biarpun rambut keriting, biarpun kulit hitam, hmm kebanyakan orang NTT warna kulitnya coklat gelap, tetapi manis senyummu, manis wajahmu tak jenuh dipandang.
🎵🎶 Hitam manis, hitam manis oh
hitam manis pandang tak jenuh
paras wajahmu, pandang tak
jenuh paras wajahmu 🎶🎵Waawww, ha-ha-ha.
Kedatangan mereka bukan saja membawa kebaikan tetapi ada juga keburukannya. Tetapi semua itu tergantung kepada masing-masing individu itu sendiri untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dikalangan manusia yang berpusu-pusu, berdesak-desakan dan berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf hidup masing-masing, ada seorang gadis manis yang duduk di atas bangku panjang yang terbuat dari pasir dan semen, yang disediakan oleh pihak pemerintah bagi kemudahan para pengunjung Pasar Inpres Larantuka, setelah lelah berkeliling membeli barang kebutuhan harian ataupun bagi penjaja dari kampung setelah habis menjual hasil kebun mereka dibawah terik sang surya untuk beristirahat.
Mariana menatap lesu betisnya yang terluka hasil gigitan anjing hitam tadi. Sesekali dia meringis kesakitan saat ia membalut kakinya menggunakan sehelai kain dari celana miliknya yang sengaja dirobek. ' Saya harus segera ke klinik untuk mendapatkan vaksin, takut kalau anjing itu berpenyakit ' bisik hatinya.
Ini merupakan kali kedua dia digigit anjing. Pertama kali dia digigit anjing rabies yang hampir meragut nyawanya saat dia berusia sepuluh tahun. Itulah sebabnya dia sering kali ketakutan apabila bertemu dengan bintang tersebut.
' Bagaimana keadaannya ya? Apakah dia baik-baik saja?' bisik Mariana.
" Bau apa ini, busuk sekali," bisik seorang tanta kepada kawan sebelahnya sambil mengendus-endus mencari penyebab udara disekitar mereka tercemar. Ini orang hidung anjing juga rupanya. Mariana tersadar dari lamunannya. Aish, malunya. Segera dia mengangkat tubuhnya meninggalkan tempat tersebut.
" Itu Mariana," kata mereka pada sesama sendiri, mungkin pelanggannya atau orang-orang dari kampung halamannya.
" Anak itu, pasti dia mandi di dalam kolam ikan," ha-ha-ha yang lain turut mengusik.
Diantara mereka ada yang menutup hidung saat Mariana melewati mereka. Mariana hanya mampu memekakkan saja telinga, kali ini hatinya hanya ingin segera ke klinik. Mariana juga masih teringat akan lelaki yang telah menolongnya. Mencium bau badannya membuat dia jijik sendiri, hueekk.
' Lelaki itu pasti marah besar ' batinnya.***
" Ana! Kau pakai parfum apa,Ana? Harumnya," ucap Toni sang tukang ojek saat Mariana menghampirinya.
Mariana hanya tersengih menayangkan barisan giginya yang putih dan tersusun rapi." Parfum alami kak Toni, campuran dari berbagai sumber daya yang langka." Mariana juga tak kalah mengusik. " Mau tahu?" Lanjutnya lagi.
" Hmm, apa tu?" Sambil menutup hidung pakai tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr.Virgin
RomanceMenunggu sesuatu yang tidak pasti membuat Mariana Koten mulai jenuh. Bertunangan dengan lelaki yang tak pernah ia lihat batang hidungnya bahkan tak tahu namanya menjadikan ia semakin merana, merasa diri terikat dan tergantung pada tali yang tak bers...