⛩️
🏯
⛩️
Hakim membacakan kesalahan Horang dengan jelas. Horang sempat mengelak tapi dia ditendang lagi hingga tersungkur.
Horang menangis, dadanya bergemuruh.
"Yuri dari pulau seberang dijatuhi hukuman kurungan selama tiga hari tanpa makan dan minum!" seru hakim.
Horang lega walau akhirnya dia dimasukkan kembali ke dalam penjara setidaknya dia masih bernyawa. Dia takut tidak bisa bertemu Seungwoo.
"Ughh..." Horang jatuh tersungkur ke dalam penjara. Dia dikurung sendiri.
⛩️
🏯
⛩️
Chan terbangun dari tidurnya. Dia terkejut sudah di dalam kamar, ada seorang tabib sedang memegang pergelangan tangannya.
"Yang Mulia sudah sadar..." kata tabib itu bergerak mundur karena Chan bangkit.
"Ahh..." keluh Chan masih agak linglung mengumpulkan ingatan terakhirnya. "Seungwoo... Dimana Seungwoo?"
"Yang Mulia tidak diijinkan menemui Seungwoo," kata tabib itu sambil menunduk.
"Wae?! Aku yang membawanya. Katakan dimana dia?!"
"Semua tabib istana dilarang membicarakan ini. Saya mohon diri." Tabib itu keluar tanpa memberi Chan info apapun.
Chan mengusak rambut. Wajahnya merah padam.
"SEJUN! SEJUN KEMARI!"
Derap halus langkah Sejun mengisi ruangan.
"Saya disini Yang Mulia."
"Katakan dimana mereka memindahkan Seungwoo."
Sejun diam saja, tak mau menjawab. Chan melangkah kehadapan Sejun lalu menarik kerah bajunya.
"Kalian tidak bisa memperlakukanku seperti ini!" desisnya. Sejun masih diam tanpa membalas tatapan Chan.
"Baik... Pergi! Jangan kembali!" Chan mendorong kasar Sejun. Sejun mundur beberapa langkah. Setelah itu pergi meninggalkan Chan yang murka.Malam semakin larut, Chan tak kunjung mengantuk. Dikepalanya penuh rencana untuk menemui Seungwoo. Ia yakin kasim Yoon dan para dayang sudah tidur. Seperti yang telah Byungchan ajarkan, Chan menyelinap tanpa suara.
Dia masuk ke dalam ruang para tabib untuk mengambil seragam tabib serta mencuri dengar tentang dimana keberadaan Seungwoo.
"Paling cepat tiga hari lagi dia harus dipindahkan dari ruang perawatan prajurit ke penjara," kata salah satu perawat yang sedang berjaga malam itu.
Chan segera mengganti bajunya dengan seragam tabib. Dia akan menemui Seungwoo.
Chan mempercepat langkahnya saat menghindari para penjaga yang sedang patroli. Begitu sampai di tikungan Chan bertubrukan dengan seseorang. Chan dan orang itu sama-sama jatuh.
"Haiish!" seorang perempuan dengan gaun tidur merah muda berusaha bangkit.
"Ampuni saya, saya terburu-buru..." Chan menundukan kepala dalam-dalam takut ketahuan.
"Yak! Kau mengganggu perjalananku!" seru perempuan itu.
"Ampuni saya, ada seseorang yang harus segera ditangani."
"Maka perhatikan langkahmu. Hari ini aku mengampunimu. Siapa namamu?"
"Ch- Tabib Lim."
"Tabib Lim segera penuhi kewajibanmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mirror Tales
Fiksi PenggemarSebuah kerajaan hampir runtuh karena pewaris tak sanggup memimpin. Tak ada prinsip dalam hidupnya untuk memerintah dan menguasai, yang dia tahu hanya kebaikan dibalas kebaikan. Seungwoo sahabat sehidup. Byungchan sahabat semati. Seungsik harus tetap...