Membuka Kembali Kisah Lalu

247 32 18
                                    

.
.
.
.
.
Chanyeol berjalan santai di trotoar yang sedikit ramai. Tadi malam siaran televisi mengabarkan bahwa beberapa hari kedepan salju akan turun dan kemungkinan badai juga akan datang.
Letak kota ini yang ada di pegunungan membuat badai bukan hanya angin yang bertiup kencang, melainkan badai yang benar-benar badai, jadi orang-orang mulai berbelanja kebutuhan lebih banyak hari ini. Chris juga mengatakan sekolahnya mungkin akan segera libur.

Kaki jenjang Chanyeol sudah mulai hafal jalanan kota ini hampir seluruhnya, mungkin ia bahkan bisa sampai tujuan walau dengan menutup mata. Teringat jelas bagaimana ia sampai di tempat ini satu bulan lalu, hal pertama yang ada di benak Chanyeol adalah; ini merupakan kota kecil yang sangat indah.

Penginapan milik Sarah tinggal satu belokan saja, ujung atap bangunan itu bahkan sudah bisa ia lihat, namun sebelum meneruskan jalan, Chanyeol sempat berhenti di satu toko roti.

Membeli beberapa roti hangat untuk teman minum teh lemonnya.
Bukankah lucu? Ia yang semula penikmat minuman keras kini beralih pada minuman manis tersebut. Chanyeol tertawa, merasa alur hidupnya sedikit gila.

.
.
.
.
.
.
Kamar yang ditempati Chanyeol berada di lantai dua, tepat di sebelahnya adalah kamar Adam, sementara kamar Sarah dan Chris ada di lantai bawah.

Saat hendak masuk kamar, ia melihat pintu kamar Adam terbuka, tapi bukankah Sarah bilang pria itu sudah berangkat sejak pagi?.

Chanyeol mengetuk pintu, dan benar saja.., dari dalam muncul sosok berambut brunnete yang nampak baru sampai.

"Kukira kau berangkat mencari gambar, Adam"

"Ya, tapi saat sampai di dekat rumah Nyonya Walter, aku diminta kembali. Wanita tua itu mengomel dan tak berhenti memarahiku saat tahu aku akan berangkat ke hutan."

"Sarah juga sangat khawatir, mungkin karena berita TV semalam."

"Kau benar, bro.
Mungkin aku akan berangkat setelah badai saja."

"Itu pilihan yang lebih baik, kau mau roti?
Aku membeli cukup banyak" Chanyeol mengangkat kantong roti di tangan kanannya.

"Thank's Loey, tapi aku sudah dipaksa sarapan di tempat Nyonya Walter tadi." jawab Adam.

Chanyeol tertawa mendengar itu,ia tahu siapa Nyonya Walter karena pernah beberapa kali Chris mengajaknya ke sana untuk mengantarkan makanan dari Sarah.

Nyonya Walter adalah seorang wanita tua berusia hampir tujuh puluh tahun, yang kini merawat suaminya.

Sang suami, Tuan Walter adalah seorang pensiunan anggota militer dan sekarang terkena Alzheimer. Anak mereka ada di Paris, dan sesekali pulang untuk menjenguk orang tuanya, menurut Sarah sebenarnya anak Nyonya dan Tuan Walter ingin mengajak mereka pindah, namun pasangan lansia tersebut menolak karena ingin menghabiskan masa tua di tempat ini saja.

"Kau beruntung, Adam."

"Bisa dibilang demikian."

.
.
Meninggalkan Adam yang harus merapihkan file fotonya, Chanyeol kembali ke kamarnya sendiri.
Kamar ini cukup luas, dengan jendela yang menunjukkan pemandangan Alpen.
Chanyeol meletakkan kantong roti dan juga kantong buahnya di atas meja dekat jendela.

Sarah tahu Chanyeol suka minum teh, jadi wanita itu sengaja meminjami teko listrik jika sang tamu ingin membuat teh sendiri.

.
.
.
Sebuah croissant dan secangkir teh lemon hangat tersaji rapih di meja kecil, sementara si pemilik kini tengah membolak-balikkan sebuah buku tebal yang tadi ia temukan, buku ini cukup berat, apa pemiliknya tak sadar jika buku sebesar ini jatuh? Atau mungkin buku ini sengaja dibuang? Tapi kenapa bukan ada di tempat sampah?

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang