Jingga

19 5 0
                                    

⛩️

🏞

⛩️

Matahari terbit.
"Yang Mulia Putra Mahkota tidak ditemukan disekitar paviliun..." kata seorang dayang.

"Aduuh... Bagaimana ini?!" kasim Yoon panik. Dia lebih baik tidak tidur tadi malam daripada dibuat pusing pagi hari.

"Sejun. Sejun pasti bisa menemukan Yang Mulia."

Sejun berdiri mondar-mandir di depan rumah tahanan rakyat. Jaraknya tidak jauh dari istana. Dia sedang menunggu salah satu tahanan yang akan dibebaskan hari ini.

"Sejunaaa... Sejunaa cepat kemari!" kasim Yoon jalan tergopoh-gopoh mendekati Sejun.

"Kasim Yoon apa yang terjadi?"

"Yang Mulia hilang lagi."

"Sejak kapan dia menghilang?" tanya Sejun.

"Entahlah. Tadi pagi sudah tak ada di kamarnya. Temukan dia."

"Baik." Sejun melihat ke arah pintu tahanan sebentar lalu bergegas mencari Chan.

Sejun menebak kalau saat ini Chan bersama Seungwoo. Maka pergilah Sejun ke ruang perawatan prajurit. Belum sampai di ruang itu dia melihat segerombolan prajurit keluar dari sana.

Dia melihat Seungwoo dengan tangan terikat. Sejun sigap menghampiri mereka.

"Berhenti. Dimana dia?!"

"Siapa yang kau maksud?!" Seungwoo mendengus.

"Yang- Chan. Dimana dia?" desis Sejun menarik kasar baju Seungwoo.

"Manaku tahu. Kau tak pantas mencurigaiku."

Lalu gerombolan itu pergi meninggalkan Sejun. Sejun berpikir sejenak di koridor ruang rawat.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Seungsik.

"Yang Mulia hilang."

"Dia sejak subuh berlatih di area belakang istana."

"Apa? Dengan siapa?"

"Sendirian. Tak biasanya seperti ini."

Sejun tak melanjutkan percakapannya dengan Seungsik. Dia langsung menyusul Chan.
Sesampainya di area latihan dia menemukan Chan telah menghabiskan banyak tongkat  yang ia pukulkan pada balok kayu. Chan menyadari kehadiran Sejun.

"Yang Mulia." Sejun memberi hormat.

"Serang aku Sejun," ucap Chan.

"Apa??"

"Serang aku!"

"Tapi-"

Sebelum Sejun menolak, Chan menyerangnya dengan tongkat kayu. Sejun menangkisnya. Siap bertarung.

Chan membabi buta menyerang Sejun. Sejun lebih banyak menghindar, dia khawatir jika menyerang akan melukai Chan. Chan tersengal karena pertarungan yang intens.

"Yang Mulia cukup! Berhenti!" pinta Sejun. Tapi Chan tak mengindahkan. Sekali pukulan Sejun mengenai tangan lalu kaki Chan. Chan limbung, jatuh di rerumputan.

"Ampuni saya." Sejun berlutut.

Chan bangkit lalu melempar tongkat kayunya. Setelah itu pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Sejun tahu Chan masih marah padanya, namun tak banyak yang bisa Sejun lakukan. Semua karena perintah kerajaan.

⛩️

⛩️

⛩️

Di rumah tahanan.

Horang membuka mata saat seorang penjaga mengutak-atik gembok.
"Hei bangun!" katanya.

The Mirror TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang