🏞
🏯
⛰️
"Jawab jujur. Kau jatuh dimana?!" bentak Subin pada saudara kembarnya.
"Aku manjat pohon di hutan."
"Semalaman menghilang, pulang-pulang pakai baju orang asing. Ketemu siapa?!"
"Subin kau jangan cerewet!"
"Tindakanmu berbahaya! Aku akan minta ayah mengurungmu." Subin keluar dari kamar Horang.
"Yaak! Subin! Awas kau!" Horang menyusul Subin dengan langkah tertatih.
Dua bersaudara ini selalu bertengkar. Subin over protectif pada Horang karena sering berbuat ceroboh. Subin juga setipe dengan ayahnya. Sangat menjaga.
Subin benar-benar mengadukan Horang. Hasilnya Horang tidak diijinkan keluar lingkungan klan selama sebulan. Ikut Seungwoo berburu pun tak boleh. Hanya berkuda bersama Hanse juga tidak diijinkan. Untuk itu Horang menjadi sangat kesal pada Subin.
⛩️
🏯
Seminggu berlalu, istana aman tidak ada penyusup lagi. Meski begitu Sejun tetap siaga disekitar Chan.
Dirasa aman Chan berencana keluar dari istana pada malam hari untuk sekedar menikmati malam. Kalau sempat mampir ke rumah gisaeng.
Sejun saat itu sedang istirahat di rumahnya. Walau begitu, pedang panjang tak pernah jauh dari tangan. Sikap waspada Sejun sudah terlatih sejak kecil.
Byungchan menunggu Chan di depan pintu istana. Tak lama Chan keluar dengan setelan pakaian pria rakyat biasa.
"Ayo. Mau kemana kita?" sambut Byungchan.
"Bukit Paran."
"Ngapain? Mau doa? Kau mau minta jodoh?"
Di Bukit Paran tempat keluarga kerajaan berdoa. Ada sebuah kuil yang tersembunyi di sana. Leluhur Chan juga ada dimakamkan di tempat itu. Nenek yang sangat ia sayangi sudah lama tak ia kunjungi. Yang Mulia Raja atau ayahnya sendiri melarangnya karena dulu sang nenek pernah berkhianat pada kerajaan padahal itu tidak benar.
Kuil itu sudah bertahun-tahun tak dikunjungi. Chan yang selalu datang kesana. Sendiri, kadang bersama Sejun. Karena Byungchan semangat sekali Chan mengajaknya.
"Aku bebas memanggilmu Chan Chan Chan tanpa takut ditimpuk kasim Yoon."
"Selama kau senang lakukan."
Sudah lewat purnama tapi cahaya bulan cukup menerangi jalan. Byungchan tetap membawa lentera, karena dia takut gelap. Chan membawa beberapa lilin untuk dinyalakan di kuil.
"Katakan disana ada air untuk minum...hh..hh.." Byungchan melangkah berat menaiki bukit.
"Ada. Tapi rebus dulu."
"Kita sudah sampai."Chan berhenti di depan sebuah kuil yang lumayan luas. Sepi, tak ada seorang pun.
"Ayo masuk..."
Byungchan mengikuti Chan. Suara derit pintu memecah keheningan malam. Chan mulai mengeluarkan lilin yang dia bawa.
"Kau bisa pasang di sudut-sudut supaya lebih terang," pinta Chan.
"Baik." Byungchan menaruh lilin di tempat-tempatnya.
Chan menyalakan lilin-lilin sisa. Terang lilin menghidupkan kembali kuil di atas bukit Paran. Chan duduk menghadap leluhurnya. Memejamkan mata.
Byungchan menaruh lilih terakhir di dekat pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/254617166-288-k568091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mirror Tales
FanfictionSebuah kerajaan hampir runtuh karena pewaris tak sanggup memimpin. Tak ada prinsip dalam hidupnya untuk memerintah dan menguasai, yang dia tahu hanya kebaikan dibalas kebaikan. Seungwoo sahabat sehidup. Byungchan sahabat semati. Seungsik harus tetap...